Bahan fisil ialah bahan api yang mampu mempertahankan tindak balas fisi nuklear dengan memanfaatkan tenaga termal neutron.[1] Perubahan material pada bahan fisil digunakan untuk mengatur reaktiviti, optimasi dan pemuatan bahan api dalam teras reaktor nuklear serta menghasilkan bahan selongsong dan air pendingin yang berinteraksi dengan sinar gama dan neutron.[2]

Pemanfaatan sunting

Bahan fisil dari uranium dan plutonium dapat dimanfaatkan sebagai bahan api nuklear bekas untuk menghasilkan tenaga elektrik. Hasil penyerapan neutron pada uranium-238 akan menghasilkan plutonium-239 dan isotop uranium-235 yang tidak terbakar yang memiliki kandungan bahan fisil yang lebih banyak berbanding uranium semulajadi. Kandungan uranium-235 pada hasil pembakaran uranium alam hanya 0,7% Urainum-235. Sedangkan uranium-235 menghasilkan bahan fisil sebanyak 0.9% dan plutonium-239 sebanyak 0,6% sehingga jumlahnya menjadi 1,5%. Jumlah ini masih dapat digunakan untuk pelbagai reaktor termal konvensional, reaktor pendingan gas dengan bahan api MOX, atau reaktor pantas dengan bahan bakar plutonium.[3]

Rujukan sunting

  1. ^ "NRC: Glossary -- Fissile material". www.nrc.gov.
  2. ^ Rohanda, Anis (2015). "Analisis Perubahan Massa Bahan Fisil dan.Non Fisil dalam Teras PWR 1000 MWe dengan Origen-ARP 5.1". Tri Dasa Mega. 17 (1): 14.
  3. ^ Dewita, E., dan Alimah, S. (Jun 2005). "Studi Teknologi Daur Bahan Bakar DUPIC". Jurnal Pengembangan Energi Nuklir (dalam bahasa Indonesia). 7 (1): 44. ISSN 2502-9479.CS1 maint: multiple names: authors list (link)