Indulgensi (bahasa Inggeris: indulgence, Latin: indulgentia) adalah pemahaman dalam ajaran Gereja Roman Katolik mengenai pengurangan hukuman diakibatkan dosa memudahkan pengampunan si pelaku dosa melalui pihak Gereja yang dipercayai mendapat kebenaran dan kurniaan daripada Tuhan memberikan indulgensi kerana melakukan perbuatan atau doa tertentu, sehingga saat melakukan perbuatan atau doa tersebut , dapat memperoleh kepuasan . Walaupun indulgensi tidak dapat dipergunakan untuk orang lain yang masih hidup, seseorang boleh membantu jiwa-jiwa di api penyucian agar lebih cepat tiba ke syurga dengan mempergunakan indulgensi yang kita terima untuk membantu mereka membayar hutang dosa mereka kepada Tuhan.

Dua akibat dosa adalah kesalahan dan hukuman atau seksaan. Kesalahan dihapuskan jika dosa kita diampunkan, tetapi hukuman untuk dosa yang telah diampuni tetap ada. sebagai contoh , ketika kita memaku dinding, bekas paku pada dinding tidak akan dapat hilang meskipun kita telah mencabutnya, seperti itulah dosa kita manusia. Jika kita mati dalam keadaan berahmat , tetapi masih menyimpan hukuman akibat dosa , kita harus menebus hukuman itu di Api Penyucian . untuk membantu menghilangkan semua hukuman sementara di dunia, Gereja memberikan indulgensi iaitu penghapusan seksa-seksa sementara di depan Allah untuk dosa-dosa yang sudah diampuni. (KGK 1471)

Indulgensi bukanlah izin untuk melakukan dosa sesuka hati (indulge) , melainkan penghapusan sebagian atau seluruh hukuman akibat dosa. Indulgensi tidak mengampuni dosa, dosa diampuni lewat penyesalan mendalam serta sakramen pengakuan dosa, dan seseorang harus dalam keadaan berahmat untuk memperoleh kelonggaran. Barulah ia boleh mendapatkan penghapusan hukuman sementara bagi dosa yang diampuni itu

Persyaratan umum Sunting

Dalam Kanon 996 tertulis syarat-syarat umum yang harus dipenuhi seluruhnya agar seseorang dapat memperoleh indulgensi:[1]

  • Sudah dibaptis
  • Tidak menjalani hukuman pengucilan
  • Dalam keadaan rahmat (tidak dalam keadaan dosa berat), setidaknya pada akhir perbuatan yang ditetapkan
  • Mempunyai niat dan maksud untuk memperoleh indulgensi, kemudian melakukan perbuatan yang telah ditentukan sesuai ketetapan yang berlaku

Suplemen Bahagian Ketiga Summa Theologia (suplemen ini mungkin tidak ditulis oleh St. Thomas Aquinas sendiri) menyebutkan bahawa indulgensi tidak membebaskan seseorang dari kewajiban yang perlu ia lakukan sebagai konsekuensi dari dosanya; ia tetap harus melakukan laku taubat atau penitensi yang diberikan kepadanya agar ia dapat mengalami pemulihan atas luka jiwanya melalui penyilihannya.[2] Seseorang yang telah mencuri wajib sedapat mungkin mengembalikan apa yang dicurinya, seseorang yang telah menyakiti hati orang lain wajib mengusahakan diri meminta maaf kepada orang yang telah disakitinya, dan sebagainya.

Jenis indulgensi yang diberi Sunting

Indulgensi penuh Sunting

Indulgensi penuh [3] atau indulgensi seluruhnya menghapuskan seluruh hukuman ( siksa dosa sementara) yang timbul kerana dosa- dosa. Jika seseorang menerima indulgensi seluruhnya dan tiba-tiba meninggal tidak lama selepas , maka dipercaya orang itu tidak perlu pergi ke api penyucian. Salah satu syarat agar dapat menerima indulgensi seluruhnya ialah tidak lagi mempunyai kelekatan terhadap dosa, menyesali dosa-dosa secara seluruhnya, dan tidak melakukannya lagi. Jika melakukan perbuatan atau doa yang dapat mendatangkan kepuasan sepenuhnya, tetapi masih mempunyai kelekatan terhadap dosa, maka seseorang itu hanya menerima indulgensi sebahagian.

Ada 4 cara biasa untuk mendapatkan indulgensi penuh :

  1. Melawat Sakramen Mahakudus selama 30 minit
  2. Membaca Kitab Suci selama 30 minit untuk tujuan devosi
  3. Melakukan jalan salib
  4. Berdoa ROSARIO bersama. Boleh dilakukan dalam kumpulan, dalam keluarga, atau jika sendiri , dalam gereja dengan bersuara atau setidak-tidaknya berbisik.

