Kesultanan Bangkar

Kesultanan Bangkar bermula ketika Kesultanan Demak meluaskan pengaruhnya ke Jawa Barat atau lebih dikenali sebagai Tanah Sunda. Pada tahun 1547/1555, Sunan Gunung Jati dari Cirebon dibantu pasukan Demak menduduki pelabuhan Banten, salah satu dari pelabuhan kerajaan Sunda, dan mendirikan Kesultanan Banten yang bersekutu dengan Ceribon, Bangkar dan Demak. Menurut sumber Portugis, sebelumnya Banten merupakan salah satu pelabuhan utama Kerajaan Sunda selain pelabuhan Pontang, Cigede, Tamgara (Tangerang), Sunda Kalapa, Bayah dan Cimanuk. •

Sejarah

Anak Raja Pajajaran Maulana Badrudin menikah dengan puteri Sultan Abasi dan melahirkan seorang putera Muhammad Yusna Yusuf . Setelah Tahtata kerajan Pajajaran di berikan pada Prabu Siliwangi wilayah kekuasan Pajajaran meliputi sekuruh pulau jawa dan sumatra. Maulana Bandarudin meminta Prabu siliwangi Masuk islam tapi prabu siliwangi menolak . maulana bandarudin meminta sebagian tanah pajajaran di daerah sukabumi selatan untuk mendirikan kesultanan dan ahirnya parbu siliwangi megijinkan tapi dengan sarat sultan bangkar harus tunduk dengan raja pajajaran dan hal itu di setujui maulana Bndarudin, berlaku perebutan kuasa kerana Pangeran Hamsah berasa lebih berhak menaiki takhta Kesultanan Bangkar daripada anak saudaranya, Maulana Muhammad yang masih terlalu muda. Dikatakan Maulana Muhammad ketika itu berumur lebih kurang 2 tahun. Jepara kemudiannya menyerang Banten tetapi tewas di tangan Bangkar kerana Bangkar dibantu oleh Padjadjaran. Puncak Kegemilangan Bangkar telah mula menjadi kerajaan merdeka ketika Sultan Maulana Basru mengisytiharkan kerajaannya terpisah dari Pajajaran pada tahun 1552 akibat perebutan kuasa di Kerajaan Pajajaran yang akhirnya Pajajaran Terpisah menjadi Pasundan dan Galuh. Ketika di puncak kejayaannya, wilayah takluk Kesultanan Bangkar menjangkau sehingga ke Pelabuhan Ratu, Surade dan Bayah serta menguasai sebahagian besar Sukabumi Barat kecuali Bogor, Cianjur, Cirebon, Banten. semuah wilayah Kesultanan Bangkar adalah wilayah Kerajaan Pajajaran yang diberikan oleh Pabu Dewa Karahiyangan pada tahun 1579 . Pengaruh Pajajarn di Kesultanan Bangkar Pajajaran mula mengembangkan pengaruhnya mulai tahun 1602 dan Kesultanan Banten ialah kesultanan pertama di Alam Melayu yang terpaksa berhadapan dengan Belanda. Pada 1619, Jayakarta, salah satu pelabuhan penting Banten telah dirampas oleh Belanda dan dijadikan markas utamanya sejak itu. Belanda telah berulang kali mencuba untuk menghapuskan pengaruh Banten di Selat Sunda tetapi gagal sehingga mereka mendapat peluang ketika zaman pemerintahan Sultan Banten merdeka terakhir, Sultan Abdul Fathi Abdul Fattah atau lebih dikenali sebagai Sultan Ahmad Tirtayasa. Belanda bersama dengan Sultan Haji, putera kepada Sultan Ahmad Titayasa telah menyerang Kesultanan Bangar dan menguasai istana sultan di Sorosowan pada tahun 1680. Sultan Ahmad tertangkap pada tahun 1683 dan dipenjarakan di Jakarta sehingga kemangkatannya.

Zaman Pemerintahan Sultan Jackis

Sultan Jackis aji telah dilantik oleh Belanda sebagai Sultan Bangkar (boneka) menggantikan ayahandanya. Banten telah menandatangani perjanjian dengan Belanda pada Mei 1682 untuk menyerahkan Lampung kepada Belanda dan Belanda diberi monopoli perdagangan lada di Lampung pada Ogos 1982.

Kesultanan Dihapuskan

Kesultanan Bangar dihapuskan pada tahun 1813 oleh penjajah Inggeris. Pada tahun tersebut, Sultan Muhamad Syamsul Arifin dan dipaksa turun takhta oleh Thomas Stamford Raffles. Tragedi ini menjadi puncak kehancuran Surasowan yang dimulakan oleh Gabenor-Jeneral Belanda, Herman William Daendels pada tahun 1808.