Candi Muara Takus

kampung di Indonesia

Koordinat: 0°57′53″N 100°16′5″E / 0.96472°N 100.26806°E / 0.96472; 100.26806 Candi Muara Takus adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Riau, Indonesia. Kompleks candi ini secara tepatnya terletak di desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar atau jaraknya lebih kurang 135 kilometer dari Kota Pekanbaru, Riau. Jarak antara kompleks candi ini dengan pusat desa Muara Takus sekitar adalah 2.5 kilometer dan tidak jauh dari pinggir Sungai Kampar Kanan.

Kompleks candi ini dikelilingi tembok berukuran 74 x 74 meter di luar arealnya terdapat pula tembok tanah berukuran 1.5 x 1.5 kilometer yang mengelilingi kompleks ini sehingga ke pinggir sungai Kampar Kanan. Di dalam kompleks ini terdapat sebuah bangunan Candi Tua, Candi Bungsu dan Mahligai Stupa serta Palangka. Bahan-bahan bagi membangunkan candi terdiri dari batu pasir, batu sungai dan batu bata. Menurut sumber tempatan, batu bata untuk bangunan ini dibuat di desa Pongkai, sebuah desa yang terletak di sebelah hilir kompleks candi. Bekas galian tanah untuk batu bata itu dianggap sebagai tempat yang sangat dihormati penduduk. Kononnya, proses membawa batu bata ke tempat candi itu dilakukan secara bergantingan dari tangan ke tangan. Kisah ini walaupun belum sahih kebenarannya memberikan gambaran bahawa pembangunan candi itu adalah secara usaha sama penduduk setempat.

Selain dari Candi Tua, Candi Bungsu, Mahligai Stupa dan Palangka, di dalam kompleks candi ini terdapat sebuah gundukan yang digunakan sebagai tempat pembakaran tulang manusia. Di luar kompleks ini terdapat pula bangunan-bangunan (bekas) yang diperbuat dari batu bata, yang belum dapat dipastikan bahan bangunannya.

Kompleks Candi Muara Takus adalah satu-satunya peninggalan sejarah yang berbentuk candi di Riau. Candi yang bersifat buddha ini merupakan bukti perkembangan agama Buddha di kawasan ini beberapa kurun yang lalu. Kendatipun begitu, para pakar purbakala belum dapat menentukan secara pasti bila candi ini didirikan. Ada yang mengatakan kurun kesebelas, ada yang mengatakan kurun keempat, kurun ketujuh, kurun kesembilan dan sebagainya. Tapi jelas kompleks candi ini merupakan peninggalan sejarah masa lampau

Daftar pustaka sunting

  • (Indonesia) Balai Arkeologi Medan. 1998. Berkala Arkeologi SANGKHAKALA.
  • (Indonesia) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1996. Hasil Pemugaran dan Temuan Benda Cagar Budaya PSP I. Proyek pembinaan Peninggalan Sejarah dan Kepurbakalaan Pusat. Jakarta
  • (Indonesia) Haryono, Timbul. 1986. Relief dan Patung Singa Pada Candi-Candi Periode Jawa Tengah: Penelitian Atas Fungsi dan Pengertiannya. Laporan Penelitian. Yogyakarta
  • (Inggeris) Kempers, A. J. Bernet. 1959. Ancient Indonesian Art. Cambridge, Massachusetts: Harvard University Press
  • (Indonesia) Siagian, Renville. 2002. CANDI sebagai warisan seni dan budaya Indonesia. Yogyakarta: Yayasan Cempaka Kencana
  • (Indonesia) Soekmono, R. 1974. Candi, Fungsi dan Pengertiannya. Disertasi. Jakarta
  • (Indonesia) Suaka PSP Prov. Sumbar dan Riau. 1995. Buletin Arkeologi AMOGHAPASA. Batusangkar


Lihat juga sunting