Sunan Ampel: Perbezaan antara semakan

Kandungan dihapus Kandungan ditambah
Sutikno Sakri (bincang | sumb.)
Tiada ringkasan suntingan
Aurora (bincang | sumb.)
k Membalikkan suntingan oleh Sutikno Sakri (Perbincangan) kepada versi terakhir oleh 116.15.33.201
Baris 1:
[[Imej:Sunan_ampel.jpg|right|thumb|200px|ilustrasi '''Sunan Ampel''']]
Syekh Jalaluddin Al-Jalal menyebarkan islam dari Champa ke Aceh bersama adik kandungnya yang bernama Maulana Malik Ibrahim. Ketika syiar di Pasai beliau menikahi Putri Kerajaan Pasai dan mendapatkan seorang putra bernama Sayyid Ibrahim Al-Akbar. dari Pasai, Kaka beradik tersebut nelanjutkan Syiar ke Negeri Champa dan melanjutkannya ke Majapahit (Jawa), namun setelah itu tidak pernah kembali lagi. Anak Syekh Jamaluddin Al-Jalal yang bernama Ibrahim Al-Akbar kemudian menikah dengan puteri kerajaan pasai pula, dan mendapat anak laki-laki yang diberi nama syekh Maulana Ishaq.
'''Sunan Ampel''' pada masa kecilnya bernama '''Raden Rahmat''', dan diperkirakan lahir pada tahun [[1401]] di [[Champa]]. Ada dua pendapat mengenai lokasi Champa ini. Encyclopedia Van Nederlandesh Indie mengatakan bahwa Champa adalah satu negeri kecil yang terletak di [[Kamboja]]. Pendapat lain, [[Raffles]] menyatakan bahwa Champa terletak di [[Aceh]] yang kini bernama [[Jeumpa]]. Menurut beberapa riwayat, orangtua Sunan Ampel adalah '''Ibrahim Asmarakandi''' yang berasal dari Champa dan menjadi raja di sana.
 
Ibrahim Asmarakandi disebut juga sebagai Maulana Malik Ibrahim. Ia dan adiknya, Maulana Ishaq adalah anak dari Syekh Jumadil Qubro. Ketiganya berasal dari Samarkand, Uzbekistan, Asia Tengah.
Melanjutkan syiar yang dilakukan orang tuanya (Syekh Jalaluddin Al-Jalal), Sayyid Ibrahim Al-Akbar kemudian membagi tugas; Sayyid Ibrahim Al-Akbar syiar ke Champa, sedangkan puteranya Maulana Ishaq ke Majapahit. Ketika Syiar ke negeri champa inilah Sayyid Ibrahim Al-Akbar kemudian dinikahkan dengan Chandravati, putri dari Raja Champa (Bong Tak Keng) dan memiliki 2 orang putra, masing-masing bernama Ali Murtadho dan Sayyid Rahmad (yang kelak menjadi Sunan Ampel) dan satu orang puteri yang bernama Siti Zaenab.
http://en.wikipedia.org/wiki/Samarkand
 
 
== '''Silsilah''' ==
 
 
.Sunan Ampel @ Raden Rahmat @ Sayyid Ahmad Rahmatillah bin
.Maulana Malik Ibrahim @ Ibrahim Asmoro @Ibrahim Akbar bin
 
.Syaikh Jumadil Qubro @ Jamaluddin Akbar Khan bin
 
.Ahmad Jalaludin Khan bin
 
.Abdullah Khan bin
 
.Abdul Malik Al-Muhajir (Nasrabad,India) bin
 
.Alawi Ammil Faqih (Hadhramaut) bin
 
.[[Muhammad Sohib Mirbath]] (Hadhramaut)
 
.Ali Kholi' Qosam bin
 
.Alawi Ats-Tsani bin
 
.Muhammad Sohibus Saumi'ah bin
 
.Alawi Awwal bin
 
.Ubaidullah bin
 
.[[Ahmad al-Muhajir]] bin
 
.Isa Ar-Rumi bin
 
.Muhammad An-Naqib bin
 
.Ali Uradhi bin
 
.Ja'afar As-Sodiq bin
 
.Muhammad Al Baqir bin
 
.Ali Zainal 'Abidin bin
 
.Imam Hussain
 
Al-Husain putera Ali bin Abu Tholib dan Fatimah Az-Zahro binti Muhammad Rasulullah.
 
Jadi, Sunan Ampel memiliki darah Uzbekistan dan Champa dari sebelah ibu. Tetapi dari ayah leluhur mereka adalah keturunan langsung dari [[Ahmad al-Muhajir]], Hadhramaut. Bermakna mereka termasuk keluarga besar Saadah BaAlawi.
 
== Sejarah dakwah ==
 
Syekh Jumadil Qubro, dan kedua anaknya, Maulana Malik Ibrahim dan Maulana Ishak bersama sama datang ke pulau Jawa. Setelah itu mereka berpisah, Syekh Jumadil Qubro tetap di pulau Jawa, Maulana Malik Ibrahim ke Champa, Vietnam Selatan (http://en.wikipedia.org/wiki/Champa) , dan adiknya Maulana Ishak mengislamkan Samudra Pasai.
 
Di Kerajaan Champa, Maulana Malik Ibrahim berhasil mengislamkan Raja Champa, yang akhirnya merubah Kerajaan Champa menjadi Kerajaan Islam. Akhirnya dia dijodohkan dengan putri Champa, dan lahirlah Raden Rahmat. Di kemudian hari Maulana Malik Ibrahim hijrah ke Pulau Jawa tanpa diikuti keluarganya.
 
Sunan Ampel datang ke pulau [[Jawa]] pada tahun [[1443]], untuk menemui bibinya, Dwarawati. Dwarawati adalah seorang putri Champa yang menikah dengan raja [[Majapahit]] yang bernama [[Prabu Kertawijaya]].
 
Sunan Ampel menikah dengan '''Nyai Ageng Manila''', putri seorang adipati di [[Tuban]] yang bernama '''Arya Teja'''. Mereka dikaruniai 4 orang anak, yaitu: '''Putri Nyai Ageng Maloka''', '''Maulana Makdum Ibrahim''' ([[Sunan Bonang]]), '''Syarifuddin''' ([[Sunan Drajat]]) dan seorang putri yang kemudian menjadi istri [[Sunan Kalijaga]].
 
Pada tahun [[1479]], Sunan Ampel mendirikan [[Mesjid Agung Demak]].
 
Sunan Ampel diperkirakan wafat pada tahun [[1481]] di Demak dan dimakamkan di sebelah barat [[Mesjid Ampel]], [[Surabaya]].
 
[[Kategori:Walisongo|Ampel]]
[[Kategori:Kelahiran 1401]]
[[Kategori:Kematian 1481]]
[[Kategori: Kelahiran Kemboja]]
[[Kategori: Uzbek Indonesia]]
[[Kategori: Muslim]]