Minamoto no Yoritomo

Minamoto no Yoritomo (Jepun: 源 頼朝, 9 Mei 1147—9 Februari 1199) adalah pendiri sekaligus shogun pertama Keshogunan Kamakura. Lahir sebagai putera ketiga Minamoto no Yoshitomo, ayahnya orang utama berketurunan dari Kawachi Genji yakni cabang suku Minamoto dari Kawachi).

Potret Yoritomo, salinan lukisan skrol warna pada sutera 1179

Yoritomo dibuang negeri ke Izu setelah ayahnya tewas dan suku Minamoto tersingkir akibat Pemberontakan Heiji. Atas perintah resmi Putera Mochihito, Yoritomo bertempur untuk menyingkirkan suku Taira. Setelah menguasai wilayah Kanto, Yoritomo mendirikan markas besar di Kamakura. Yoshitomo menghabisi Minamoto no Yoshinaka (adik sepupu) dan menghancurkan suku Taira dengan bantuan adik-adiknya. Minamoto no Yoshitsune, adik lain ibu yang membantunya dalam peperangan dikucilkan dan dibunuh. pSuku uak Ōshū Fujiwara dihancurkan dalam Perang Ōshū, dan Yoritomo diangkat sebagai Sei-i Taishōgun di tahun 1192. Pemerintahan militer yang dirintisnya disebut Keshogunan Kamakura dan bertahan sekitar 680 tahun hingga Restorasi Meiji.

Awal hayat sunting

Nama kecilnya adalah Onimusha. Ibunya, Yura Gozen merupakan anak perempuan ke-3 Fujiwara no Suenori (pejabat ketua kuil Atsuta). Tempat kelahiran Yoritomo diperkirakan di Kyoto atau Provinsi Owari. Ayahnya adalah ketua suku Kawachi Genji yang bernama Minamoto no Yoshitomo, keturunan maharaja Seiwa yang menetap di Provinsi Kawachi.

Usia dewasanya ===== Pemberontakan Heiji = sunting

Pada tahun 1159, Yoshitomo diajak Fujiwara no Nobuyori (pengikut mantan maharaja Go-Shirakawa) untuk memimpin Pemberontakan Heiji. maharaja Nijō dan mantan maharaja Go-Shirakawa dikenakan tahanan rumah, sedangkan Yoshitomo mengangkat diri dan pengikutnya dengan berbagai jabatan, termasuk jabatan bagi Yoritomo yang berusia 13 tahun.

Pemberontakan tidak direncanakan dengan matang, maharaja Nijō melarikan diri ke kediaman Taira no Kiyomori di Rokuhara. Ketika pasukan suku Taira datang menyerang, Yoritomo bertempur membantu Minamoto no Yoshihira (kakak tertua). Pemberontakan berakhir dengan kekalahan suku Minamoto. Kekuasaan berada di tangan suku Taira, sedangkan suku Minamoto hancur dan dibebaskan dari semua jabatan pemerintahan.

Rombongan berkuda Yoritomo diperintahkan kembali ke daerah Kanto. Salju tebal membuat Yoritomo terpisah dari rombongan, dan terpaksa bersembunyi di Azai. Sementara itu, rombongan suku Minamoto sudah tiba di Aohaka Provinsi Mino yang menjadi tempat tinggal isteri dan keluarga Yoshitomo. Di Aohaka, abang keduanya Minamoto no Tomonaga terkorban akibat luka-luka yang dideritanya. Akibat pengkhianatan Ōsada Tadamune, ayah Yoritomo tewas dibunuh di Noma, Provinsi Owari. Yoshihira yang ingin membalas dendam, kembali ke Kyoto dengan menyamar bersama pengikutnya. Usaha pembunuhan Taira no Kiyomori gagal, Yoshihira ditangkap dan dihukum mati di Rokujōgawara.

