Sejarah Sri Lanka mula diperkirakan kelompok etnik Sinhala yang pada masa ini merupakan penduduk terbesar dibandingkan dengan kelompok etnik lainnya, bermula dari kedatangan ke pulau Sri Lanka sekitar pada abad ke-5 SM. Mereka berasal dari daratan India bahagian selatan dan kemudian menetap di sekitar persisiran pantai sebelah barat. Untuk menunjang kegiatan ini mereka membangun sarana pengairan, berupa saluran-saluran air dan sarana penunjang lainnya, sehingga akhirnya berjaya menemukan teknik pertanian yang cukup maju. Pada masa itu mereka sudah bisa memperdagangkan hasil pertanian mereka ke daerah-daerah lain, bahkan sampai ke daratan China. Perdagangan ini kemudian ditunjang oleh letak geografi pulau ini yang terletak dalam jalur perdagangan dari barat hingga ke timur.

Suku Tamil yang merupakan kelompok etnik kedua terbesar di negara ini diperkirakan mulai menetap ke wilayah ini antara awal Masihi sehingga abad ke-12. Sekitar abad ke-14 mereka berjaya mendirikan sebuah kerajaan yang terletak di sekitar Jaffna dengan ibu kotanya Nallur. Sebahagian besar diantara mereka menempati wilayah bahagian utara dan di seiktar persisiran pantai sebelah timur, sedangkan kelompok ketiga yang datang ke wilayah ini merupakan suku bangsa Moor. Mereka sebenarnya datang ke wilayah ini untuk berdagang, namun akhirnya kemudian menetap.

Dengan semakin meningkatnya maksud penting daerah ini bagi jalur perdagangan barat - timur, berbagai kelompok etnik terdorong untuk menguasai seluruh wilayah. Kerana itu, sehingga abad ke 15, pulau ini penuh dengan pertentangan, serangan dan persaingan-persaingan antara dinasti. Bahkan setelah abad pertengahan pun pulau ini diwarnai banyak pertentangan antarabangsa untuk memperebutkan pulau ini. Bangsa Eropah yang pertama kali datang ke pulau ini ialah bangsa Portugis, yang datang pada tahun 1505, mereka berhasil menancapkan pengaruhnya di wilayah ini. Sekalipun mereka tidak pernah menakluki seluruh kawasan, kekuasannya berlangsung sehingga tahun 1658, setelah Belanda berjaya menaklukinnya dalam berbagai pertempuran. Kekuasaan Belanda atas wilayah ini berlangsung dari tahun 1658 sampai tahun 1796 ketika Inggeris mulai berkuasa dan mengambil alih kekuasaan Belanda.

Sekitar tahun 1900 mulai tumbuh kesadaran nasionalisme di kalangan penduduk asli. Sembilan belas tahun kemudian mereka membentuk sebuah kongres kebangsaan (Ceylon National Congress). Dalam kongres ini mereka mengajukan sebuah rancangan perlembagaan yang menyatakan antara lain: pentingnya penduduk asli mendapatkan majoriti kerusi dalam badan legislatif. Pada tahun 1931 Ceylon berjaya membentuk suatu perlembagaan baru yang memungkinkannya menjalankan pemerintahan sendiri. Pada tahun 1947 kawasan ini memperoleh kedaulatan penuh dari tangan Inggeris dan ditetapkan sebagai salah satu negara persemakmuran. Pada tahun ini juga mereka mengadakan pilihan raya umum yang pertama untuk menetapkan siapa yang berhak menjalankan pemerintahan. Dalam pemilihan umum pertama ini, Parti Persatuan Nasional (United National Party) mendapat suara terbanyak. Pada 2 Mei 1972, Ceylon berubah menjadi Republik Sri Lanka.