Tegalsari, Garung, Wonosobo

Tegalsari
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenWonosobo
KecamatanGarung
Jumlah penduduk-
Kepadatan-

Geografi sunting

Tegalsari adalah sebuah desa yang terletak di kecamatan Garung, kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia. Desa tersebut merupakan desa yang kebanyakan dari penduduknya adalah ahli dalam Organisasi Islam Nahdlatul Ulama. Desa yang terletak di lereng Pergunungan Dieng ini secara geologinya termasuk dalam wilayah semburan magma. Terdapat dua mata air panas, mata air yang pertama bernama Pengamuman Lor, manakala mata air kedua disebut Pengamuman Kidul. Mata air Pengamuman Lor telah terbentuk secara semulajadi di sebuah kawasan bendang dan sawah. Ia muncul bersebelahan dengan saluran sungai utama yang menuju terus ke desa tegalsari.

Dari sudut agama dan demografi setempat, desa tegalsari merupakan desa yang mempunyai nilai keagamaan (Agama Islam) yang tinggi. Desa yang majoritinya adalah dari kalangan penduduk yang beragama Islam dikatakan memiliki nilai keIslaman yang begitu hampir dengan Walisongo.

Berikut adalah salasilah pendiri / pengasas Desa Tegalsari Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo dengan beberapa desa kerabatnya. Salasilah yang lengkap adalah sebagai berikut:

  1. Kyai Sayyid Ahmad Muhammad Alim Basaiban, ibni
  2. R. Singosuto, Mojotengah Garung Wonosobo, ibni
  3. R. Alim Marsitojoyo, ibni
  4. R. Martogati, Wonokromo Garung Wonosobo, ibni
  5. R. Dalem Agung / RA. Nyai Dalem Agung , Mojotengah Garung Wonosobo, ibni
  6. R.A Nyai / R. Kyai Dilem Bandok Wonokromo Garung Wonosobo, ibni
  7. R.A Nyai Bekel Karangkobar Banjarnegara, ibni
  8. R.A Nyai Segati / Pangeran Bayat, Tegalsari Garung Wonosobo, ibni 

adalah pendiri Desa Tegalsari. Sehingga kini makamnya masih wujud dan dikunjungi oleh banyak masyarakat. Makam Putera Sunan Kudus ini memiliki kepanjangan sekitar 5 meter, lebih panjang jika dibandingkan dengan makam-makam lain yang terdapat di desa tersebut.

  9. Sunan Kudus, ibni
 10. Syarifah ( istri Sunan Ngudung ), ibni
 11. Sunan Ampel, ibni
 12. Maulana Malik Ibrahim, ibni
 13. Syekh Jumadil Kubro, Pondok Dukuh Semarang, ibni
 14. Ahmad Syah Jalal ( Jalaluddin Khan ), ibni
 15. Abdullah ( al - Azhamat ) Khan, ibni
 16. Abdul Malik ( Ahmad Khan ), ibni
 17. Alwi Ammi al - Faqih , ibni
 18. Muhammad Shahib Mirbath, ibni
 19. Ali Khali' Qasam, ibni
 20. Alwi ats - Tsani, ibni
 21. Muhammad Sahibus Saumiah, ibni
 22. Alwi Awwal, ibni
 23. Ubaidullah, ibni
 24. Ahmad al - Muhajir, ibni
 25. Isa ar - Rummi, ibni
 26. Muhammad al - Naqib, ibni
 27. Ali al - Uraidhi, ibni
 28. Ja'far ash - Shadiq, ibni
 29. Muhammad al - Baqir, ibni
 30. Ali Zainal Abidin, ibni
 31. Husein, ibni
 32. Sayyidatina Fatimah, Ra, ibni
 33. Rosulullah Muhammad S. A. W 

Secara umum, mazhab yang menjadi anutan adalah Mazhab Imam Syafie. Nuansa keIslaman dilihat sangat kuat dari sudut budayanya. Rutiniti penduduknya hampir 30% yang diimbangi dengan kegiatan keagamaan.

Pemerintahan sunting

Desa Tegalsari merupakan sebuah desa yang secara administratifnya termasuk dalam wilayah Kecamatan Garung. Desa Tegalsari bersempadan dengan Desa Mlandi di sebelah utara, sebelah barat bersempadan dengan Desa Kebrengan, sebelah selatan pula bersempadan dengan Desa Jawar dan sebelah timur bersempadan dengan Desa Sitiharjo. Secara administrasi, Desa Tegalsari memiliki 5 Dusun yakni: Siwadas, Gintung Sari, Curug, Kandangan, dan Pringapus.