Setelah bersembunyi sebulan penuh, Yoritomo meninggalkan Azai, tapi tertangkap di Provinsi Owari dan dikirim ke Kyoto sebagai tawanan. Ketika menunggu hukuman mati, Yoritomo menyatakan niatnya untuk menjadi biksu. Namun nyawa Yoritomo akhirnya diampuni atas permintaan Ike no Zenni (ibu tiri Taira no Kiyomori) yang teringat kepada putranya, Taira no Iemori yang mati muda. Pada bulan berikutnya, Yoritomo diasingkan ke Hirugakojima, Provinsi Izu.

Dalam pengasingan di Izu sunting

Kehidupan Yoritomo di Izu diceritakan dalam Hikayat Soga. Sekitar tahun 1167, Yoritomo berada dalam pengasingan di bawah pengawasan Itō Sukechika. Di Izu, Yoritomo bertemu Toi no Sanehira, Amano Tōkage, dan Ōba Kageyoshi yang menjadi pengikutnya. Selama Itō Sukechika pergi ke Kyoto, Yoritomo berhubungan asmara dengan anak perempuan Sukechika hingga lahir anak bernama Sentsurumaru. Sepulangnya dari Kyoto, Sukechika dengan marah menenggelamkan Sentsurumaru di kolam, dan mengahwinkan perempuannya dengan Ema no Kojirō. Yoritomo dicari untuk dibunuh, namun melarikan diri dan berlindung kepada Hōjō Tokimasa.

Selama dilindungi Hōjō Tokimasa, Yoritomo kembali jatuh cinta dengan anak perempuan Tokimasa, Hōjō Masako yang berusia 21 tahun. Hubungannya dengan Masako tidak disetujui Tokimasa yang berjanji mengawinkan anak perempuannya dengan Taira no Kanetaka. Masako dikirim ke kediaman Kanetaka untuk diperistri, tapi melarikan diri dan menikah dengan Yoritomo.

Kebangkitan suku Minamoto sunting

Pada tahun 1180, suku Minamoto kembali bangkit setelah Putera Mochihito mengeluarkan perintah resmi untuk menghancurkan suku Taira. Yoritomo sedang berada di Izu ketika mendengar perintah tersebut dari pamannya yang bernama Minamoto no Yukiie. Namun, Putera Mochihito lebih dulu dibunuh suku Taira di Uji sewaktu berusaha memasuki Kyoto bersama pasukan Minamoto no Yorimasa di bulan Juni 1180. Setelah peristiwa ini, bentrokan antara suku Taira dan suku Minamoto tidak dapat dihindarkan. suku Taira bermaksud menghabisi seluruh anggota suku Minamoto. Yoritomo bertindak dengan meminta Adachi Morinaga untuk mengumpulkan pengikut suku Minamoto yang menetap di wilayah Kanto. Kelompok samurai pimpinan Miura Yoshizumo dan Chiba Taneyori juga mematuhi perintah Putera Mochihito, dan memutuskan untuk membantu menyingkirkan Taira no Kanetaka. Yoritomo menghabisi Kanetaka dengan bantuan Katō Kagekado dan Sasaki bersaudara. Setelah menguasai Izu, Yoritomo menuju wilayah milik suku Doi di Provinsi Sagami

Dalam Pertempuran Ishibashiyama, 300 orang pahlawan berkuda suku Minamoto kalah melawan lebih dari 3 ribu orang pahlawan berkuda suku Taira pimpinan Ōba Kagechika, Shibuya Shigekuni, Kumagai Naozane, dan Itō Sukechika. Yoritomo bersama Toi no Sanehira dan beberapa pengikutnya bersembunyi di gunung. Lokasi persembunyian Yoritomo tidak dapat diketahui pengejarnya, berkat laporan palsu yang disampaikan Kajiwara Kagetoki kepada Ōba Kagechika. Yoritomo lolos dan menyeberang dengan perahu ke Provinsi Awa dari Tanjung Manazuru.

