Keusangan terancang

Keusangan terancang (bahasa Inggeris: planned obsolescence) ialah teori reka bentuk di mana barangan direka dengan sengajanya menjadi bertambah rapuh usang semakin lama ia dipakai sehingga suatu tahap ia menjadi tidak dapat digunakan lagsung mahupun tiada daya tarikan semasa lagi[1] dengan tujuan mengalakkan pembelian berterusan kerana jangka tempoh penggantian alat yang semakin disingkatkan.[2][3]

Pengungkapan asal konsep ini dapat ditelusuri kembali seawal tahun 1932 melalui suatu risalah karya Bernard London berjudul Ending the Depression Through Planned Obsolescence (Mengakhiri Kemelesetan Melalui Keusangan Terancang).[4] yang mendesak pemerintah menetapkan peraturan menetukan keusangan resmi bagi produk-produk pengguna untuk merangsang dan mempertahankan tahap kepengunaan. Idea ini hanya dapat dilanjutkan serta dipopularkan oleh Brooks Stevens, seorang pereka bentuk industri Amerika Syarikat dalam suatu sidang periklanan di Minneapolis pada tahun 1954 di mana Stevens memahamkan bahawa keusangan terancang "kenanamkan suatu keinginan kepada para pembeli untuk memiliki sesuatu yang sedikit lebih baru, sedikit lebih baik, dan sedikit lebih cepat dari yang seharusnya."

Sejarah pembincangan sunting

Alfred P. Sloan Jr., pemutikan dalam industri automotif sunting

Di Amerika Syarikat, reka bentuk otomotif mencapai titik balik pada tahun 1924 saat pasar kereta nasional mulai mengalami kejenuhan. Untuk mempertahankan angka penjualan unit, pemimpin General Motors Alfred P. Sloan Jr. menyarankan perubahan reka bentuk model tahunan untuk meyakinkan para pemilik kereta bahawa mereka perlu membeli kereta pengganti yang baru setiap tahunnya. Ide ini awalnya diterapkan dalam industri sepeda, walau konsep ini sering salah dikaitkan kepada Sloan.[5] Para kritikus menamai strategi Sloan ini dengan "keusangan terancang". Sloan sendiri lebih memilih istilah "keusangan dinamis".[6]

Strategi ini mengesan luas terhadap bisnes otomotif, bidang reka bentuk produk, dan akhirnya pada ekonomi Amerika Syarikat itu sendir. Para pemain kecil tidak dapat mempertahankan laju dan biaya pemodelan ulang tahunan. Henry Ford tidak menyukai skema rutin perubahan reka bentuk model tahunan, kerana dia berpegang teguh pada gagasan keahlian teknik tentang kesederhanaan, ekonomi skala, dan integritas reka bentuk. General Motors nerjaya melepasi penjualan Ford pada tahun 1931 dan menjadi perusahaan paling dominan dalam industri automotif pada tahun berikutnya. Perubahan reka bentuk yang sering juga mengharuskan pengeluar kereta menggunakan reka bentuk body-on-frame dibandingkan dengan reka bentuk unibody yang lebih ringan namun sulit dimodifikasi, seperti yang digunakan oleh sebagian besar pengeluar kereta Eropah.

Idea ini dihebahkan pada tahun 1959 dalam suatu iklan Volkswagen yang menempatkan dirinya sebagai alternatif kepada kelaziman yang semakin mendalam dalam kalangan perusahaan automotif. Dalam iklannya, mereka menulis, "Kami tidak percaya pada keusangan terancang. Kami tidak mengubah kereta kami hanya demi kepentingan pengubahan itu sendiri."[7] Dalam kampanye iklan Volkswagen karya Doyle Dane Bernbach yang terkenal, salah satu iklan menampilkankan halaman yang nyaris kosong dengan tajuk "Tak ada gunanya menampilkan Volkswagen 1962, kereta kami masih terlihat sama".

