Kesultanan Serdang: Perbezaan antara semakan

Kandungan dihapus Kandungan ditambah
Paeiin8688 (bincang | sumb.)
nota
Teg-teg: Suntingan mudah alih Suntingan web mudah alih iOS app edit
Paeiin8688 (bincang | sumb.)
nota
Teg-teg: Suntingan mudah alih Suntingan web mudah alih iOS app edit
Baris 71:
== Struktur Pemerintahan ==
[[Fail:COLLECTIE TROPENMUSEUM Portret van de Sultan van Serdang vermoedelijk Oost-Sumatra TMnr 10001871.jpg|jmpl|210px|ka|Sultan Sulaiman Syariful Alam Shah (memerintah [[1879]]-[[1946]]).]]
 
[[Fail:Sultan-Lukman.jpg|jmpl|210px|ka|Sultan Lukman Sinar Bashar Shah II (memerintah [[2002]]-[[2011]]).]]
 
[[Fail:Sultan Tuanku Achmad Thalaa Shariful Alam Shah.jpg|jmpl|210px|ka|Sultan Achmad Thalaa Shariful Alam Shah (memerintah sejak tahun [[2011]]).]]
 
=== Raja Pertama ===
Struktur tertinggi di Kesultanan Serdang dipimpin oleh seorang Raja. Pada masa itu, peranan seorang raja adalah:<ref name="melayu"/>
Baris 91 ⟶ 94:
=== Jabatan Lainnya ===
Selain para pejabat istana di atas, Sultan juga dibantu oleh Syahbandar (perdagangan) dan Temenggong (Kepala polisi dan keamanan). Sultan Serdang menjalankan hukum kepada rakyat berdasarkan Hukum Syariah Islam dan Hukum Adat seperti kata pepatah, “''Adat bersendikan Hukum Syara, Hukum Syara’ bersendikan Kitabullah''”.<ref name="melayu"/>
 
== Kehidupan Sosial-Budaya ==
[[Fail:Replika Istana Sultan Serdang.jpg|ka|jmpl|300px|Istana Kesultanan Serdang yang baru di [[Melati Kebun, Pegajahan, Serdang Bedagai]]. Pembangunan istana ini diprakarsai oleh Sultan Lukman Sinar Bashar Shah II dan diresmikan pada [[7 Januari]] [[2012]].]]
Penulisan sejarah yang terlalu berorientasi politik, dengan titik fokus raja, keluarganya dan para pembesar istana menyebabkan sisi kehidupan sosial masyarakat awam jadi terlupakan. Oleh karena itu, bukanlah pekerjaan yang mudah untuk mendapatkan data mengenai kehidupan sosial-budaya pada suatu kerajaan secara lengkap. Berikut ini, sedikit gambaran mengenai kehidupan sosial budaya di Kerajaan Serdang pada periode pemerintahan Sultan Thaf Sinar Basyar Shah.<ref name="melayu"/>
 
=== Catatan Utusan Kerajaan Inggris ===
Pada masa pemerintahannya, Serdang menjadi aman tenteram dan makmur karena perdagangan yang ramai. Ketika utusan [[Kerajaan Inggris]] dari [[Penang]], Johan Anderson, mengunjungi Serdang tahun [[1823]], ia mencatat:<ref name="melayu"/>
# Perdagangan antara Serdang dengan Pulau Pinang sangat ramai (terutama lada dan hasil hutan).
# Sultan Thaf Sinar Basyar Shah (juga bergelar Sultan Besar) memerintah dengan lemah lembut, suka memajukan ilmu pengetahuan dan mempunyai sendiri kapal dagang pribadi.
# Industri rakyat dimajukan dan banyak pedagang dari pantai barat Sumatra (orang Alas) yang melintasi pegunungan Bukit Barisan menjual dagangannya ke luar negeri melalui Serdang.
# Baginda sangat toleran dan suka bermusyawarah dengan negeri-negeri yang tunduk kepada Serdang, termasuk orang-orang Batak dari Pedalaman.
# Cukai di Serdang cukup moderat.
 
=== Pepatah Melayu ===
Semua hal di atas bisa terjadi karena Sultan berpegang teguh pada pepatah adat Melayu. Di antara pepatah dan adat tersebut adalah:<ref name="melayu"/>
* secukap menjadi segantang, yang keras dibuat ladang, yang becek dilepaskan itik, air yang dalam diperlihara ikan;
* genggam bara, biar sampai menjadi arang (sabar menderita mencapai kejayaan);
* cencaru makan petang, bagai lebah menghimpun madu (meskipun lambat tetapi kerja keras maka pembangunan terlaksana);
* hati Gajah sama dilapah, hati kuman sama dicecah (melaksanakan kerja pembangunan dengan berhasil baik bersama-sama).
 
Dalam perkembangannya, karena Sultan Thaf Sinar Basyar Shah ini amat berpegang teguh pada adat Melayu disertai sikap lemah lembut dan sopan, akhirnya banyak rakyat [[Batak]] di pedalaman yang masuk Melayu ([[Islam]]). Atas dasar jasa-jasanya, maka, ketika Sultan Thaf Sinar Basarshah mangkat pada tahun [[1850]], para Orang Besar dan rakyat Serdang memberikan penghormatan untuknya dengan gelar '''Marhom Besar'''.<ref name="melayu"/>
 
== Penguasa/Sultan ==