Khamis Putih

(Dilencongkan dari Khamis Suci)

Khamis Putih atau khamis suci (bahasa Inggris: Holy Thursday, Maundy Thursday ) ialah hari suci dalam agama Kristian yang jatuh pada hari Khamis sebelum perayaan Easter atau Paskah. Hari tersebut adalah untuk memperingati pembasuhan kaki dan Perjamuan Terakhir Yesus Kristus bersama para murid-muridNya seperti yang diceritakan dalam Injil.[1] "Santapan Terakhir" diceritakan sebagai kali terakhir Yesus meluangkan masa bersama para muridnya (sebelum ditahan dan dihukum atas salib) sambil menceritakan apa yang bakal berlaku. Hari suci ini merupakan hari kelima dalam Minggu Suci menyusuli Rabu Pengkhianatan dan diikuti oleh Jumaat Agung atau Good Friday.[2]

Tarikh perayaan sering diadakan antara 19 Mac dan 22 April, namun tarikh-tarikh tepatnya berbeza bergantung sama ada takwim Gregorius atau takwim Julius yang digunakan dalam liturgi gereja. Gereja-gereja mazhab Timur menggunakan takwim Julius, maka perayaan disambut antara 1 April dan 5 Mei jika mengikut takwim Gregorius yang dipakai secara meluas sejak awal abad ke-21 ini.

Peristiwa Penting sunting

a) Perjamuan Terakhir sunting

 

"Ambilah dan Makanlah, Inilah Tubuh-Ku!" Lalu Dia mengambil cawan lalu berkata: Ambillah dan Minumlah, Inilah Darah-Ku! Perbuatlah ini untuk mengenang akan Daku![3]


Ayat diatas jelas adalah suatu simbol yang memberikan diriNya kepada Para Murid serta seluruh umat Manusia. Pemberian Roti melambangkan Tubuh-Nya dan Pemberian Anggur melambangkan Darah-Nya. Bukan dalam bentuk Fizikal tetapi secara Rohani, kerana Bagi Yesus, Roti dan Anggur memang pembekal tenaga fizik Manusia, tetapi akhirnya menjadi Tubuh dan Darah yang sesungguhnya.[4]

Pelayanan Kamis Putih secara tradisional dan menyejarah dapat mengenangkan kita pada peristiwa-peristiwa di mana Yesus mendekati masa-masa kematian-Nya.[5] Peristiwa-peristiwa yang sangat kaya makna dan penting.[5] Ini adalah pengenangan pada perempuan yang meminyaki Yesus dengan parfum dari buli-buli dan mengusapnya dengan rambutnya.[5] Ini juga pengenangan akan perjamuan malam yang dilakukan Yesus, di mana untuk terakhir kalinya Yesus berbagi roti Paskah dengan para murid.[5] Ini adalah tanda dari keteladanan Yesus yang mereka semua pengikutnya menyebutnya "pelayan".[5] dan ini juga pengenangan akan pengkianatan yang dilakukan Petrus dan juga Yudas.[5]

Ibadah Kamis Putih adalah pelayanan doa, menggambarkan peran Yesus yang telah datang ke dunia membawa terang, terang yang segera padam.[5] Pelayanan ini memiliki sebuah karunia sebagai garis luarnya sebagai sebuah lingkaran; terang (cahaya)-pelayanan-Perjamuan Kudus-pelayanan-terang.[5] Terang Allah adalah terang dari penciptaan dan terang Kristus.[5] Di dalam terang Kristus kita menemukan sebuah pesan, "Melayani"![5]

b) Pembasuhan Kaki sunting

Perintah untuk melakukan pembasuhan kaki ini hanya terdapat dalam Injil Yohanes dan tidak terdapat dalam Injil sinoptik (Matius, Markus, dan Lukas) lainnya.[6] Kaki adalah bagian yang kotor dalam tubuh manusia.[7] Kaki manusia menginjak debu tanah.[7] Pembasuhan merupakan sebuah bentuk dari simbolisasi tata gerak.[6] Kegiatan membasuh kaki adalah hal yang sudah biasa dilakukan oleh orang Yahudi pada zaman Yesus.[8] Proses pembasuhan kaki itu biasanya dilakukan oleh bawahan terhadap atasan.[8] Dalam dunia Yunani, pembasuhan kaki adalah hal yang hina, yang biasa dilakukan oleh budak.[8]

Namun yang istimewa di sini, pembasuhan kaki ini dilakukan oleh Yesus yang adalah Guru kepada murid-muridnya.[9]Yesus melakukan sebuah ritual yang biasa dilakukan dengan cara yang tidak berbeda.[9] Yesus melakukan pekerjaan yang seharusnya tidak layak dilakukan oleh seorang Guru.[9] Tata gerak membasuh kaki ini menyimbolkan suatu teladan untuk merendahkan diri dan melayani.[9] Yesus melakukan pekerjaan yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang Guru kepada murid-Nya.[9] Tata gerak membasuh kaki ini menyimbolkan suatu teladan untuk merendahkan diri dan melayani.[9]

Tindakan Yesus membasuh kaki merupakan tindakan simbolis yang menyimbolkan penyerahan diri, pembersihan, pengampunan, pembaharuan, kemuridan dan ibadah.[10] Penyerahan diri yang dimaksudkan adalah penyerahan diri Yesus dalam kematian untuk "menebus dosa"/"membersihkan" orang lain.[10] Pembasuhan kaki yang Yesus lakukan juga menyimbolkan kerendahan hati dan keinginan untuk menjadi "hamba" yang mau melayani orang yang hina sekalipun.[7]

Rujukan sunting

  1. ^ Gail Ramshaw (2004). Three Day Feast: Maundy Thursday, Good Friday, and Easter. Augsburg Books. Dicapai pada 11 April 2009. In the liturgies of the Three Days, the service for Maundy Thursday includes both, telling the story of Jesus' last supper and enacting the footwashing.
  2. ^ Leonard Stuart (1909). New century reference library of the world's most important knowledge: complete, thorough, practical, Volume 3. Syndicate Pub. Co. Dicapai pada 11 April 2009. Holy Week, or Passion Week, the week which immediately precedes Easter, and is devoted especially to commemorate the passion of our Lord. The Days more especially solemnized during it are Spy Wednesday, Maundy Thursday, Good Friday, and Holy Saturday.
  3. ^ Lihat Injil (Mat26:26-28 Mrk14:22-24 Luk22:19-20 1 Kor11.23-25) di Bible Ms
  4. ^ Rujukan buku Makna Perayaan Paskah, oleh P. Hendrik Njiolah, Pr pada 20 April 2003. Diterbitkan oleh Yayasan Pustaka Nusantara. hlm 21.
  5. ^ a b c d e f g h i j (Inggeris)Diane S. George Mayer., Resources for Holy Week - Worship on Monday Thursday
  6. ^ a b (Indonesia) James F. White., Pengantar Ibadah Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005.
  7. ^ a b c (Inggeris) George Ferguson., Sign and Symbol in Christian Art. Great Britain: Book Club Guild edition, 1958.
  8. ^ a b c (Inggeris)Robert E. Webber, Sacred Action in the Life of Worshiping Community. Massachusetts: Hendrikson Publisher, 1994.
  9. ^ a b c d e f (Inggeris) Oscar Cullmann, Early Christian Worship, London: SCM PRESS LTD, 1969.
  10. ^ a b (Indonesia) Marti Harun, Inilah Injil Yesus Kristus: Ulasan Injil Hari Minggu Tahun B Masa Khusus Yogjakarta: Kanisius, 1999.