The Waste Makers karya The Vance Packard sunting

Pada tahun 1960, kritikus budaya Vance Packard menerbitkan The Waste Makers, yang dipromosikan sebagai paparan "upaya sistematik para pebisnis untuk membuat kita menjadi individu yang boros, terbeban hutang, dan tidak pernah puas". Packard membagi keusangan terancang menjadi dua bahagian kategori, keusangan secara keinginan dan keusangan secara kegunaan.

"Keusangan secara keinginan" atau "keusangan psikologis" merujuk pada upaya pemasar untuk menghauskan produk dalam fikiran sang pemilik. Packard memetik kata-kata George Nelson, seorang pereka bentuk industri yang menulis: "Reka bentuk... adalah upaya untuk memberikan kontribusi melalui perubahan. Ketika tidak ada kontribusi yang telah dibuat mahupun yang dapat dibuat, satu-satunya pilihan proses yang tersedia adalah memberikan ilusi perubahan melalui 'pemodelan (ulang)!'"

Jenis sunting

Daya tahan buatan sunting

Daya tahan buatan adalah strategi memperpendek masa pakai produk sebelum dilepas ke pasaran dengan merancangnya agar cepat rusak.[8] Perancangan keseluruhan produk pengguna meliputi penentuan usia rata-rata yang diharapkan pada setiap tahap pengembangannya. Oleh kerana itu, di setiap awal perancangan produk yang kompleks, harus ditentukan terlebih dahulu berapa lama produk tersebut dirancang untuk bertahan, sehingga setiap komponennya dapat dibuat sesuai spesifikasi tersebut. Tetapi kerana hukum entropi melekat pada semua hal, mustahil suatu objek yang dirancang dapat mempertahankan fungsi penuhnya selamanya; semua produk pada akhirnya akan rosak, tidak peduli apa saja langkah yang telah diambil. Meskipun ada produk yang dioptimalkan sehingga sesuai dengan masa pakai yang diharapkan, reka bentuk seperti ini hanya akan dipilih atas dasar penghematan biaya atau beban. Masa pakai terbatas akan menjadi pertanda keusangan terancang hanya jika masa pakai produk dipendekkan secara artifisial berdasarkan rancangannya.

Strategi jenis daya tahan buatan umumnya tidak dilarang oleh undang-undang, dan pengeluar bebas mengatur tingkat daya tahan produk mereka.[8]

Pencegahan perbaikan sunting

 
Sekrup pentalobe yang digunakan pada iPhone 6S. Kritikus berpendapat bahawa Apple menggunakan bahan ini di perangkat terbarunya untuk mencegah pengguna memperbaiki sendiri perangkatnya.

Contoh terbaik dari reka bentuk dengan pencegahan perbaikan adalah versi sekali pakai dari barang awet pada umumnya di mana pengguna harus membeli keseluruhan produk baru setelah menggunakannya sekali saja. Produk seperti ini sering dirancang agar tidak mungkin untuk diperbaiki; misalnya jam tangan digital pakai-buang yang murah memiliki kasing yang dipateri di kilang sehingga mustahil dapat membuka bahagian dalam tanpa merusak arloji secara keseluruhan. Pengeluar juga dapat membuat suku cadang produknya menjadi tidak tersedia atau terlalu mahal, sehingga membuat suatu produk tidak ada insentif ekonomik lagi untuk diperbaiki.

Keusangan milik sunting

Keusangan secara keinginan atau keusangan gaya terjadi ketika perancang mengubah gaya produk sehingga pengguna akan lebih sering membeli produknya kerana penurunan rasa ingin milik dari barang yang dianggap sudah ketinggalan zaman.

Untuk tingkat terbatas, strategi jenis ini juga berlaku untuk beberapa produk elektronik pengguna, di mana kilang akan mengeluarkan produk yang sedikit lebih ditingkatkan secara berkala dan menekankan nilainya sebagai simbol status.