Setiap kali kita melakukan salah satu dari keempat hal diatas dengan tujuan mendapatkan kepuasan penuh, kita harus menerima komuni dan berdoa khusus untuk Bapa Suci (satu kali Bapa Kami dan satu kali Salam Maria) . Juga, kita harus mengaku dosa dalam kurun waktu 20 hari, sebelum atau sesudahnya.

Indulgensi separa/sebahagian Sunting

Indulgensi jenis ini menghapuskan sebahagian hukuman (seksa dosa sementara) yang timbul kerana dosa-dosa. Gereja memberikan indulgensi sebahagian atas perbuatan-perbuatan dan doa -doa yang tingkat kepentingannya kurang berbanding dengan yang memperoleh kelonggaran seluruhnya. Pada masa yang silam, indulgensi biasa diukur dengan "hari" atau "tahun" yang sama dengan lamanya waktu yang diperlukan untuk melakukan silih berat (misalnya mendaraskan suatu doa tertentu, akan mendapatkan indulgensi "empat puluh tahun"). Tetapi, hal ini menyebabkan umat hanya sekadar mengira dan menambah jumlah hari-hari dan tahun-tahun kepuasan yang mereka peroleh dan bukannya memusatkan diri pada penyesalan sungguh-sungguh atas dosa. Pada tahun 1969, Gereja menghapuskannya dari perkataan "indulgensi sebahagian". Indulgensi sebahagian tidak lagi diukur dengan jangka waktu yang pasti.

Untuk mendapatkan indulgensi sebahagian, kita harus sudah dibaptis, dalam keadaan berahmat, dan tidak sedang diekskomunikasi . Di samping itu, kita harus mempunyai maksud untik menerima indulgensi sebahagian .

Ada tiga cara biasa untuk mendapatkan indulgensi jenis ini:

  1. Mengucapkan doa singkat di tengah-tengah kesibukan harian kita. doa dapat diucapkan dalam hati atau bersuara ; dapat disusun sendiri atau dilafal dari doa yang ada. berikut beberapa doa yang dianjurkan : tanda salib, doa pagi , doa taubat, doa iman, doa harapan, doa cinta, doa kepada malaikat pelindung, Jiwa Kristus, Pengakuan iman (syahadat), Litani Hati Kudus Yesus, Litani Santa Perawan Maria, Doa Memorare, Doa mohon panggilan, Doa Rosario .
  2. Melakukan Karya karitatif seperti memberi makan orang lapar, membantu orang sakit, memberi pakaian orang yang memerlukan, menghibur yang sedih, atau mengajar seseorang tentang kebenaran iman
  3. Bermatiraga dari hal- hal yang menyenangkan, misalnya tidak makan, mengurangkan jajan / tidak merokok / minuman keras, tidak menonton acara TV kegemaran
  4. Melakukan kunjungan ke Sakramen Mahakudus
  5. Berziarah ke makam dan mendoakan jiwa - jiwa di api penyucian
  6. Mengenakan tasbih , salib, skapulir , atau pingat suci.
  7. Mengajarkan atau mempelajari ajaran Katolik - [[Istimewa: Sumbangan pengguna/118.97.212.188 | 118.97.212.188 ] ] 29 Mei 2012 15.49 ( UTC )

Dalam situasi tertentu Sunting

Semasa Minggu Kerahiman Ilahi (Week of Divine Mercy) Sunting

jmpl|Gambar Kerahiman Ilahi yang asli, dilukis sesuai arahan dari St. Faustina.

Sehubungan dengan devosi Kerahiman Ilahi, Penitensiaria Apostolik pada 29 Jun 2002 mengeluarkan dekret yang menetapkan persyaratan bagi umat agar dapat memperoleh indulgensi saat Minggu Kerahiman Ilahi (hari Ahad selepas Paskah, atau Minggu II Paskah). Sri Paus memberikan indulgensi pada hari Ahad istimewa ini dengan maksud agar semua umat yang layak menerimanya dapat merasakan kelimpahan besar karunia penghiburan Roh Kudus. Dengan demikian, mereka yang memperolehnya dapat bertumbuh cintanya kepada Tuhan dan sesamanya, dan karena mereka telah menerima pengampunan Tuhan, sebagai timbal baliknya (seharusnya) mereka juga terdorong untuk mengampuni orang-orang yang bersalah kepada mereka.[4]

Dengan tetap memperhatikan persyaratan umum maupun persyaratan khusus (untuk indulgensi penuh) yang telah disebutkan di atas, setiap umat berkesempatan untuk memperoleh baik indulgensi penuh maupun indulgensi sebagian jika melakukan salah satu perbuatan yang ditentukan.[4]