Penaklukan Kanto sunting

Setiba di Awa, Yoritomo memerintahkan dua kekuatan besar di Semenanjung Bōsō, Kazusa Hirotsune dan Chiba Tsunetane untuk menemuinya, kerana Hōjō Tokimasa sudah diutus ke tempat Takeda Nobuyoshi untuk memperkuat suku Kai Genji. Di bulan berikutnya, Yoritomo dibantu Chiba Tsunetane menghabisi wakil penguasa Provinsi Kazusa yang berada di pihak suku Taira. Kazusa Hirotsune datang terlambat dengan membawa sekitar 20 ribu orang pahlawan berkuda.

Pasukan pimpinan Yoritomo memasuki Provinsi Musashi, dan mendapat tambahan kekuatan dari pasukan Kasai Kiyoshige dan Adachi Tōmoto. Tokoh-tokoh samurai yang sebelumnya ingin disingkirkan Yoritomo, seperti Hatakeyama Shigetada, Kawagoe Shigeyori, dan Edo Shigenaga ikut bergabung. Di bulan Oktober 1180, pasukan gabungan yang dipimpin Yoritomo memasuki Kamakura. Di sana, Yoritomo memulai pemindahan kuil Tsurugaoka Hachiman ke kaki gunung sebelah utara, dan mendirikan markas besar Keshogunan Kamakura.

Pada 16 Oktober 1180, pasukan berkuda suku Taira yang dipimpin Taira no Koremori tiba di Provinsi Suruga dengan tujuan menghancurkan Kamakura. Keesokan harinya di Sungai Kise, Takeda Nobuyoshi bersama Hōjō Tokimasa, dan 20 ribu orang pahlawan berkuda datang bergabung. Pasukan suku Minamoto menghadapi pasukan suku Taira dalam Pertempuran Fujigawa. Pasukan Taira melarikan diri kerana ketakutan mendengar suara burung air yang dikira serangan mendadak pasukan Minamoto.

Keesokan harinya, Yoritomo menyatakan niatnya untuk menyerang Kyoto, tapi tidak disetujui Chiba Tsunetane, Miura Yoshizumi, dan Kazusa Hirotsune. Alasannya, suku Satake asal Hitachi Genji belum ditundukkan dan wilayah sebelah timur Jepun belum dikuasai. Pada hari yang sama, Yoritomo menerima kedatangan adiknya, Minamoto no Yoshitsune, dan keduanya bersumpah untuk membalas kematian ayah mereka dengan menghancurkan suku Taira.

Setelah tiba kembali di Sagami, Yoritomo menghukum mati Ōba Kagechika yang berhasil ditawan dalam pertempuran, dan berangkat ke Provinsi Hitachi untuk menyingkirkan Satake Hideyoshi. Pertempuran berakhir setelah Satake Hideyoshi melarikan diri kerana takut terhadap Kazusa Hirotsune. Wilayah kekuasaan Satake dibagi-bagikan, dan sekembalinya di Kamakura, Yoritomo menunjuk Wada Yoshimori sebagai pimpinan dewan Samurai Dokoro. Lembaga ini nantinya membawahi bidang kepolisian dan militer dalam pemerintahan Keshogunan Kamakura.

Pada tahun berikutnya (1181), Kikuchi Takanao asal Provinsi Higo dan Minamoto no Yukiie asal Owari ikut berperang melawan suku Taira. Di tengah ancaman serangan besar-besaran suku Minamoto, Taira no Kiyomori meninggal pada 4 Februari 1181 akibat demam dan panas tinggi. Pimpinan suku Taira beralih kepada Taira no Munemori. Dalam pesan terakhirnya sebelum meninggal, Kiyomori mengatakan bahwa dirinya tidak perlu upacara pemakaman, melainkan agar di atas makamnya diletakkan kepala Yoritomo yang dipancung. Anak ke-5, Taira no Shigehira bermaksud melaksanakan pesanan terakhir ayahnya dan berangkat dari Kyoto untuk membunuh Yoritomo. Yoritomo bermaksud menahan serangan pasukan Shigehira di Matsuhama, Provinsi Totomi dengan mengutus Yasuda Yoshisada asal suku Kai Genji dan kawan-kawan. Namun di tengah perjalanan, Shigehira sudah dihadang Minamoto no Yukiie dalam Pertempuran Sunomata. Pertempuran berakhir dengan kekalahan pasukan Minamoto, dan Shigehira kembali ke Kyoto.

