Zina (Arab: الزناء) adalah bila dua orang yang bukan suami isteri, melakukan hubungan seks (berjimak) yang dihalalkan khusus untuk pasangan suami isteri.

Logo of zina haram.

Di dalam Islam, pelaku perzinaan dibezakan menjadi dua, iaitu pezina muhshan dan ghayru muhshan. Pezina muhshan adalah pezina yang sudah memiliki pasangan sah. Sedangkan pezina ghayru muhshan adalah pelaku yang belum pernah menikah dan tidak memiliki pasangan sah.

Hukuman bagi penzina sunting

"Lelaki tukang zina tidak (boleh) berkahwin, melainkan dengan perempuan penzina atau musyrik; dan seorang perempuan tukang zina tidak (boleh) berkahwin, melainkan dengan lelaki penzina atau musyrik. Yang demikian itu diharamkan atas orang-orang mukmin." (Al-Quran,Surah an-Nur: 3)

Perempuan yang berzina dan lelaki yang berzina, hendaklah kamu sebat setiap seorang daripada kedua-keduanya seratus kali sebatan dan janganlah kamu di pengaruhi oleh perasaan belas kasihan terhadap kedua-duanya dalam menjalankan hukum Allah, jika benar kamu beriman kepada Allah dan hari akhirat serta hendaklah di saksikan hukuman seksa yang di kenakan itu oleh sekumpulan daripada orang yang beriman. (Terjemahan Al_qur'an, surah An-Nur : Ayat 2)

Dera ini adalah hukuman jasmani, sedang larangan kahwin adalah hukuman moral. Dengan demikian, maka diharamkan mengawasi pelacur sama halnya dengan memurnikan kehormatan warga negara, atau sama dengan menggugurkan kewarga-negaraan orang yang bersangkutan dari hak-haknya yang tertentu menurut istilah sekarang.

Ibnul Qayim setelah menerangkan arti ayat di atas, mengatakan: "Hukum yang telah ditetapkan oleh al-Quran ini sudah selaras dengan fitrah manusia dan sesuai dengan akal yang sehat. Sebab Allah tidak membenarkan hambanya ini sebagai germo untuk mencarikan jodoh seorang pelacur. Fitrah manusia pun akan menganggap jijik. Oleh kerana itu orang-orang apabila mencari kawannya, mereka mengatakan: 'Pantas kamu suami seorang pelacur.' Untuk itulah, maka Allah mengharamkan perkahwinan semacam itu kepada orang Islam."

Dan yang lebih jelas lagi, ialah: bahwa kejahatan seorang perempuan ini dapat merusak tempat tidurnya suami dan keturunan yang justru oleh Allah dijadikan sebagai sarana kesempurnaan kemaslahatan mereka dan dinilai sebagai suatu nikmat. Sedang zina dapat mengakibatkan percampuran air dan meragukan keturunan. Oleh kerana itu termasuk salah satu keistimewaan syariat Islam, ialah mengharamkan kahwin dengan seorang pelacur sehingga dia bertaubat dan mengosongkan rahimnya. Caranya yaitu: paling sedikit haidh satu kali.9

Lagi pula, bahwa seorang pelacur adalah tidak baik. Sedang Allah menjadikan perkahwinan itu sebagai salah satu jalan untuk mewujudkan rasa cinta dan kasih-sayang (mawaddah warahmah). Dan apa yang disebut mawaddah, yaitu kemurnian cinta. Maka bagaimana mungkin orang yang tidak baik dapat dicintai oleh suami yang baik?

Suami dalam bahasa Arab disebut zauj, yang berasal dari kata izdiwaj artinya: isytibah wat tawazun (serupa dan seirama). Jadi suami-isteri atau zaujan (dalam bahasa Arab), berarti dua orang yang serupa dan seirama, tidak bertolak belakangnya antara yang baik dan yang buruk baik ditinjau secara hukum syar'i ataupun secara ukuran biasa, tidak akan dapat menghasilkan keserasian, seirama, kecintaan dan kasih-sayang. Maka tepatlah apa yang dikatakan Allah.

"Perempuan jahat untuk laki-laki yang jahat, dan laki-laki yang jahat untuk perempuan jahat; dan perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik." an-Nur: 26)