Bouraq: Perbezaan antara semakan

Kandungan dihapus Kandungan ditambah
Farah (bincang | sumb.)
Tiada ringkasan suntingan
(Tiada perbezaan)

Semakan pada 09:56, 4 Julai 2005

Bouraq Indonesia

Sejarah :
Pada akhir tahun 1960-an, prasarana perhubungan dan transportasi di pulau Kalimantan dapat dikatakan terbelakang. Tak ada satupun maskapai penerbangan yang bersedia mendaratkan armada pesawatnya disana. Bahkan minyak dan kayu hasil alam kedua daerah tersebut harus segera terangkut keluar, karena dapat membantu menambah cadangan devisa Negara yang sedang giat membangun.
Berkat keprihatinan sekaligus keinginan mengatasi persoalan diatas, J.A. Sumendap, putra asli Manado, bertekad mendirikan dan mengelola perusahaan penerbangan yang dapat menjangkau sekaligus menghubungkan Kalimantan dengan provinsi lainnya di Indonesia.
Selama tiga dasawarsa beroperasi, banyak suka duka yang telah dialami Bouraq berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Pasca dasawarsa 80-an, Bouraq makin melaju. Saat itu Bouraq memiliki 4 (empat) pesawat Vicker Viscount (VC-843), 3 (tiga) buah Casa NC-212 dan 16 (enambelas) BAE-748 seri 2A dan 2B. Bali Air sendiri mengoperasikan 2 (dua) buah Britten Norman (BN) Islander dan 4 (empat) buah Britten Norman (BN) Trislander untuk jarak pendek atau penerbangan perintis. Pada tahun 1997 Bouraq bahkan memiliki 10 (sepuluh) buah Hawker Siddeley 748s dan 8 (delapan) B-737-200.
Langit Nusantara pun menghijau dengan makin bertambahnya armada Bouraq yang terbang melintasi berbagai tujuan Nusantara. Bouraq pun memenuhi permintaan penerbangan carter dan lainnya.

Sayang badai krisis menerpa Indonesia. Bouraq akhirnya mengambil berbagai langkah strategis agar mempu tetap bertahan, seperti penciutan armada, menutup beberapa operasi jalur penerbangan yang dinilai kurang menguntungkan.
Krisis ekonomi tidak berarti seluruh kegiatan operasional Bouraq terhenti sama sekali. Segala upaya terus dilakukan oleh jajaran manajemen Bouraq yang sekarang dibawah kepemimpinan Danny Sumendap, putra dari J.A. Sumendap agar Bouraq tetap bisa bertahan dan makin maju di masa mendatang.
Berbagai langkah yang strategis, menguntungkan, efektif dan efisien terus dijalankan. Salah satunya adalah kemitraan dengan berbagai perusahaan penerbangan yang ada seperti Silk Air dan Royal Brunei Airlines (joint venture agreement) yang terbukti mampu menjadikan Bouraq tetap bisa terbang.

Jelas sudah selama tiga dasawarsa perjalanannya, Bouraq telah ikut menyemarakkan dan mewarnai dunia penerbangan di Tanah Air. Kini dengan semangat membaja diiringi dengan sikap profesionalisme yang tinggi, seluruh karyawan Bouraq bertekad menjadikan Bouraq sebagai maskapai penerbangan terbaik dan terpercaya di kawasan Asia Pasifik.


Pranala Luar :



Kembali Ke :