Sekitar bulan Juli 1181, Yoritomo mengirim surat pernyataan kepada mantan maharaja Go-Shirakawa bahwa dirinya tidak bermaksud memberontak. suku Taira tetap ingin mewujudkan pesan terakhir Kiyomori, dan kembali memberangkatkan pasukan untuk menyingkirkan Yoritomo. Perintah yang sama juga dikeluarkan kepada Fujiwara no Hidehira di Provinsi Ōshū. Di tengah perjalanan, pasukan Taira dialihkan ke Provinsi Echigo untuk memadamkan pemberontakan Minamoto no Yoshinaka.

Peperangan reda hingga di tahun berikutnya (1182), Yoritomo menyatakan permohonan kepada Kami di Kuil Ise untuk menghancurkan suku Taira. Selain itu, Yoritomo mengirimkan teluh untuk Fujiwara no Hidehira, dan mendirikan cabang kuil Benzaiten ke Pulau Enoshima.

Tahun berikutnya (1183), paman Yoritomo yang berdiam di Provinsi Hitachi, Minamoto no Yoshihiro menyerbu Kamakura. Sebagian besar pasukan sedang bersiap-siap menghadapi serbuan suku Taira di Suruga, sehingga Yoritomo kesulitan mempertahankan Kamakura. Yoritomo pergi mengunjungi kuil Tsurugaoka Hachiman, dan hanya bisa berdoa atas keberhasilan Oyama Tomomasa dan rekan-rekan yang ditugaskannya menghadapi pasukan suku Taira. Yoshihiro akhirnya dikalahkan dalam Pertempuran Nogimiya dan melarikan diri. Pasukan Yoshihiro yang melarikan diri dihancurkan oleh adik Yoritomo yang bernama Minamoto no Noriyori.

Pertempuran melawan Yoshinaka sunting

Di musim semi tahun 1183, Minamoto no Yukiie yang berdiam di Matsuda, Provinsi Sagami meminta pembagian wilayah kekuasaan dari Yoritomo. Permintaan tersebut ditolak, dan Yukiie lari berlindung kepada Minamoto no Yoshinaka di Shinano. Akibat fitnah yang disampaikan Takeda Nobumitsu, Yoritomo memutuskan untuk menyingkirkan Yoshinaka. Sekitar 2 ribu orang pahlawan berkuda Yoshinaka yang menunggu di Echigo tidak mampu mengatasi serangan 100 ribu orang pahlawan berkuda Yoritomo. Sadar posisinya yang lemah, Yoshinaka mundur ke Echigo dan mengirim surat pernyataan setia kepada Yoritomo. Sebagai jawaban, Yoritomo mengutus Amano Tōkage dan Okazaki Yoshizane untuk menyampaikan permintaan agar menyerahkan Yukiie atau Yoshitaka putra sulungnya. Yoshinaka memilih untuk mengirimkan Yoshitaka yang masih berusia 11 tahun. Di Kamakura, Yoshitaka diasuh Yoritomo dan dinikahkan dengan Putri Ō, putri sulungnya yang masih kecil.

