Kabupaten Karawang

kabupaten di Indonesia
(Dilencongkan dari Kabupaten Kerawang)
Karawang beralih ke halaman ini. Untuk kota yang bernama sama, lihat Karawang (kota). Untuk kegunaan lain, lihat Karawang (disambiguasi).

Kabupaten Karawang, atau Keregenan Karawang adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Karawang. Kabupaten ini bersempadan dengan Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogor di barat, Laut Jawa di utara, Kabupaten Subang di timur, Kabupaten Purwakarta di tenggara, serta Kabupaten Cianjur di selatan.

Kota Karawang
Daerah tingkat II
Map
Peta
Kabupaten Karawang is located in Bumi
Kabupaten Karawang
Kabupaten Karawang (Bumi)
Koordinat: 6°18′18″S 107°18′01″E / 6.3050853°S 107.3002579°E / -6.3050853; 107.3002579
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
Ibu kotaKarawang
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 30
  • Kelurahan: 309
Kerajaan
 • Bupatidr.Hj.Cellica Nurrachadiana
Keluasan
 • Jumlah1.737,30 km² km2 (Bad rounding hereFormatting error: invalid input when rounding batu persegi)
Penduduk
 • Jumlah2.073.356 (2,007)[1]
 • Kepadatan1.193/km2 (3.09/batu persegi)
Demografi
Zon waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode telepon0267, 0264 (Khusus Wilayah Eks-Kawedanan Cikampek)
Laman sesawangkarawangkab.go.id

Sejarah sunting

Erti Istilah Karawang sunting

Kata karawang muncul pada buku karya Bujangga Manik pada akhir abad ke-15 atau awal abad ke-16. Bujangga Manik telah menulis sebahagiannya sebagai berikut:

leteng karang ti Karawang,
leteng susuh ti Malayu,
pamuat aki puhawang.
Dipinangan pinang tiwi,
pinang tiwi ngubu cai,

Dalam bahasa Sunda, karawang mempunyai erti penuh lubang. Berkemungkinan di Karawang banyak ditemui lubang pada zaman dahulu.

Cornelis de Houtman, orang Belanda pertama yang menjejakkan kakinya di pulau Jawa, pada tahun 1596 wmenuliskan adanya suatu tempat yang bernama Karawang sebagai berikut:

Di tengah jalan antara Pamanukan dan Jayakarta, pada sebuah tanjung terletak Karawang.[2]

Walaupun terdapat suatu sumber sejarah utama iaitu Naskhah Bujangga Manik dan catatan dari Cornelis de Houtman yang menyebutkan kata Karawang, sebagian orang menyebutnya Kerawang adapula yang menyebut Krawang seperti yang ditulis dalam buku miracle sight west java yang diterbitkan oleh Provinsi Jawa Barat. Sedangkan dalam buku Sejarah Karawang yang ditulis oleh R. Tjetjep Soepriadi disebutkan asal muasal kata tersebut, pertama berasal dari kata 'Karawaan' yang mengandung arti bahwa daerah ini banyak terdapat rawa, hal ini dibuktikan dengan banyaknya daerah yang menggunakan kata rawa di depannya seperti, Rawa Gabus, Rawa Monyet, Rawa Merta dan lain-lain. selain itu berasal dari kata Kera dan Uang yang mengandung arti bahwa daerah ini dulunya merupakan habitat binatang sejenis monyet yang kemudian berubah menjadi kota yang menghasilkan uang, serta istilah lain yang berasal dari Belanda seperti Caravan dan lainnya.

Wilayah Karawang sudah sejak lama dihuni manusia. Peninggalan Situs Batujaya dan Situs Cibuaya menunjukkan pemukiman pada awal masa moderen yang mungkin mendahului masa Kerajaan Tarumanagara. Penduduk Karawang semula beragama Hindu dan wilayah ini berada di bawah kekuasaan Kerajaan Sunda. Setelah Kerajaan Sunda runtuh maka Karawang terbagi dua. Menurut Cerita Sajarah Banten, Sunan Gunungjati membagi Karawang menjadi dua bagian; sebelah timur masuk wilayah Cirebon dan sebelah barat menjadi wilayah Kesultanan Banten.[3] Agama Islam mulai dipeluk masyarakat setempat, pada masa Kerajaan Sunda, setelah seorang patron bernama Syeikh Hasanudin bin Yusuf Idofi, kononnya dari Mekah, yang terkenal dengan sebutan "Syekh Quro", memberikan ajaran; yang kemudian dilanjutkan oleh murid-murid Wali Sanga. Makam Syeikh Quro terletak di Pulobata, Kecamatan Lemahabang, Karawang.

