Nabi Ayub a.s.: Perbezaan antara semakan

Kandungan dihapus Kandungan ditambah
Luckas-bot (bincang | sumb.)
k bot menambah: uk:Айюб
Smim90 (bincang | sumb.)
Tiada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{Islam}}
 
'''Nabi Ayub a.s.''' menggambarkan manusia yang paling sabar, bahkan bisa/boleh dikatakan bahwabahawa beliaubaginda berada di puncak kesabaran. Sering orang mengagumi kesabaran kepada Nabi Ayub. Misalnya, dikatakan: seperti sabarnya Nabi Ayub. Jadi, Nabi Ayub menjadi simbol kesabaran dan cermin kesabaran atau teladan kesabaran pada setiap bahasa, pada setiap agama, dan pada setiap budaya. [[Allah]] SWT telah memujinya dalam kitab-Nya yang berbunyi:
 
"Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaihsebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya)." (QSAl-Quran Surah. ShadSod: 44)
 
Nabi Ayub AS adalah salah seorang nabi25 [[Nabi]] dan [[Rasul]] yang wajib diketahui dalam [[Islam]], juga baginda merupakan salah seorang dari nabiNabi-nabiNabi [[Bani IsrailIsrael]] dan salah seorang manusia pilihan dari sejumlah manusia pilihan yang mulia. Allah telah menceritakan dalam kitab-Nya dan memujinya dengan berbagai sifat yang terpuji secara umum dan sifat sabar atas ujian secara khusus. Allah telah mengujinya dengan anaknya, keluarganya dan hartanya, kemudian dengan tubuhnya. Allah SWT telah mengujinya dengan ujian yang tidak pernah ditimpakan kepada siapa pun, tetapi ia tetap sabar dalam menunaikan perintah Allah dan terus-menerus bertaubat kepada-Nya.
 
Setelah Nabi Ayub AS menderita penyakit kroniskronik dalam jangka waktumasa yang cukup lama, dimana sahabat dan familinya (keluarganya) telah melupakannya, maka iabaginda telah menyeru kepada Rabbnya, “(Ya Rabbku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” (Surah Al-Anbiya’: 83). Dikatakan kepadanya, “Hantamkanlah“Hentakkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum.” (ShadSurah Sod: 42). Nabi Ayub AS menghantamkantelah menghentakkan kakinya, maka memancarlah mata air yang dingin karenakerana hantamanhentakan kakinya tersebut. Dikatakan kepadanya, “Minumlah darinya serta mandilah.” Nabi Ayub AS melakukannya, maka Allah Ta’ala menghilangkan penyakit yang menimpa bathinnyabatinnya dan lahirnya.
 
Kemudian Allah mengembalikan kepadanya; keluarganya, hartanya, sejumlah ni’mat serta kebaikan yang dikaruniakandikurniakan kepadanya dalam jumlah yang banyak. Dengan kesabarannya itu maka iabaginda merupakan suri teladan bagi orang-orang yang sabar, penghibur bagi orang-orang yang mendapat ujian atau ditimpa musibah serta pelajaran berharga bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran.*
 
Ketika Nabi Ayub AS sakit, maka iabaginda telah menemukan kepingan uangwang milik istrinyaisterinya yang diperoleh dari hasil pekerjaannya melakukan sesuatu, sehingga iabaginda bersumpah akan mencambuknya seratus kali cambukan. Kemudian Allah meringankannya dari Nabi Ayub AS dan istrinyaisterinya, seraya dikatakan kepadanya: “Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput).” Yakni seikat jerami, ilalang, tangkai atau yang lainnya sebanyak seratus biji, kemudian pukullah ia dengannya “… dan janganlah kamu melanggar sumpah.” (ShadSurah Sod: 44). Yakni melanggar sumpahmu.
 
Dalam ayat di atas terdapat dalil bahwabahawa kifarat sumpah tidak disyari’atkan kepada seseorang sebelum syari’at kita, serta kedudukan sumpah di hadapan mereka adalah sama dengan nazdar[[nazar]], yang mesti dipenuhi.
 