Setelah berdamai dengan Yoritomo, Yoshinaka dibantu Yukiie melanjutkan pertempuran demi pertempuran melawan suku Taira dan menang. Pada bulan Juli 1183, Kyoto jatuh dan suku Taira terusir ke provinsi sebelah barat. Mantan maharaja Go-Shirakawa memberi mandat kepada Yoshinaka untuk menghabisi suku Taira. Kekejaman di luar batas oleh pasukan Yoshinaka membuat penduduk Kyoto dan kalangan istana meminta bantuan Yoritomo untuk menguasai Kyoto. Mantan maharaja Go-Shirakawa menugaskan Yoshinaka pergi memburu suku Taira di provinsi sebelah barat, supaya Kyoto dapat dijaga pasukan Yoritomo. Permintaan bantuan ditolak Yoritomo dengan alasan Kamakura sedang dalam bahaya diserang Fujiwara no Hidehira dan Satake Takayoshi. Dengan terusirnya suku Taira, pihak istana memulihkan jabatan Yoritomo yang dicabut setelah Pemberontakan Heiji.

Yoshinaka cemas dengan kemungkinan Kyoto direbut Yoritomo, sehingga langsung kembali ke Kyoto setelah kalah dalam pertempuran melawan suku Taira. Setibanya di Kyoto, Yoshinaka meminta mandat maharaja untuk membunuh Yoritomo tapi tidak diizinkan. Atas perintah Yoritomo, pasukan suku Minamoto di bawah pimpinan Yoshitsune sudah sampai di Provinsi Ōmi. Yoshinaka menyerbu istana, dan maharaja Go-Shirakawa ditahan agar mahu mengeluarkan mandat untuk menyingkirkan Yoritomo. Pada bulan Januari 1184, Yoshinaka diangkat sebagai Seii Taishogun. Selanjutnya di bulan Februari 1184, beberapa puluh ribu orang pahlawan berkuda yang dipimpin Noriyori dan Yoshitsune bergerak menuju Kyoto. Yoshinaka berusaha mengatasi pasukan Yoshitsune dan tewas terbunuh di Awazu, Provinsi Ōmi.

Setelah Yoshinaka tewas, Yoritomo menyusun rencana untuk membunuh Yoshitaka (putra Yoshinaka) yang dikawinkan dengan Putri Ō. Rencana tersebut dibocorkan istrinya, dan Yoshitaka dengan menyamar sebagai wanita melarikan diri dari Kamakura. Pasukan dikirim untuk mengejar Yoshitaka, dan pengejaran berakhir dengan tewasnya Yoshitaka di Provinsi Musashi. Putri Ō menjadi sangat sedih dan ibunya, Hōjō Masako menghukum mati pahlawan yang membunuh menantunya. Sepeninggal suami, Putri Ō terus larut dalam kesedihan dan meninggal pada usia 20 tahun.

Kehancuran suku Taira sunting

Pasukan Minamoto yang dipimpin Yoshitsune dan Noriyori mengalahkan pasukan Taira dalam Pertempuran Ichi no Tani di Provinsi Settsu di bulan Maret 1184. Taira no Shigehira ditawan dan dibawa pulang ke Kyoto. Yoritomo masih belum puas dan mengeluarkan surat perintah kepada samurai di Shikoku dan Kyushu untuk menghancurkan sisa suku Taira yang melarikan diri ke Shikoku.

Pada 6 Agustus 1184, Yoshitsune yang sedang berada di Kyoto menerima kenaikan jabatan dan gelar dari istana tanpa seizin Yoritomo. Yoritomo menjadi marah dan mencopot Yoshitsune dari jabatan komandan pasukan. Pada 8 Agustus 1184, Noriyori memimpin pasukan Minamoto berangkat dari Kamakura. Di dalamnya bergabung pengikut suku Minamoto, seperti Hōjō Yoshitoki, Ashikaga Yoshikane, Chiba Tsunetane, Miura Yoshizumi, Ōyama Tomomitsu, Hiki Yoshikazu, Wada Yoshimori, dan Amano Tōkage.

