Bendera Islam

Bendera digunakan untuk mewakili Islam.

Bendera Islam adalah bendera yang digunakan oleh penguasa, pasukan, atau kumpulan tertentu untuk menunjukkan identiti Islam.

Ilustrasi sajak maqamah Al-Hariri abad ke-7 oleh Yahya ibn Mahmud al-Wasiti yang menggambarkan panji-panji bertulisan suci.
Bendera putih yang digunakan oleh Taliban
Al-Liwa, bendera berwarna putih dengan kalimah syahada
Ar-Rayah, spanduk perang adalah hitam dengan kalimat syahadat
Bendera Libya lama di bawah kerajaan Gaddafi
Bendera Arab Saudi
Bendera Emiriah Jabal Syammar
Bendera Malaysia, persatuan dengan Islam timbul dari penggunaan bulan dan bintang-bintang, walaupun jalur merah dan putih dan warna biru khas England lebih seperti bendera Amerika Syarikat

Bendera Islam secara tradisional mempunyai warna yang padat. Warna yang sering digunakan adalah hitam, putih, merah dan hijau, dan terkadang tulisan keagamaan seperti syahadah atau takbir. syahadad juga sering digunakan oleh pelaksana jihad sejak tahun 1990-an.

Sejarah sunting

Awal Mula Islam sunting

 
Bendera DAISH

Di zaman nabi Muhammad, awal mula pasukan Muslim dan keretanya hanya menggunakan warna dasar polos (biasanya hitam atau putih) sebagai penanda. Dalam beberapa generasi selanjutnya, pemimpin Muslim tetap menggunakan bendera berwarna polos hitam, putih, hijau tanpa ada tanda, tulisan, atau simbol apa pun. Nabi Muhammad menggunakan warna yang berbeda untuk tujuan Ghazwat (atau rombongan yang dipimpin oleh nabi Muhammad sendiri) dan Saraya ( atau rombongan yang dipimpin oleh para sahabat dan pengikut lainnya). Bendera utama nabi Muhammad, lambang hitam, dikenal sebagai al-'uqab (elang atau rajawali) adalah bendera hitam polos tanpa ada simbol atau pun tanda. Nama dan warna bendera ini berasal dari Quraish, salah satu dari suku arab, yang mana dahulu berwarna hitam dengan gambar elang dan juga dikenal sebagai "Elang".

Abad Pertengahan sunting

Bendera keagamaan dengan tulisan digunakan pada masa abad pertengahan, sebagaimana ditampilkan pada miniatur dari abad ke-13 yang diilustrasikan oleh Yahya Ibnu mahmud al-Wasiti. Dari abad ke-14 ilustrasi dari Sejararah Tartar (History of the Tartars) oleh Hayton of Corycus (1243) menampilkan bangsa Mongol dan Seljuk menggunakan ragam atribut pangkat perang.

Bendera bulan sabit muncul pertama kali di Tunisia pada awal abad ke-14 dalam Buku Pengetahuan dari Penjuru Negeri (Book of Knowlege of All Kingdoms), sebelum Tunisia berada dibawah kekuasaan Ottoman pada 1574. Musium Angkatan Laut Spanyol (Spanish Navy Museum) di Madrid memajang 2 bendera angkatan laut Ottoman bertanggal 1613; keduanya berujung runcing, satu bendera berwarna hijau dengan bulan sabit putih.di bagian tepi, satu bendera lagi berwarna putih dengan dua garis merah di dekat pinggir bendera dan sebuah bulan sabit merah di bagian tepi.

Kekaisaran Ottoman sunting

Era Modern sunting

Bintang dan Bulan Sabit sunting

Daulah Islamiyah sememangnya mempunyai bendera (Al-Liwa’) dan juga panji (Ar-Rayah). Inilah apa yang telah ditunjukkan oleh Muhammad semasa tegaknya Daulah Islamiyah pertama di Madinah al-Munawwarah pada tahun 622M. Dari segi bahasanya, bendera dan panji di dalam bahasa Arab disebut 'alam. Mengikut Kamus al-Muheet, dari akar kata rawiya, ar-rayah adalah al-'alam, yang jama’nya (majmuk) disebut sebagai rayaat. Juga disebutkan dari akar kata lawiya bahawa al-liwa' adalah al-'alam, yang jama’nya disebut sebagai alwiyah. Secara syar’ie, syara’ telah menjelaskan bahawa perkataan-perkataan di atas mempunyai maksud dan ciri-ciri yang tertentu.

Bendera Al Liwa' dan Ar- Rayah sunting

Liwa, (bendera negara) berwarna putih, sedangkan rayah (panji-panji perang) berwarna hitam.

