Nabi Ibrahim a.s.: Perbezaan antara semakan

Kandungan dihapus Kandungan ditambah
Juruteknik (bincang | sumb.)
Ricky250 (bincang | sumb.)
k Membalikkan suntingan oleh Juruteknik (Perbincangan) kepada versi terakhir oleh CyberTroopers
Teg-teg: Undur Dibalikkan
Baris 39:
Dengan izin Allah dan kuasa-Nya, datanglah berterbangan empat ekor burung itu dalam keadaan utuh bernyawa seperti sedia kala mendengar panggilan Nabi Ibrahim kepadanya lalu hinggaplah empat burung itu di depannya, dilihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Allah Yang Maha Berkuasa dapat menghidupkan kembali makhluk-Nya yang sudah mati sebagaimana Dia menciptakannya dari sesuatu yang tidak ada. Dan dengan demikian hilang keraguannya.
 
===Berdakwah kepada bapanya,pakciknya Azar===
 
Azar, bapa saudara Nabi Ibrahim tidak terkecuali bertuhan dan menyembah [[berhala]] bahkan dia ialah [[pedagang]] patung-patung yang dipahatnya sendiri dan orang membeli [[patung|patung-patung]] itu dijadikan sembahan. Nabi Ibrahim merasa kewajiban pertamanya sebelum berdakwah kepada orang lain ialah menyedarkan [[bapa saudara]]<nowiki/>nya dulu sebagai orang yang terdekat. Beliau merasakan bahawa bakti kepada bapa saudara mewajibkannya memberi penerangan kepadanya agar melepaskan kepercayaan yang sesat itu dan mengikutinya beriman kepada [[Allah]] Yang Maha Kuasa.
Azar, bapa Nabi Ibrahim tidak terkecuali bertuhan dan menyembah [[berhala]]. Nabi Ibrahim menasehati ayahnya tentang penyembahan yang dilakukannya terhadap berhala-berhala, mengingkari sekaligus melarangnya melakukan hal tersebut. Namun ayahnya tidak juga berhenti dari perbuatan tersebut.
 
<blockquote>“''Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar, ‘Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.”''
 
- Al Quran, Surah Al - An'am, Ayat 74</blockquote>Ada pendapat mengatakan Azar bukan ayah Nabi Ibrahim, tetapi di dalam Tafsir Ibnu Kathir ada dinyatakan sepeti berikut:<blockquote>
Adh-Dhahhak mengatakan dari Ibnu ‘Abbas bahwa ayah Ibrahim bukan bernama Aazar tetapi Tarakh. Demikian yang diriwayatkan Ibnu Abi Hatim. Adapun Ibnu Jarir menyebutkan: “Yang benar nama ayah Ibrahim adalah Aazar.”
 
Dengan sopan dan beradab, beliau datang kepada Azar menyampaikan bahwa ia diutuskan oleh Allah sebagai [[nabi]] dan [[rasul]] dan bahawa beliau telah diilhamkan dengan pengetahuan dan [[ilmu]] yang tidak dimiliki oleh Azar. Beliau bertanya apakah yang mendorongnya untuk menyembah berhala padahal dia mengetahui berhala-berhala itu tidak berguna sedikit pun. Diterangkan penyembahan berhala-berhala itu ialah semata-mata ajaran [[syaitan]] yang menjadi musuh manusia.
Kemudian Ibnu Jarir menanggapi pendapat para ahli nasab yang menyatakan bahwa ayah Ibrahim bernama Tarakh, ia mengemukakan: “Mungkin saja ia mempunyai dua nama, sebagaimana yang dimiliki oleh banyak orang, atau mungkin salah satunya sebagai gelar.” Dan yang dikemukakannya tersebut bagus dan kuat. wallaaHu a’lam.
 
Azar menjadi merah mukanya mendengar kata-kata Nabi Ibrahim yang dianggapnya [[dosa]] kerana telah berani mengecam dan menghina kepercayaannya bahkan untuk meninggalkan kepercayaan itu. Dia berkata kepada Nabi Ibrahim dengan nada gusar: ''"Hai Ibrahim! Berpalingkah engkau dari kepercayaan dan persembahanku ? Dan kepercayaan apakah yang engkau berikan kepadaku yang menganjurkan agar aku mengikutinya? Janganlah engkau membangkitkan amarahku dan cuba mendurhakaiku. Jika engkau tidak menghentikan penyelewenganmu dari agama kami dan tidak engkau hentikan usahamu mengecam dan memburuk-burukkan persembahanku, maka keluarlah engkau dari rumahku ini. Aku tidak sudi bercampur denganmu di dalam suatu rumah di bawah suatu atap. Pergilah engkau dari mukaku sebelum aku menimpamu dengan batu dan mencelakakan engkau."''
 
- Tafsir Ibnu Kathir Surah Al-An'am Ayat 74-79</blockquote>Maka Ibrahim memohonkan ampunan bagi ayahnya sepanjang hidupnya, dan ketika ayahnya mati dalam keadaan musyrik dan yang demikian itu diketahui Ibrahim secara jelas, maka ia menghentikan permohonan ampunan bagi ayahnya tersebut serta melepaskan diri darinya. Sebagaimana yang difirmankan-Nya yang artinya: <blockquote>''“Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, Maka Ibrahim berlepas diri dari padanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi Penyantun.”''
 
- Al Quran, Surah At - Taubah, Ayat 114 </blockquote>
 
===Penghancuran berhala-berhala===