Di bulan berikutnya, 6 Oktober 1184, Keshogunan Kamakura membuka kantor pemerintahan yang pertama. Kantor administrasi ini disebut Kumonjo dan dikepalai Ōe Hiromoto. Setelah berganti nama menjadi Mandokoro, kantor ini mengurusi pemerintahan dan keuangan. Pada 20 Oktober 1184, Keshogunan Kamakura membuka kantor pengadilan (Monchūjo) yang dikepalai Miyoshi no Yasunobu. Pejabat tingkat menengah ke bawah makin bertambah jumlahnya di Keshogunan Kamakura, antara lain politisi terkenal seperti Nikaidō Yukimasa dan Taira no Moritoki.

Pada 6 Januari 1185, Yoritomo menerima surat permintaan tambahan perbekalan dan kapal dari Noriyori yang sedang bertugas mengamankan Kyushu. Yoritomo mengirim surat balasan yang memerintahkan agar Noriyori tidak menggerakkan pasukan dan berbaik hati pada samurai setempat. Selain itu, Yoritomo mengirimkan surat kepada kelompok samurai di Provinsi Tsukushi agar membantu Noriyori menghancurkan suku Taira. Sementara itu, 10 Januari 1185, Yoshitsune diberangkatkan juga ke Yashima di Provinsi Sanuki dengan tujuan menyerang basis suku Taira. Setelah samurai dari Kyushu datang membawa perbekalan dan kapal-kapal pada tanggal 26 Januari 1185, Noriyori menyeberang dari Provinsi Sūo ke Provinsi Bungo.

Pada 22 Maret 1185, pasukan Yoshitsune mengusir pasukan suku Taira ke tengah laut dalam Pertempuran Yashima. Pertempuran Dan no Ura (25 April 1185) menandai tamatnya suku Taira. Semua pimpinan suku Taira tewas atau ditawan. Taira no Munemori dan Taira no Noriko ditawan, sedangkan maharaja Antoku mati tenggelam. Atas keberhasilan menangkap Munemori, Yoritomo menerima kenaikan pangkat dari istana.

Pengusiran Yoshitsune sunting

Di bulan April 1185, Yoritomo menerima surat dari Kajiwara Kagetoki yang ditugaskan mendampingi Yoshitsune. Kagetoki menulis fitnah bahwa Yoshitsune berkali-kali menegaskan bahwa kesuksesan menghancurkan suku Taira adalah semata-mata berkat jasanya seorang diri. Di bulan berikutnya (Mei 1185), Yoshitsune dan pasukannya sampai di Provinsi Sagami untuk mengantar pasangan bapak-anak Taira Munemori yang menjadi tawanan. Namun Yoshitsune tidak diizinkan memasuki kota Kamakura, dan hanya para tawanan yang diizinkan memasuki kota. Setelah bertemu dengan Munemori, Yoritomo tetap tidak mengizinkan Yoshitsune memasuki Kamakura. Pada 9 Juni 1185, Yoshitsune diperintahkan kembali ke Kyoto dengan membawa Taira no Shigehira dan bapak-anak Taira no Munemori. Yoshitsune sangat kecewa dan berpidato di hadapan pasukan, "Untuk semua yang dendam dengan Yoritomo, kau harus berpihak padaku." Pidato Yoshitsune disampaikan kepada Yoritomo yang langsung menyita semua wilayah kekuasaan adiknya.

Pada 4 Agustus 1185, Yoritomo memerintahkan Sasaki Sadatsuna untuk membunuh Yukiie yang berada di pihak Yoshinaka. Memasuki bulan September 1185, Yoritomo mengutus Kajiwara Kagesue untuk menyelidiki Yoshitsune yang sedang berada di Kyoto. Perintah membunuh Yukiie ditolak Yoshitsune yang sedang sakit kelelahan dan tidak ingin membunuh sesama suku Minamoto. Setelah mendengar kabar dari Kagetsue, Yoritomo menganggap Yoshitsune melawan perintah, dan mengutus Tosanobō Shōshun untuk menghabisinya. Sebaliknya, Yoshitsune sudah meminta mantan maharaja Go-Shirakawa agar mengeluarkan mandat maharaja untuk membunuh Yoritomo.