Juga dalam ayat tersebut terdapat dalil, bahwabahawa bagi orang yang tidak mungkin dilaksanakan hukuman had ke atasnya karenakerana kondisinya yang lemah atau alasan lainnya, hendaklah diberlakukan kepadanya hukuman yang disebut dengan hukuman tersebut, karenakerana tujuan dari pemberlakuan hukuman itu ialah pemberian rasa jera, bukan perusakkanmerosakkan atau penghancuranmenghancurkan.
 
* Dalam sebuah haditshadis yang diriwayatkan dari Anas bin Malik RA dari Nabi SAW, beliaubaginda bersabda, “Sesungguhnya Nabi Allah Ayub AS diuji dengan musibah tersebut selama delapanlapan belas tahun, dimana keluarga dekat serta keluarga yang jauh telah menolaknya dan mengusirnya kecuali dua orang laki-lakilelaki dari saudara-saudaranya, dimana keduanya telah memberinya makan dan mengunjunginya. Kemudian pada suatu hari salah seorang dari kedua saudaranya itu berkata kepada saudaranya yang satu, ‘Demi Allah, perlu diketahui, bahwabahawa Ayub telah melakukan suatu dosa yang belum pernah dilakukan siapa pun di dunia ini.’ Sahabatnya itu bertanya, ‘Dosa apakah itu?.’ Saudaranya tadi berkata, ‘Selama delapanlapan belas tahun Allah tidak merahmatinya, sehingga menyembuhkannya dari penyakit yang dideritanya.’ Ketika keduanya mengunjungi Ayub AS maka salah seorang dari kedua saudaranya itu tidak dapat menahan kesabarannya, sehingga ia menyampaikan pembicaraan tersebut kepadanya. Ayub AS menjawab, ‘Aku tidak mengetahui apa yang kamu berdua bicarakan, kecuali Allah Ta’alaTaala telah memberitahukan; bahwabahawa aku diperintah untuk mendatangi dua orang laki-lakilelaki yang berselisih supaya keduanya mengingatmengingati Allah. Sedang aku akan kembali ke rumahku dan menutup diri dari keduanya, karenakerana merasa benci mengingatdalam mengingati Allah, kecuali dalam kebanarankebenaran.’”
Nabi SAW bersabda, “Ketika Ayub AS pergi menunaikan hajatnya maka istrinyaisterinya memegang tangannya hingga selesai. Suatu hari istrinyaisterinya datangterdatang terlambatlewat dan Ayub AS menerima wahyu, ‘Hantamkanlah‘Hentakkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum.’ (ShadSurah Sod: 42) Ketika istrinyaisterinya datang dan bermaksud menemuinya, maka ia melayangkan pandangannya dalam keadaan tertegun, dan Ayub AS menyambutnya dalam rupa dimana Allah telah menyembuhkan penyakit yang dideritanya, dan rupanya sangat tampan seperti semula. Ketika istrinyaisterinya melihatnya, seraya bertanya, ‘Semoga Allah memberkatimu, apakah engkau melihat nabi Allah yang sedang diuji? Demi Allah, bahwabahawa aku melihatnya mirip denganmu saat ia sehatsihat.’ Ayub AS menjawab, ‘Sesungguhnya aku ini adalah dia.’ Ketika itu di hadapannya terdapat dua buah gundukan yaitu gundukan gandum dan jewawut. Kemudian Allah mengirim dua buahgugusan awan, dimana ketika salah satunya menaungi gundukan gandum, maka tercurah padanya emas hingga penuh, sedangkan pada gundukan jewawut tercurah mata uangwang hingga penuh.” (HRHadis Riwayat. Abu Ya’la, 3617, yang dishahihkan al-Hakim (2/581-582) dan Ibnu Hibban (2091) serta al-Albani dalam kitab Shahîh-nya no. 17). (suntingan dari situs www.alsofwah.or.id dan quran.al-shia.com/id/qesseh-quran/16.htm)
 
[[Kategori:Nabi|Ayub]]