Rayah adalah bendera berukuran lebih kecil, yang diserahkan khalifah atau wakilnya kepada pemimpin perang, serta komandan-komandan pasukan Islam lainnya. Rayah merupakan tanda yang menunjukkan bahwa orang yang membawanya adalah pemimpin perang. [1]

Semasa perang (jihad), bendera ini akan dipegang oleh Amirul Jihad (panglima/ketua) perang. Ia akan dibawa dan menjadi tanda serta diletakkan di lokasi Amirul Jihad tadi. Dalil yang menunjukkan perkara ini adalah perbuatan (af’al) Muhammad sendiri, di mana baginda (sebagai amir), semasa pembukaan kota Makkah telah membawa dan mengibarkan bendera putih bersamanya.

Dari Jabir radliyallahu 'anh, ia berkata: "

كان لواء رسول الله صلى الله عليه وسلم أبيض ، و رايته سوداء

"Liwa' Rasulullah SAW berwarna putih dan Rayahnya berwarna hitam".

Hadits diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, Al-Hakim, Ibnu Majah dan Al-Khatib dalam kitab At-Tarikh.  At-Tirmidzi menilai hadits tersebut hasan gharib. Dalam riwayat lain:

أن النبي صلى الله عليه وسلم دخل مكة يوم الفتح و لواؤه أبيض

"Nabi SAW memasuki kota Makkah saat hari pembebasan dan liwanya berwarna hitam". Hadits diriwayatkan oleh Abu Daud An-Nasaa'i, Ibnu Majah, At-Tirmidzi, Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya, Al-Baihaqi dan Al-Hakim. Al-Hakim menilai hadits tersebut shahih berdasarkan kriteria Muslim.

Riwayat yang menyebutkan warna putih saja dan warna hitam saja sangat banyak. Adapun riwayat yang menyebutkan bertulisan kalimat Syahadah maupun berwarna merah dan lain sebagainya, itu lemah.

 عن يزيد بن بلال ، وكان من أصحاب علي ، رضي الله عنه ، قال : « رأيت راية علي حمراء مكتوب فيها محمد رسول الله صلى الله عليه وسلم ».

Yazid bin Bilal berkata: "Aku melihat bendera (Rayah) Ali berwarna merah tertulis "Muhammadur Rasulullah". (HR. Al-'Aqili dalam Adl-Dlu'afa, sanadnya dlaif jiddan)

Panji Ar Rayah sunting

Hadis riwayat Ibnu Abbas di atas menjelaskan hal ini kepada kita. Semasa jihad, ia dibawa oleh ketua setiap unit (samada Division, Batalion, Detachment ataupun lain-lain unit). Dalilnya adalah Muhammad, semasa menjadi panglima perang di Khaibar, bersabda, "Aku benar-benar akan memberikan panji (rayah) ini kepada orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, serta dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, lalu Rasulullah memberikan panji itu kepada Ali." [HR Bukhari]. Saidina Ali karramallahu wajhah pada masa itu boleh dikatakan bertindak sebagai ketua division ataupun regimen.

Diriwayatkan dari Harits Bin Hassan Al Bakri yang mengatakan, "Kami datang ke Madinah, saat itu dan Muhammad sedang berada di atas mimbar, sementara itu Bilal berdiri dekat dengan beliau dengan pedang di tangannya. Dan di hadapan Rasulullah terdapat banyak rayah (panji) hitam. Lalu aku bertanya: "Ini panji-panjii apa?" Mereka pun menjawab: "(panji-panji) Amru Bin Ash, yang baru tiba dari peperangan."

Dalam riwayat At-Tirmidzi, menggunakan lafaz, "Aku datang ke Madinah, lalu aku masuk ke masjid di mana masjid penuh sesak dengan orang ramai, dan di situ terdapat banyak panji hitam, sementara Bilal -ketika itu- tangannya sedang memegang pedang dekat Muhammad. Lalu aku bertanya: "Ada apa dengan orang-orang itu?" Mereka menjawab: "Beliau (Muhammad) akan mengirim Amru bin Ash ke suatu tempat."

 
Bendera hitam digunakan oleh Al Qaeda

Tanpa Tulisan "Syahadat" sunting


Banyak hadits yang menjelaskan tentang bendera Muhammad, namun kesimpulan dari berbagai riwayat-riwayat tersebut adalah :[2]

1. Liwa' Nabi berwarna putih yang terbuat dari kain kasa' bergambar Rihl (dudukan yang diletakkan diatas pengendara unta).

2. Rayah Nabi berwarna hitam dari wol segi empat bergaris-garis putih, namun didominasi warna hitam.

3. Tidak ada tulisan sama sekali di Liwa' maupun Royah, termasuk tidak ada tulisan "Syahadat" atau "Laa Ilaaha Illallah Muhammadur Rasulullah".

4. Hadits yang menyebutkan ada tulisan itu tidak tsabit dari sisi sanad alias dhaif jiddan (sangat lemah).

5. Nama Rayah Nabi adalah al-Uqqab (sang Rajawali).

Lihat juga sunting

Nota kaki sunting