Pada 17 Oktober 1185, Tosanobō Shōshun menyerbu kediaman Yoshitsune di Kyoto dengan membawa sekitar 60 orang pahlawan berkuda. Penyerbuan gagal kerana sudah ditunggu-tunggu Yoshitsune yang dibantu pahlawan tambahan dari Yukiie. Tosanobō Shōshun ditawan dan mengaku bertindak atas perintah Yoritomo. Yoshitsune sekali lagi menemui mantan maharaja Go-Shirakawa, dan setelah didesak mahu mengeluarkan mandat untuk menyingkirkan kakaknya. Walaupun mengetahui dirinya sedang diincar, Yoritomo meneruskan persiapan upacara Hōyō untuk memperingati hari meninggalnya ayah Yoshitsune dan Yoritomo. Upacara tersebut membuat Yoshitsune tidak berhasil mengumpulkan pengikutnya, kerana sebagian di antaranya menghadiri upacara di kediaman Yoritomo. Sebaliknya, Yoritomo yang berangkat dari Kamakura untuk menghabisi Yoshitsune. Ketika pasukan Yoritomo sudah menyeberangi Sungai Kisegawa di Provinsi Suruga pada 1 November 1185, Yoshitsune dan pasukannya melarikan diri dari Kyoto. Perintah penangkapan Yoshitsune dan Yukiie diumumkan ke seluruh provinsi. Pada 12 Mei 1185, Yukiie dibunuh setelah lokasi persembunyian di Provinsi Izumi terbongkar.

Pada 29 Juli tahun yang sama, Yoritomo memerintahkan pengikutnya untuk membunuh bayi laki-laki Shizuka Gozen dengan Yoshitsune. Pengikut Yoritomo membuang bayi Shizuka Gozen di Yuigaura, Kamakura. Pada waktu itu, Yoshitsune berhasil sampai di Provinsi Ōshū dan meminta perlindungan dari Fujiwara no Hidehira.

Pertempuran Ōshū sunting

Sebelum wafat di bulan November 1187, Fujiwara no Hidehira meninggalkan pesan kepada putranya, Fujiwara no Yasuhira agar membantu Yoshitsune menjadi shogun. Pada bulan 4 tahun berikutnya, Yoritomo meminta mandat dari maharaja untuk menyingkirkan Yoshitsune. Setelah mandat diterima, Yoritomo memerintahkan Yasuhira untuk menyerbu Yoshitsune. Pada tahun berikutnya (1189), pasukan Yasuhira menyerbu Yoshitsune yang sedang berada di Koromogawa no Tachi. Dalam keadaan terkepung, Yoshitsune bunuh diri.

Selanjutnya, tanggal 25 Juni 1189, Yoritomo meminta mandat maharaja untuk menyingkirkan Fujiwara no Yasuhira di Ōshū, tapi izin tidak kunjung turun walaupun pengikutnya sudah siap berangkat. Pada 19 Juli 1189, Yoritomo berangkat menyerbu Yasuhira walaupun belum mendapat izin dari istana.

Setibanya di Kunimi (Provinsi Mutsu) pada 7 Agustus 1189, pasukan Yoritomo berhadapan dengan pasukan Fujiwara no Kunihira. Pasukan Fujiwara yang berjumlah sekitar 20 ribu pahlawan bertahan di balik dinding benteng dan parit berisi air sungai. Pertempuran dimenangkan pasukan Yoritomo. Kunihira yang berusaha melarikan diri tewas oleh Wada Yoshimori.