Keusangan sistemik sunting

Keusangan terancang sistemik adalah upaya yang disengaja untuk membuat suatu produk menjadi usang dengan cara mengubah sistem yang digunakan produk tersebut sedemikian rupa sehingga membuat penggunaannya secara terus-menerus akan menyulitkan pengguna. Contoh umum keusangan terancang sistemik termasuk dengan tidak mempersiapkan keterpadanan (ke depan pada perisian, atau secara rutin mengganti sekrup atau penguncinya sehingga tidak mudah lagi dipakai dengan alat yang tersedia sekarang.

Keusangan diatur (programmed obsolescence) sunting

Dalam beberapa kasus, pemberitahuan dapat digabungkan dengan pematian produk yang disengajakan untuk mencegahnya bekerja, sehingga mengharuskan pengguna untuk membeli produk pengganti. Misalnya, kilang pencetak inkjet menggunakan chip pintar dalam kartrid tintanya untuk mencegah kartrij digunakan setelah batas tertentu (jumlah halaman, waktu, dll.), meski kartrid tersebut mungkin masih berisi tinta yang masih dapat digunakan atau diisi ulang (lebih dari 50 peratur kartrij toner yang tidak lagi dipakai masih memiliki tinta penuh[9]). Hal in dilihat bersifat "diatur" kerana tidak ada komponen acak yang mempengaruhi penurunan fungsi.

Keuntungan dan kerugian sunting

Perkiraan keusangan terancang dapat memengaruhi keputusan perusahaan dalam rekayasa produk. Maka dari itu, perusahaan dapat menggunakan komponen yang lebih murah sekadar untuk memenuhi proyeksi masa pakai produk.

Selain itu, bagi industri, keusangan terancang merangsang permintaan dengan mendorong para pembeli dengan menciptakan tekanan agar mau membeli produk lebih awal jika mereka masih menginginkan produk yang dapat berfungsi. Produk ini dapat dibeli dari kilang yang sama (sebagai komponen pengganti atau model yang lebih baru), mahupun dari pesaing yang mungkin juga bergantung pada keusangan terancang. Khususnya di negara maju (di mana banyak industri sudah menghadapi pasar jenuh), teknik ini sering kali diperlukan oleh pengeluar untuk dapat mempertahankan tingkat pendapatan mereka.

Meskipun keusangan terancang cukup menarik bagi para pengeluar, hal ini juga dapat mendatangkan kerusakan signifikan bagi masyarakat dalam bentuk eksternalitas negatif. Mengganti produk secara terus-menerus, alih-alih memperbaikinya, akan menciptakan limbah dan polusi, menggunakan sumber daya alam, serta menciptakan pengeluaran pengguna yang lebih banyak. Dengan demikian, keusangan terancang memiliki dampak negatif terhadap lingkungan secara agregat. Bahkan saat keusangan terancang dapat membantu menghemat sumber daya langka per unit yang diproduksi, strategi ini cenderung meningkatkan keluaran secara agregat, kerana menurunnya biaya dan harga berdasarkan hukum penawaran dan permintaan akhirnya akan meningkatkan permintaan dan konsumsi. Namun, dampak lingkungan yang negatif dari keusangan terancang juga tergantung pada proses produksi.[10]

Ada pula potensi pukulan balik dari pengguna yang mengetahui bahawa pengeluar melaburkan wangnya untuk membuat produk yang lebih cepat usang. Konsumen seperti ini mungkin akan beralih ke pengeluar (jika ada) yang menawarkan alternatif produk yang lebih tahan lama.

