Mitologi Yunani: Perbezaan antara semakan

Kandungan dihapus Kandungan ditambah
Tiada ringkasan suntingan
Baris 507:
 
=== Penggabungan ===
{{see also|Mitologi Romawi}}[[Fail:Belvedere Apollo Pio-Clementino Inv1015.jpg|200px|thumb|straight|Apollo Belvedere, patung marmermarmar buatan Romawi (antara 130–140 M), tiruan dari patung perunggu Yunani (antara 330–320 SM). Dalam agama Romawi kuno, pemujaan dewa Apollo, yang berasal dari Yunani, digabungkan dengan kultus pemujaan Sol Invictus. Bangsa Romawi menyembah Sol Invictus sebagai pelindung spesial kaisar, dan Sol Invitus menjadi dewa utama di Kekasairan Romawi sampai akhirnya digantikan oleh agama Kristen.]]
Pada masa [[Romawi kuno]], lahir mitologi Romawi yang baru melalui sinkretisasi (penggabungan atau pencampuran) berbagai dewa Yunani dan dewa-dewa asing lainnya. Hal ini terjadi kerana bangsa Romawi hanya memiliki sedikit mitologi. Selain itu pewarisan tradisi mitologi Yunani kepada bangsa Romawi menjadikan dewa-dewa Romawi mengadopsi ciri-ciri dewa Yunani yang menjadi padanan mereka.<ref name="Gale88" /> Dewa [[Zeus]] dan [[Yupiter (mitologi)|Yupiter]] merupakan salah satu contoh tumpang tindih mitologi Yunani dan Romawi. Selain adanya penggabungan dua tradisi mitologi, bangsa Romawi juga mengaitkan diri dengan agama-agama dari daerah Timur. Hal ini yang semakin memperkuat proses sinkretisasi.<ref>North-Beard-Price, ''Religions of Rome'', hlm. 259</ref> Sebagai contohnya, kultus pemujaan matahari diperkenalkan di Romawi setelah kaisar [[Aurelianus]] sukses melaksanakan kampanye militer di [[Suriah]]. Dewa dari Asia, yakni [[Mithras]] (yang dapat disebut sebagai personifikasi matahari) dan [[Ba'al]] dipadukan dengan dewa Apollo dan Helios menjadi satu dewa tunggal yang disebut [[Sol Invictus]], yang memiliki banyak atribut campuran dan dipuja dengan ritus gabungan.<ref>J. Hacklin, ''Asiatic Mythology'', hlm. 38</ref> Apollo kemungkinan semakin sering diidentikkan dalam agama dengan Helios atau bahkan Dionisos, namun naskhah-naskhah mengenainya jarang memperlihatkan perkembangan semacam ini. Ini barangkali menunjukkan bahawa mitologi dalam sastera semakin lama semakin tidak berkaitan dengan kegiatan keagamaan yang sesungguhnya.
 
Kumpulan sajak ''Saturnalia'' karya [[Ambrosius Theodosius Macrobius|Macrobius]] dan [[Orfisme|Himne Orfik]] yang tersisa pada masa sekarang juga ikut dipengaruhi oleh teori-teori rasionalisme dan tren sinkretisasi. Himne Orfik merupakan seperengkat komposisi puitis pra-Klasik yang diatribusikan atas nama Orfeus. Orfeus sendiri merupakan tokoh dari suatu mitos yang terkenal. Pada kenyataannya, meskipun dihubungan dengan Orfeus, namun sajak-sajak ini kemungkinan disusun oleh beberapa penyair berbeda, dan mengandung banyak petunjuk tentang mitologi Eropah prasejarah.<ref>Sacred Texts, [http://www.sacred-texts.com/cla/hoo/index.htm Himne Orfik]</ref> Sementara itu tujuan dari dibuatnya ''Saturnalia'' adalah untuk menyampaikan kebudayaan Hellenik yang telah diperoleh oleh Macrobius dari hasil studinya, meskipun banyak penggambaran para dewa telah dipengaruhi oleh teologi dan mitologi Mesir dan Afrika Utara (yang juga mempengaruhi penafsiran Virgilus). Dalam ''Saturnalia'', kembali bermunculan komentar-komentar mitologi yang dipengaruhi oleh orang-orang Euhemeris, Stoik, dan Neoplatonis.<ref name="Chance69" /><!--