Kependudukan dan ekonomi sunting

Secara ekonomi, majoriti penduduk Desa Tegalsari adalah petani. Desa dengan keluasan lahan sekitar 4 km2 ini merupakan kawasan sawah dan bendang serta ladang yang cukup subur. Sebahagian yang lain berprofesion sebagai pedagang, buruh industri, buruh dagang, sopir, dan perantau. Disamping itu, sebahagian warga Desa Tegalsari juga bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri.

Desa Tegalsari secara umumnya termasuk desa yang boleh dikategorikan bersifat maju di wilayah kecamatan ini mahupun di Kabupaten Wonosobo. Dari aspek pendidikan pula, terdapat kira-kira 30 orang berstatus Sarjana dalam pelbagai bidang pengajian tinggi dan terdapat lebih kurang 50 orang pelajar di desa tersebut.

Pendidikan sunting

Terdapat 3 buah sekolah dasar, dan 1 Sekolah Menengah Pertama. Dua sekolah dasar tersebut antara lain adalah: MI Maárif Tegalsari, MI Maárif Kandangan dan Sekolah Dasar Negeri Tegalsari. Terdapat juga satu sekolah menengah pertama yakni SMP Negeri 2 Garung.

Pengangkutan sunting

Secara umumnya keadaan jalan menuju di wilayah ini cukup baik. Jalan berturap telah dibangunkan pada tahun 2004. Jalan utama merupakan Jalan Arteri yang bercabang terletak di Dusun Penampelan Desa Sendangsari.

Budaya dan Pelancongan sunting

Desa tersebut memiliki potensi pelancongan yang cukup tinggi. Objek pelancongan yang terkenal adalah seperti dua sumber mata air panas, yakni Pengamuman Lor dan Pengamuman Kidul. Objek tersebut amat seiring untuk dijadikan bahan penelitian dan kajian para ahli geologi mengenai sumber mata air panas di kawasan Pergunungan Dieng. Disamping itu, Desa Tegalsari merupakan pintu gerbang, bagi para pelancong yang akan mengunjungi Kawasan Pelancongan Dieng dengan menggunakan laluan trek hutan. Pengunjung juga dapat menikmati keindahan kawasan Pergunungan Dieng dengan kesegaran dan kesejukan udaranya. Objek pelancongan Curug Cikarim setinggi 200 meter sangat sesuai untuk dikembangkan menjadi objek pelancongan berpotensi tinggi.

Para pelancong yang menggemari bahan makanan tradisi juga dapat dijumpai di wilayah ini. Makanan khas seperti "Pipis" adalah makanan kegemaran yang menjadi pilihan utama para pelancng selain menjadi hidangan pesta dalam setiap perayaan adat di desa ini. Untuk dapat menikmati makanan ini, pengunjung bolehlah datang ke desa ini pada Bulan Ogos pada hari Peringatan Mardhi Desa dan Peringatan Hari Kemerdekaaan. Namun pengunjung juga dapat hadir di Bulan Syuro, Penaggalan Jawa, dan saat ketika para warga desa yang aktif membersihkan kawasan pemakanan.

Pengunjung yang setia dengan kegiatan olahraga juga boleh melakukan kegiatan jungle tracking. Kegiatan jungle tracking dapat membolehkan pengunjung memasuki wilayah hutan semulajadi yang masih belum diterokai oleh banyak manusia. Pelancong juga boleh menikmati pemandangan dimana penduduk dan petani daerah pergunungan sedang melakukan aktiviti pertanianya. Jika bernasib baik, pengunjung pasti dapat melihat para petani yang sedang membajak sawah menggunakan kerbau.

Ketua desa sunting

Ketua desa atau ketua kampung yang ada sekarang bernama Miftah, SE, beliau adalah Mahasiswa dari Universiti Negeri Yogyakarta. Beberapa perangkat desa (pembesar desa) dan tokoh desa yang lain adalah KH Toha Abdurahman pensyarah UIN sunan Kalijaga Yogyakarta, KH Masjudi dan lain-lain. Tokoh pemuda yang berjaya mengharumkan nama Desa Tegalsari antara lain adalah: Wahyusin, Pebyulutangkis, Khufi, Kepala Sekolah dan lain-lain.

Organisasi keagamaan desa sunting

  • IPNU
  • Kelab Bola Sepak IRMA
  • Tariqoh Kholidiyah Naqsyabandiyah
  • Majelis Pemuda Desa