Indulgensi sebahagian diberikan kepada umat yang memenuhi syarat, yang setidaknya dengan hati penuh penyesalan kerana dosa-dosanya, berdoa kepada Tuhan Yesus yang berbelas kasih dengan rumusan doa resmi; misalnya: "Yesus, Engkau andalanku", "Yesus, Raja Kerahiman Ilahi, Engkaulah andalanku".[4]

Indulgensi penuh dapat diterima oleh umat yang memenuhi syarat, yang melakukan salah satu perbuatan berikut:[4]

  • Dalam jiwa yang benar-benar bebas dari kecintaan akan dosa apa saja, sekalipun satu dosa ringan, mengambil bagian dalam doa dan devosi yang diselenggarakan demi penghormatan akan Kerahiman Ilahi di dalam gereja atau kapel.
  • Mendaraskan doa Bapa Kami, Syahadat, dan pernyataan iman "Yesus, Raja Kerahiman Ilahi, Engkaulah andalanku" di hadapan Sakramen Maha Kudus (baik saat adorasi ataupun saat tersimpan dalam tabernakel)

Bagi umat yang berhalangan untuk pergi ke gereja (misalnya: mereka yang mengalami sakit serius dan yang merawatnya, pelaut yang sedang menjalankan pekerjaannya di tengah lautan, mereka yang terpaksa mengungsi karena situasi perang atau politik ataupun lainnya) dapat memperoleh indulgensi penuh jika memenuhi semua kondisi berikut:[4]

  1. Sepenuhnya membenci segala dosa (lih. Dosa, Tujuh maha dosa)
  2. Mempunyai niat untuk sesegera mungkin melakukan 3 persyaratan khusus lainnya untuk memperoleh indulgensi penuh (menerima Sakramen Tobat, menyambut Komuni Kudus, berdoa untuk intensi Paus)
  3. Mendaraskan dengan penuh iman doa Bapa Kami, Syahadat, dan seruan kepada Yesus Raja Kerahiman Ilahi (misalnya: "Yesus, Raja Kerahiman Ilahi, Engkau andalanku") di hadapan gambar Kerahiman Ilahi Tuhan Yesus

Seandainya syarat yang ke-3 di atas tidak memungkinkan untuk dipenuhi oleh umat yang berhalangan, indulgensi penuh tetap dapat diperoleh asalkan ia:[4]

  1. Menyatukan dirinya secara rohani dengan mereka yang mempraktikkan semua ketentuan untuk memperoleh indulgensi dengan cara normal
  2. Mempersembahkan doa dan segala penderitaan karena penyakit atau kesulitan hidup yang dialami kepada Tuhan Raja Kerahiman Ilahi

Penyalahgunaan Sunting

Pada abad ke-16, ketika Paus Leo X memulakan projek pembangunan Basilika Santo Petros, pihak Gereja pimpinan memerlukan dana yang besar. Paus Leo X memberikan kuasa kepada pastor Johann Tetzel untuk memberikan indulgensi berupa surat indulgesi kepada mereka yang menyumbang dana untuk pembangunan Basilika. Kuasa inilah yang menjadi pencetus konflik antara Martin Luther dengan Gereja. Luther melihat bahawa amalan ini telah disalahgunakan di mana orang ramai menjadi terpaksa membayar untuk mendapatkan indulgensi. Amalan tersebut memang menyebabkan perpecahan dalam Gereja, lalu mencetuskan suatu mazhab gereja yang baharu iaitu Protestanisme.

Memang benar, dahulu ada banyak penyalahgunaan kuasa , tapi Gereja mengambil tindakan yang keras untuk mengakhirinya . Memang terasa tidak adil menyalahkan seluruh Gereja Katolik kerana perbuatan tanpa persetujuan sidang Imam Gereja-Gereja seperti yang dilakukan oleh sami-sami Johann Tetzel, namun kekeliruan justifikasi yang dilakukan oleh pemegang pihak berkuasa gereja Katolik yakni Paus Leo X inilah yang memunculkan sikap protes, perpecahan dalam tubuh gereja Katolik, serta munculnya gerakan perubahan.

Rujukan Sunting

  1. ^ Ralat petik: Tag <ref> tidak sah; teks bagi rujukan ccliviiviV tidak disediakan
  2. ^ (Inggeris) Thomas Aquinas. "The Summa Theologica III-Sup.Q25.A1 (Indulgences - Supplementum)" (ed. 1920, Second and Revised Edition). New Advent. |edition= has extra text (bantuan)
  3. ^ pembelaan iman katolik 1 . Frank Chacon & Jim Burnham
  4. ^ a b c d e f (Inggeris) Archbishop Luigi De Magistris (2002). "Decree on Indulgences attached to devotions in honour of Divine Mercy". Holy See.

Pautan luar Sunting


Jika anda melihat rencana yang menggunakan templat {{tunas}} ini, gantikanlah ia dengan templat tunas yang lebih spesifik.