Sebagai suatu daerah berpemerintahan sendiri tampaknya dimulai semenjak Karawang diduduki oleh Kesultanan Mataram, di bawah pimpinan Wiraperbangsa dari Sumedang Larang tahun 1632. Kesuksesannya menempatkannya sebagai wedana pertama dengan gelar Adipati Kertabumi III. Semenjak masa ini, sistem irigasi mulai dikembangkan di Karawang dan perlahan-lahan daerah ini menjadi daerah pusat penghasil beras utama di Pulau Jawa hingga akhir abad ke-20.

Selanjutnya, Karawang menjadi kotamadya dengan walikota pertama Panembahan Singaperbangsa bergelar Kertabumi IV yang dilantik 14 September [[1633}}. Tanggal ini menjadi hari jadi Kabupaten Karawang. Selanjutnya, bupatinya berturut-turut adalah R. Anom Wirasuta 1677-1721, R. Jayanegara (gelar R.A Panatayuda II) 1721-1731, R. Martanegara (R. Singanagara dengan gelar R. A Panatayuda III) 1731-1752, R. Mohamad Soleh (gelar R. A Panatayuda IV) 1752-1786.[4] Pada rentang ini terjadi peralihan penguasa dari Mataram kepada VOC (Kompeni).

Pada masa menjelang Kemerdekaan Indonesia, Kabupaten Karawang menyimpan banyak catatan sejarah. Rengasdengklok merupakan tempat disembunyikannya Soekarno dan Hatta oleh para pemuda Indonesia untuk secepatnya merumuskan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 16 Agustus 1945.

Kota Karawang juga menjadi inspirasi sastrawan Chairil Anwar menulis karya Antara Karawang-Bekasi karena peristiwa pertempuran di daerah sewaktu pasukan dari Divisi Siliwangi harus meninggalkan Bekasi menuju Karawang yang masih menjadi daerah kekuasaan Republik.

Kecamatan Rengasdengklok adalah daerah pertama milik Republik Indonesia yang telah berani mengibarkan bendera Merah Putih sebelum Proklamasi kemerdekaan Indonesia.[perlu rujukan] Oleh karena itu selain dikenal dengan sebutan Kota Lumbung Padi Karawang juga sering disebut sebagai Kota Pangkal Perjuangan. Di Rengasdengklok didirikan sebuah monumen yang dibangun oleh masyarakat sekitar, kemudian pada masa pemerintahan Megawati didirikan Tugu Kebulatan Tekad untuk mengenang sejarah Republik Indonesia.

Topografi sunting

Sebahagian besar wilayah Kabupaten Karawang terdiri daripada dataran rendah, dan di sebahagian kecil di wilayah selatan merupakan dataran tinggi.

Geologi sunting

Wilayah Kabupaten Karawang sebagian besar tertutup dataran pantai yang luas, yang terhampar di bagian pantai Utara dan merupakan batuan sedimen yang dibentuk oleh bahan–bahan lepas terutama endapan laut dan aluvium vulkanik. Di bagian tengah ditempati oleh perbukitan terutama dibentuk oleh batuan sedimen, sedang di bagian Selatan terletak Gunung Sanggabuana dengan ketinggian ± 1.291 m diatas permukaan laut.

Iklim sunting

Sesuai dengan bentuk morfologinya Kabupaten Karawang terdiri dari dataran rendah yang mempunyai temperatur udara rata-rata 270C dengan tekanan udara rata-rata 0,01 milibar, penyinaran matahari 66 persen dan kelembaban nisbi 80 persen. Curah hujan tahunan berkisar antara 1.100 – 3.200 mm/tahun. Pada bulan Januari sampai April bertiup angin Muson Laut dan sekitar bulan Juni bertiup angin Muson Tenggara. Kecepatan angin antara 30 – 35 km/jam, lamanya tiupan rata-rata 5 – 7 jam.

