Etimologi: Perbezaan antara semakan

Kandungan dihapus Kandungan ditambah
Luckas-bot (bincang | sumb.)
k bot menambah: ko:어원학
Xqbot (bincang | sumb.)
Baris 7:
== Idea dasar dalam etimologi ==
* Kata-kata biasanya dimulai dengan bentuk yang lebih panjang dan kemungkinan juga lebih rumit, yang kemudian menjadi lebih sederhana atau lebih singkat. Misalnya, ''mesa'' (“kerbau”) dalam Bahasa Jawa Krama berasal dari Sansekerta ''mahisa''.
* Sebaliknya dengan butir di atas, kata-kata yang pendek dapat diperpanjang dengan penambahan [[imbuhan]] pada kata itu. Misalnya, kata, ''kedokteran'' berasal dari ''ke+dokter+an'' (''dokter'' berasal dari Bahasa Belanda).
* <!-- Kata-kata yang lebih panjang dapat pula dibentuk dengan menggabungkan dua kata atau lebih. Misalnya ''Singapura'', dari kata ''sing'' (Sansekerta “batu”, bukan “singa”) dan ''pura'' (Sansekerta “negara”): “tempat yang berbatu-batu”. Kalau ''Singapura'' diduga berasal dari "singa", itu kadang-kadang disebutkan [[etimologi populer]] (lih. dibawah).-->
* Kata-kata ''slang'' (yang tidak resmi) dapat diterima menjadi bahasa resmi. Kadang-kadang yang sebaliknya juga terjadi, kata-kata yang resmi menjadi ''slang''.
* Kata-kata yang "kasar" atau "kotor" dapat menjadi [[eufemisme]], dan bisa juga eufemisme menjadi "kasar".
Baris 14:
* Kata-kata dapat dilebur menjadi kata ''[[portmanteau]]'', seperti misalnya ''polda'', sebuah peleburan dari kata ''polisi'' dan ''daerah''.
* Kata-kata dapat dimulai sebagai [[akronim]], seperti ''[[SIM]]'' (“'''S'''urat '''I'''zin '''M'''engemudi”).
* Bunyi dalam sesuatu perkataan bisa ''didisimilasikan''. Misalnya, ''laporan'' berasal dari “rapport” (Bahasa Belanda), tetapi pertama bunyi ''r'' sudah diganti menjadi ''l'' untuk membedakan bunyi itu dari ''r'' nomor dua.
* Bunyi bisa ditambah kedalam satu perkataan, sesuai dengan [[morfologi]] Bahasa Indonesia: ''Maret'' (Bahasa Belanda: “Maart”) atau dihilangkan (''bius'' dari Bahasa Parsi “bihausi”).
* Bunyi asing bisa diindonesiakan, seperti ''petuah'' (Bahasa Arab: “'''f'''atwa”).
* Kata-kata dapat diciptakan dengan sengaja, seperti perkataan ''Anda''.
* Kata-kata dapat pula diambil dari sebuah tempat tertentu ([[Daftar toponim|toponim]], misalkan ''lombok'' yang berarti "cabai") atau dari nama orang tertentu ([[eponim]], mis. ''urat Achilles'').
 
Baris 23:
Sebagai sebuah bahasa, bahasa Indonesia berasal dari rumpun Melayu, salah satu bagian Austronesia, walaupun kosakatanya di masa kini mencakup kata-kata dari berbagai bahasa. Akar bahasa Melayu dan Austronesia dapat dilihat dalam kemiripan sebutan untuk angka dalam bahasa Indonesia dan misalnya Indonesia: ''dua'' = Tagalog ''dalawa'', ''tiga'' = ''telu'' (Jawa dan Bali) ''tilu'' (Sunda) ''tello' '' (Madura), ''tatlo'' (Filipina). Dan ''telingga'' sama dengan ''tainga'' (Pilipina), sedangkan ''hidung'' dalam Bahasa Filipina berarti ''ilong''. Walaupun begitu, perubahan bahasa telah menguras banyak unsur gramatikal, seperti sistem morfologi: dalam Bahasa Jawa dan Bahasa Filipina (Tagalog) nasih ada [[infiks]] sedangkan dalam Bahasa Indonesia sudah disederhanakan. Beberapa unsur khusus dalam kosakata, banyak dipinjam dari bahasa-bahasa Sansekerta, Belanda, Arab dan Spanyol. Misalnya, ''saya'' berasal dari Sansekerta sedangkan ''awak'' masih memiliki akar Austronesia.
 
Ketika Belanda menjajah Indonesia dari [[abad ke-17]], [[Bahasa Belanda]] ikut dibawa bersama mereka. Kelas penguasa berbicara dalam bahasa Belanda, sementara para petani menggunakan bahasa Melayu, bahasa Jawa atau bahasa daerah lain masa itu. Hal ini menyebabkan banyak kata yang berpasangan dalam bahasa Indonesia dan Belanda. Contohnya, ''polisi'' mirip dengan Bahasa Belanda ''politie''; ''handuk'' dengan ''handdoek'', yang memiliki arti "lap (doek) tangan (hand)". ''Sepeda'' berasal dari Belanda ''vélicopède'' (yang dipinjam Belanda dari Bahasa Perancis). Sesudah Belanda keluar dari Indonesia, banyak perkataan pinjaman Belanda sudah dilatinisasikan: misalnya, ''kwalitet'' (Bld. “kwaliteit”) sering diganti menjadi ''kualitas'' (Latin “qualitas”).
 
Dalam bidang agama, ratusan kata berasal dari Bahasa Arab.
Baris 31:
Bahasa Indonesia terbukti mampu mengakomodasi kata-kata dari banyak bahasa: Arab, Belanda, Inggris, Latin, Perancis, Sansekerta, Spanyol, Tionghoa, Yunani dan lain lain.
 
== Etimologi populer ==
''Etimologi populer'' (atau ''etimologi rakyat'') berarti "etimologi palsu" yang dibikin oleh orang karena etimologi tersebut diduga mungkin, walaupun ternyata keliru.
<!--*Mungkin nama ''Singapura'' berarti "kota batu". Kalau begitu, etimologi yang palsu, "kota singa", merupakan etimologi populer.-->
* Perkataan ''telpon'' berasal dari ''telefoon/telephone'' (Belanda/Inggris). Menurut etimologi populer, perkataan itu kadang-kadang diduga berasal dari "tali pohon", tapi itu tidak benar.
 
== Sumber-Sumber ==
* J. Gonda, ''Sanskrit in Indonesia'', Nagpur 1952
* Drs Mohamad Ngajenan, ''Kamus Etimologi Bahasa Indonesia'', 1992<sup>3</sup>
 
== Lihat pula ==
Baris 60:
 
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.wordorigins.org/index.htm Asal kata dan frase]
* {{en}} [http://www.takeourword.com/bibliography.html Bibliography of etymological dictionaries]
* {{en}} [http://www.etymonline.com/ Etymonline An online etymology dictionary]
* {{en}} [http://www.westegg.com/etymology/ Words origins]
 
[[Kategori:Etimologi| ]]
Baris 138:
[[tl:Etimolohiya]]
[[ta:சொற்பிறப்பியல்]]
[[te:పద ఉత్పత్తి శాస్త్రం]]
[[th:ศัพทมูลวิทยา]]
[[tr:Köken bilimi]]