Louis Massignon mengemukakan dalam artikelnya, Tashawwuf, dalam Ensiklopedie de Islam ,bahwa pada abad pertama dan kedua Hijriyah terdapat dua aliran zuhud yang menonjol. Salah satunya di Bashrah dan yang lainnya di Kufah. Menurut Massignon orang – orangorang–orang Arab yang tinggal di Bashrah berasal dari Banu[[Bani tamimTamim]]. Mereka terkenal dengan sikapnya yang kritis dan tidak percaya kecuali pada hal – halhal–hal yang riil. Merekapun terkenal menyukai hal-hal logis dalam nahwu, hal – halhal–hal nyata dalam puisi dan kritis dalam hal hadits. Mereka adalah penganut aliran ahlus sunnah, tapi cenderung padaaliranpada – aliranaliran–aliran mu’tazilah dan qadariyah. Tokoh mereka dalam zuhud adalah Hasan al-Bashri, Malik ibn Dinar, Fadhl al-Raqqasyi, Rabbah ibn ‘Amru al-qisyi, Shalih al-Murni atau Abdul Wahid ibn Zaid, seorang pendiri kelompok asketis di Abadan[18].
Corak yang menonjol dari para zahid Bashrah ialah zuhud dan rasa takut yang berlebih –lebihanberlebihlebihan. Dalam halini Ibn Taimiyah berkata: “Para sufi pertama –tamapertama–tama muncul dari Bashrah. Yang pertama mendirikan khanaqah para sufi ialah sebagian teman Abdul Wahid ibn Zaid, salah seorang teman Hasan al-Bashri.para Para sufi di Bashrah terkenal berlebih –lebihanberlebih–lebihan dalam hal zuhud, ibadah, rasa takut mereka dan lain –lainnyalain–lainnya, lebih dari apa yang terjadi di kota – kotakota–kota lain”[19]. Menurut Ibn Taimiyyah hal ini terjadi karena adanya kompetisi antara mereka dengan para zahid Kufah.