Hidrografi sunting

Kabupaten Karawang dilalui oleh aliran sungai yang melandai ke arah utara: Ci Be'et yang mengalir dari selatan karawang menuju sungan citarum yang juga menjadi batas antara Kabupaten Karawang dan Bekasi,Ci Tarum, yang merupakan pemisah Kabupaten Karawang dari Kabupaten Bekasi, dan Ci Lamaya, yang merupakan batas wilayah dengan Kabupaten Subang. Selain sungai, terdapat juga tiga buah saluran irigasi yang besar yaitu Saluran Induk Tarum Utara, Saluran Induk Tarum Tengah dan Saluran Induk Tarum Barat yang dimanfaatkan untuk pengairan sawah, tambak, dan pembangkit tenaga listrik.

Taburan Hujan sunting

Curah hujan di suatu tempat dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan orografi dan perputaran/ pertemuan arus udara. Oleh karena itu, jumlah curah hujan sangat beragam menurut bulan. Catatan rata-rata curah hujan di Kabupaten Karawang selama tahun 2005 mencapai 2.534 mm dengan rata-rata curah hujan per bulan sebesar 127 mm, lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata curah hujan pada tahun 2004 yang mencapai 1.677 mm dengan rata-rata curah hujan per bulannya mencapai 104 mm. Pada tahun 2005 rata-rata curah hujan tertinggi terjadi di Kecamatan Tegalwaru yaitu mencapai 318 mm per bulan, dan yang terendah terjadi di Kecamatan Talagasari yaitu hanya 51 mm.

Demografi sunting

Penduduk umumnya adalah suku Sunda yang menggunakan Bahasa Sunda, tetapi di Karawang terdapat beberapa bahasa dan budaya diantaranya budaya dan bahasa Betawi di daerah utara Karawang tepatnya sebagian Kecamatan Batujaya dan Kecamatan Pakisjaya serta bahasa Jawa Cirebonan di jalur Utara Kecamatan Tempuran Kecamatan Cilamaya. Masyarakat pada umumnya memiliki mata pencaharian yang beragam, tetapi banyak yang bekerja sebagai petani

Administratif sunting

Kabupaten Karawang terdiri atas 30 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Karawang Barat.

Potensi sunting

  • Di Kabupaten Karawang berdiri beberapa Kawasan Industri, antara lain Karawang International Industry City KIIC, Kawasan Surya Cipta, kawasan Bukit Indah City atau BIC di jalur Cikampek(Karawang)
  • Di bidang pertanian, Karawang terkenal sebagai lumbung padi Jawa Barat.

Pengangkutan sunting

Ibukota kabupaten Karawang berada di jalur pantura. Kabupaten Karawang dilintasi ruas jalan tol Jakarta-Cikampek(Karawang) serta Cipularang (Cikampek(Karawang)-Purwakarta-Padalarang). Cikampek merupakan kecamatan yang berada di bagian timur Kabupaten Karawang. Di Cikampek terdapat stasiun kereta api yang merupakan pertemuan dua jalur utama dari Bandung dan dari Cirebon menuju Jakarta.

Demografi sunting

Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Tahun/
Jenis Kelamin
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Lelaki - 916.554 935.634 972.174 968.511 985.727 - - -
Wanita - 872.971 927.205 931.337 965.761 985.736 - - -
Jumlah - 1.799.525 1.862.839 1.903.511 1.934.272 1.971.463 - - -
Sumber: [5]
Jumlah penduduk, Rumahtangga dan Rata-rata penduduk per rumahtangga
Tahun/
Perincian
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Penduduk - - - - 1.934.272 1.971.463 - - -
Rumahtangga - - - - 475.251 490.414 - - -
Penduduk/Rumahtangga - - - - 4,07 4,02 - - -
Sumber: [6]

Ibukota kembar sunting

Lihat juga sunting

Rujukan sunting

  1. ^ Penduduk Kabupaten Karawang tahun 2007 menurut BPS Provinsi Jawa Barat
  2. ^ Sumber-sumber Asli Sejarah Jakarta Jilid II, Adolf Heuken SJ, Cipta Loka Caraka, Jakarta, 2000
  3. ^ Perang, Dagang, Persahabatan: Surat-surat Sultan Banten, Titik Pudjiastuti, Buku Obor, Jakarta, 2007
  4. ^ Andriana D Pemakaman Bupati Karawang Diarkibkan 2010-07-17 di Wayback Machine. Diakses 15 Nov. 2008.
  5. ^ Buku DDA: BPS Kabupaten Karawang
  6. ^ Buku DDA: BPS Kabupaten Karawang

Laman berkaitan sunting

Templat:Kabupaten Karawang