Agus Salim: Perbezaan antara semakan

Kandungan dihapus Kandungan ditambah
k Agus Salim, H dipindahkan ke Agus Salim: Biar dua tajuk
Tiada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Imej:Agus salim3.jpg|thumb|Agus Salim]]
Haji '''Agus Salim''' merupakan bekas Menteri Luar Negeri Indonesia. Lahir sebagai '''Mashudul Haq ''' di Koto Gadang, [[Minangkabau]] pada 8 [[Oktober]] [[1884]] dan meninggal dunia di [[Jakarta]] pada 4 [[November]] [[1964]].
 
'''Haji Agus Salim''' ([[8 Oktober]] [[1884]] - [[4 November]] [[1954]]) ialah salah satu pejuang [[kemerdekaan]] [[Indonesia]] serta [[Menteri Luar Negeri]] dalam Kabinet [[Amir Syarifuddin]] pada [[1947]] dan Kabinet [[Mohammad Hatta]] antara tahun-tahun [[1948]]-[[1949]]. Beliau juga pernah menjadi anggota [[Volksraad]] antara tahun [[1921]] hingga tahun [[1924]].
Agus Salim merupakan anak kepada pasangan Angku Sutan Mohammad Salim dan Siti Zainab.
 
Haji Agus Salim adalah seorang pejuang kemerdekaan [[Indonesia]].
Beliau pernah menjadi anggota [[Volksraad]] pada tahun 1921 hingga 1924. Beliau juga pernah Menteri Luar Negeri dalam Kabinet [[Amir Syarifuddin]] pada 1947 dan juga menjadi Menteri Luar Negeri Kabinet [[Mohammad Hatta]] pada 1948 hingga 1949.
 
==Latar belakang==
[[Kategori: Ahli politik Indonesia]]
Agus Salim dilahirkan dengan nama '''Mashudul Haq''' yang membawa pengertian "pembela kebenaran" di [[Koto Gadang]], [[Bukittinggi]], [[Minangkabau]] kepada pasangan Angku Sutan Mohammad Salim dan Siti Zainab. Ayahnya seorang ketua [[pendakwah]] di [[Mahkamah Tinggi]] [[Riau]].
[[Kategori: Kabinet Indonesia]]
 
Selepas tamat pendidikan dasarnya di ''Europeesche Lagere School ([[ELS]])'', sekolah khusus anak-anak [[Eropah]], Agus Salim melanjutkan pendidikannya di Hoogere Burgerschool ([[HBS]]), [[Batavia]] dan merupakn pelajar yang terbaik di HBS se-[[Hindia Belanda]].
 
Setelah lulus, Salim bekerja sebagai penerjemah dan pembantu notaris pada sebuah kongsi pertambangan di [[Indragiri]]. Pada tahun [[1906]], Salim berangkat ke [[Jeddah]], [[Arab Saudi]] untuk bekerja di Konsulat Belanda di sana. Pada periode inilah Salim berguru pada [[Syeh Ahmad Khatib]], yang masih merupakan pamannya.
 
Salim kemudian terjun ke dunia jurnalistik sejak tahun [[1915]] di [[Harian Neratja]] sebagai Redaktur II. Setelah itu diangkat menjadi Ketua Redaksi. Menikah dengan [[Zaenatun Nahar]] dan dikaruniai 8 orang anak. Kegiatannya dalam bidang jurnalistik terus berlangsung hingga akhirnya menjadi Pemimpin Harian [[Hindia Baroe]] di Jakarta. Kemudian mendirikan Suratkabar [[Fadjar Asia]]. Dan selanjutnya sebagai Redaktur Harian [[Moestika]] di Yogyakarta dan membuka kantor Advies en Informatie Bureau Penerangan Oemoem (AIPO). Bersamaan dengan itu Agus Salim terjun dalam dunia [[politik]] sebagai pemimpin Sarekat Islam.
 
==Karir politik==
Pada tahun [[1915]], Salim bergabung dengan [[Sarekat Islam]] (SI), dan menjadi pemimpin kedua di SI setelah [[H.O.S. Tjokroaminoto]].
 
Peran Agus Salim pada masa perjuangan kemerdekaan RI antara lain:
* anggota [[Volksraad]] (1921-1924)
* anggota panitia 9 [[BPUPKI]] yang mempersiapkan [[UUD 1945]]
* Menteri Muda Luar Negeri Kabinet [[Sjahrir]] II 1946 dan Kabinet III 1947
* pembukaan hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara Arab, terutama Mesir pada tahun 1947
* Menteri Luar Negeri Kabinet [[Amir Sjarifuddin]] 1947
* Menteri Luar Negeri Kabinet [[Hatta]] 1948-1949
 
Di antara tahun 1946-1950 ia laksana bintang cemerlang dalam pergolakan politik Indonesia, sehingga kerap kali digelari "Orang Tua Besar" (''The Grand Old Man''). Ia pun pernah menjabat Menteri Luar Negeri RI pada kabinet Presidentil dan di tahun 1950 sampai akhir hayatnya dipercaya sebagai Penasehat Menteri Luar Negeri.
 
Pada tahun [[1952]], ia menjabat Ketua di Dewan Kehormatan [[Persatuan Wartawan Indonesia|PWI]]. Biarpun penanya tajam dan kritikannya pedas namun Haji Agus Salim masih mengenal batas-batas dan menjunjung tinggi Kode Etik Jurnalistik.
 
Setelah mengundurkan diri dari dunia politik, pada tahun [[1953]] ia mengarang buku dengan judul ''Bagaimana Takdir, Tawakal dan Tauchid harus dipahamkan?'' yang lalu diperbaiki menjadi ''Keterangan Filsafat Tentang Tauchid, Takdir dan Tawakal''.
 
Ia meninggal dunia pada [[4 November]] [[1954]] di RSU Jakarta dan dimakamkan di [[TMP Kalibata]], Jakarta.
 
==Lihat juga==
*[[Tokoh Indonesia]]
 
==Pranala Luar==
* {{id}} [http://www.deplujunior.org/menteri_luar_negeri.html?page=-1987660351 Menteri Luar Negeri Haji Agus Salim]
 
{{kotak mulai}}
{{Kotak_suksesi | jabatan = [[Menteri Luar Negeri]] Indonesia | tahun = [[1947]] - [[1949]] | pendahulu = [[Sutan Syahrir]] | pengganti =[[Alexander Andries Maramis]]}}
{{Kotak_suksesi | jabatan = [[Menteri Luar Negeri]] Indonesia | tahun = [[1949]] | pendahulu = [[Alexander Andries Maramis]] | pengganti =[[Mohammad Hatta]]}}
{{kotak selesai}}
 
[[Kategori: Ahli politik Indonesia|Salim, Agus]]
[[Kategori:Pahlawan Kabinetnasional Indonesia|Salim, Agus]]
[[Kategori:BPUPKI|Salim, Agus]]
 
[[en:Agus Salim]]