Pelaksaanan kawalan sunting

Pada tahun 2015, Perancis dalam keterlibatan se-Kesatuan Eropah melaksanakan tindakan menentang keusangan terancang mengeluarkan undang-undang yang mewajibkan kilang dan penjual peralatan menuliskan masa pakai yang ditetapkan serta masa ketersediaan suku cadang di masa depan untuk setiap produknya. Sejak 2016, pengeluar peralatan juga diwajibkan untuk memperbaiki atau mengganti produk yang cacat dalam sekitar waktu dua tahun sejak pembelian secara percuma; aturan ini membuat jaminan dua tahun wajib diterapkan dengan efektif.[11]

Kritik dan dukungan sunting

Mempersingkat kitaran penggantian telah menuai kritik mahupun dukungan. Penasihat pemasaran Philip Kotler berargumen bahawa: "Hal yang disebut-sebut sebagai keusangan terancang adalah buah hasil daya kompetitif dan teknologi dalam masyarakat yang bebas—daya yang berujung pada barang dan jasa yang selalu ditingkatkan."[12]

Kritikus Vance Packard mengklaim proses ini memboroskan serta mengeksploitasi pengguna. Dengan keusangan psikologis, sumber daya dihabiskan untuk membuat perubahan, sering kali perubahan kosmetik, yang tidak berarti bagi pengguna. Miles Park menganjurkan pendekatan kolaboratif yang baru antara pereka bentuk dan pengguna untuk mengubah keusangan dalam sektor yang bergerak cepat seperti sektor peralatan elektronik.[13] Beberapa orang, seperti Ronny Balcaen, telah mengusulkan untuk membuat label baru untuk melawan penurunan mutu produk kerana teknik keusangan terancang.[9]

Lihat pula sunting

Rujukan sunting

  1. ^ Bulow, Jeremy (November 1986). "An Economic Theory of Planned Obsolescence" (PDF). The Quarterly Journal of Economics. Oxford University Press. 101 (4): 729–749. doi:10.2307/1884176. JSTOR 1884176. S2CID 154545959.
  2. ^ Bidgoli, Hossein (2010). The Handbook of Technology Management, Supply Chain Management, Marketing and Advertising, and Global Management. Wiley. m/s. 296. ISBN 978-0470249482.
  3. ^ Slade, Giles (2006). Made to Break: Technology and Obsolescence in America. Harvard University Press. m/s. 5.
  4. ^ Bernard London's pamphlet
  5. ^ Babaian, Sharon (1998). The Most Benevolent Machine: A Historical Assessment of Cycles in Canada. Ottawa: National Museum of Science and Technology. m/s. 97. ISBN 0-660-91670-3.
  6. ^ Grattan, Laura (6 January 2016). Populism's Power: Radical Grassroots Democracy in America. Oxford University Press. ISBN 9780190277659.
  7. ^ Inc, Time (1959-08-03). LIFE (dalam bahasa Inggeris). Time Inc. Diarkibkan daripada yang asal pada 28 Februari 2017. Unknown parameter |dead-url= ignored (bantuan)
  8. ^ a b Orbach, Barak (2004). "The Durapolist Puzzle: Monopoly Power in Durable-Goods Market". Yale Journal on Regulation, vol. 21, pp. 67–118. SSRN 496175. Cite journal requires |journal= (bantuan)
  9. ^ a b Dokumenter RTBF "L'obsolescence programmée" oleh Xavier Vanbuggenhout
  10. ^ Guiltinan, Joseph Guiltinan (2009). "Creative Destruction and Destructive Creations: Environmental Ethics and Planned Obsolescence". Journal of Business Ethics. 89.
  11. ^ Drew Prindle. New French law tells consumers how long new appliances will last. Digitaltrends. 3 Maret 2015
  12. ^ "Planned obsolescence". The Economists. Diarkibkan daripada yang asal pada 7 Desember 2013. Dicapai pada 8 Februari 2014. Unknown parameter |dead-url= ignored (bantuan); Check date values in: |archive-date= (bantuan)
  13. ^ Park, M. (2010). "Defying Obsolescence." In Cooper T (ed) Longer Lasting Products: Alternatives to the Throwaway Society. Gower, Farnham, UK.".

Bacaan lanjut sunting