Gayo: Perbezaan antara semakan

Kandungan dihapus Kandungan ditambah
Tiada ringkasan suntingan
Baris 1:
Suku '''Gayo''' adalah suatu [[kelompok etnik]] yang mendiami dataran tinggi di provinsi [[Aceh|Nanggroe Aceh Darussalam]].<ref>[http://tanahgayo.blogspot.com/2009/06/suku-gayo_30.html Suku Gayo]</ref> Suku Gayo mendiami tiga kabupaten iaitu [[Kabupaten Aceh Tengah]] (20%), [[Kabupaten Bener Meriah]] (20%) dan [[Kabupaten Gayo Lues]] (40%). Suku Gayo juga mendiami beberapa desa di [[Kabupaten Aceh Tenggara]], [[Kabupaten Aceh Tamiang]], [[Beutong, Nagan Raya|Kecamatan Beutong]] di [[Kabupaten Nagan Raya]] dan [[Serba Jadi, Aceh Timur|Kecamatan Serba Jadi]] di [[Kabupaten Aceh Timur]].
 
Suku Gayo beragama [[Islam]]<ref>[http://www.wisatanesia.com/2010/06/rumah-adat-suku-gayo.html Rumah Adat Suku Gayo.]</ref> dan mereka dikenal taat dalam agamanya. Suku Gayo menggunakan bahasa yang disebut [[bahasa Gayo]].
Baris 42:
== Kabupaten ==
Empat Kabupaten Utama Mayoritas Suku Gayo<br />
1. [[Kabupaten Aceh Tengah]] (20%)<br />
2. [[Kabupaten Bener Meriah]] (20%)<br />
3. [[Kabupaten Gayo Lues]] (40%)<br />
4. [[Kabupaten Aceh Timur]]<br />
 
== Sistem pemerintahan ==
Masyarakat Gayo hidup dalam komuniti kecil yang disebut kamponggampong. Setiap kamponggampong dikepalai oleh seorang gecik. Kumpulan beberapa kampung disebut kemukiman, yang dipimpin oleh mukim. Sistem pemerintahan tradisional berupa unsur kepemimpinan yang disebut '''sarak opat''', terdiri dari :<br />
*<b>Reje</b><br />
*<b>petue</b><br />
*<b>Imeum</b><br />
*<b>sawudere</b><br />
 
Pada masa sekarang beberapa buah kemukiman merupakan bagian dari kecamatan, dengan unsur-unsur kepemimpinan terdiri atas: gecik, wakil gecik, imeum, dan cerdik pandai yang mewakili rakyat.
 
Sebuah kampong biasanya dihuni oleh beberapa kelompok klen (belah). Anggota-anggota suatu belah merasa berasal dari satu nenek moyang, masih saling mengenal, dan mengembangkan hubungan tetap dalam berbagai upacara adat. Garis keturunan ditarik berdasarkan prinsip patrilineal. Sistem perkawinan yang berlaku berdasarkan tradisi adalah eksogami belah, dengan adat menetap sesudah nikah yang patrilokal (juelen) atau matriokal (angkap).
 
Kelompok kekerabatan terkecil disebut saraine (keluarga inti). Kesatuan beberapa keluarga inti disebut sara dapur. Pada masa lalu beberapa sara dapur tinggal bersama dalam sebuah rumah panjang, sehingga disebut sara umah. Beberapa buah rumah panjang bergabung ke dalam satu belah (klen). Pada masa sekarang banyak keluarga inti yang mendiami rumah sendiri. Pada masa lalu orang Gayo terutama mengembangkan matapencaharian bertani di sawah dan beternak, dengan adat istiadat matapencaharian yang rumit. Selain itu ada penduduk yang berkebun, menangkap ikan, dan meramu hasil hutan. Mereka juga mengembangkan kerajinan membuat keramik, menganyam, dan menenun. Kini matapencaharian yang dominan adalah berkebun, terutama tanaman kopi. Kerajinan membuat keramik dan anyaman pernah terancam punah, namun dengan dijadikannya daerah ini sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Aceh, kerajinan keramik mulai dikembangkan lagi. Kerajinan lain yang juga banyak mendapat perhatian adalah kerajinan membuat sulaman kerawang dengan motif yang khas.
 
== Seni Budaya ==
Suatu unsur budaya yang tidak pernah lesu di kalangan masyarakat Gayo adalah kesenian, yang hampir tidak pernah mengalami kemandekan bahkan cenderung berkembang. Bentuk kesenian Gayo yang terkenal, antara lain tari saman dan seni bertutur yang disebut didong. Selain untuk hiburan dan rekreasi, bentuk-bentuk kesenian ini mempunyai fungsi ritual, pendidikan, penerangan, sekaligus sebagai sarana untuk mempertahankan keseimbangan dan struktur sosial masyarakat. Di samping itu ada pula bentuk kesenian Seperti: Tari bines, Tari Guel, Tari munalu,sebuku(pepongoten),guru didong, dan melengkap (seni berpidato berdasarkan adat), yang juga tidak terlupakan dari masa ke masam, Karna Orang Gayo kaya akan seni budaya.
 
Dalam seluruh segi kehidupan, orang Gayo memiliki dan membudayakan sejumlah nilai budaya sebagai acuan tingkah laku untuk mencapai ketertiban, disiplin, kesetiakawanan, gotong royong, dan rajin (munentu). Pengalaman nilai budaya ini dipacum oleh suatu nilai yang disebut bersikemelen, yaitu persaingan yang mewujudkan suatu nilai dasar mengenai harga diri (mukemel). Nilai-nilai ini diwujudkan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti dalam bidang ekonomi, kesenian, kekerabatan, dan pendidikan. Sumber dari nilai-nilai tersebut adalah agama Islam serta adat setempat yang dianut oleh seluruh masyarakat Gayo.
 
== Lihat juga ==
*{{id}} [http://www.pustaka.nad.go.id Pustaka Nad]
*{{id}} [http://www.gayonese.co.cc Gayonese]
*{{id}} [http://humbahas.blogspot.com Humbahas Blog]
*{{id}} [http://pardosipohan.blogspot.com Pardosipohan Blog]
 
== Rujukan ==
{{reflist}}
 
[[Kategori:Kelompok etnik di Indonesia|Gayo]]