Pasukan ini berkemahiran dalam serangan udara, operasi berterusan infantri ringan, pencerobohan melalui udara, bumi atau laut, perampasan lapangan terbang, operasi menyelamat personal dan senjata.
Pada awal tahun 1960-an Kepolisian Republik Indonesia membentuk satu Resimen Ranger, yang personilnya hasil penyaringan dari Korps Brigade Mobile (Brimob) Polri. Angkatan pertama resimen ini dilatih oleh US Ranger di Pulau Okinawa, Jepang, dan Fort Benning, Georgia, Amerika Serikat. Sebutan Ranger oleh Presiden Soekarno kemudian diganti menjadi Pelopor, sedangkan kesatuannya bernama Resimen Pelopor atau lebih terkenal dengan sebutan Menpor. Pada beberapa operasi militer Indonesia, Menpor dikirim ke garis depan untuk melakukan infiltrasi dan penghancuran objek vital lawan. Pada operasi Pembebasan Irian Barat (Trikora), satu tim Menpor berhasil mendarat di Papua melalui operasi penyusupan lewat laut. Tim Menpor ini mendarat di Fak-Fak, kemudian melanjutkan operasi jauh ke pedalaman Papua. Mereka berhasil menghancurkan berbagai objek vital milik Belanda serta membebaskan tentara RI yang ditawan Belanda. Ketika konfrontasi Indonesia - Malaysia, Menpor bersama KKO dikirim menyusup ke daratan Malaysia dan Singapura. Mereka mendapat tugas penghancuran gudang senjata Malaysia dan membunuh pemimpin politik serta komandan militer Malaysia yang dituduh oleh Presiden Soekarno sebagai boneka Inggris.