Sementara itu, Oyama Tomomasa dan Oyama Tomomitsu mendapat berita bahwa Yasuhira berada di distrik Tamatsukuri. Pasukan Yasuhira dikepung tapi Yasuhira sudah melarikan diri. Yoritomo mengejarnya sampai di rumah kediaman Yasuhira di Hiraizumi, namun Yasuhira lebih dulu melarikan diri setelah membakar rumah kediamannya. Pada 26 Agustus 1189, Yoritomo menerima surat dari Yasuhira yang memohon pengampunan nyawanya. Yasuhira ingin Yoritomo meletakkan surat jawaban di distrik Hinai. Permintaan tersebut dijawab Yoritomo dengan melakukan pencarian di Hinai yang diduga sebagai lokasi persembunyian Yasuhira. Pada 2 September 1189, Yoritomo memindahkan pasukan ke Kuriyagawa di distrik Iwai. Di lokasi tersebut, Minamoto no Yoriyoshi menghabisi Abe no Sadatō dalam Perang Zenkunen. Di tempat yang sama, Yoritomo menunggu-nunggu kesempatan untuk menghabisi Yasuhira. Keesokan harinya, Yasuhira ternyata lebih dulu dibunuh pengikutnya sendiri yang bernama Yasuda Jirō. Tiga hari kemudian, Yasuda Jiro datang menemui Yoritomo dengan membawa kepala majikannya yang sudah dipenggal. Setelah memastikan kepala tersebut dari Yasuhira, Yoritomo menghukum mati Yasuda Jirō kerana membunuh majikannya sendiri. Mandat dari maharaja untuk menyingkirkan Yasuhira baru diterima Yoritomo pada 9 September 1189 setelah wilayah Ōshū berhasil dikuasai.

Diangkat sebagai shogun sunting

Pada 3 November 1189, Yoritomo menerima surat dari istana yang berisi pujian atas kesuksesan penaklukan Ōshū. Surat tersebut sekaligus memberi jabatan baru yang ditolak oleh Yoritomo. Setahun kemudian, 3 Oktober 1190, Yoritomo akhirnya berangkat dari Kamakura menuju Kyoto, dan memasuki ibu kota pada 7 November 1190 dengan membawa sekitar seribu pahlawan berkuda. Yoritomo tinggal di rumah kediaman yang baru dibangunnya di lokasi bekas kediaman Taira no Kiyomori di Rokuhara.

Pada 9 November 1190, Yoritomo menghadap mantan maharaja Go-Shirakawa yang memintanya untuk menerima jabatan Dainagon. Yoritomo menolak dan kembali ke kediamannya di Rokuhara setelah bertemu dengan maharaja Go-Toba. Setelah beberapa kali menolak jabatan tinggi yang memang tidak diinginkannya, Yoritomo memutuskan untuk kembali ke Kamakura.

Pada 26 April 1192, mantan maharaja Go-Shirakawa mangkat. Yoritomo diangkat sebagai Sei-i Taishōgun pada tanggal 21 Agustus 1192 tanpa ada pihak yang menghalangi. Pemerintahan militer yang didirikan Yoritomo di Kamakura dikenal sebagai Keshogunan Kamakura.

Pada 28 Mei 1193, sewaktu para Gokenin sedang berburu di Provinsi Suruga, seorang Gokenin bernama Kudō Suketsune dibunuh sebagai Pembalasan Dendam Soga Bersaudara. Berita kematian Suketsune menimbulkan kegemparan, dan sampai di Kamakura sebagai kabar terbunuhnya Yoritomo. Hōjō Masako sangat terkejut mendengar berita kematian suaminya dan berusaha ditenangkan oleh Noriyori. Sekembalinya di Kamakura, Yoritomo menuduh Noriyori ingin memberontak, dan memaksa Noriyori untuk menulis surat pernyataan setia. Di akhir surat, Noriyori menulis namanya sebagai Minamoto no Noriyori. Yoritomo makin bertambah marah kerana nama suku Minamoto hanya boleh dipakai oleh dirinya sendiri. Noriyori mengutus seorang pengikutnya, Taima Tarō untuk menyelinap ke ruang tidur Yoritomo namun tertangkap. Hukuman buang ke Izu dijatuhkan kepada Noriyori, walaupun setelah itu juga dikabarkan dihukum mati.

Di puncak kekuasaannya, Yoritomo mengunjungi kuil-kuil yang sudah selesai dibangun kembali, termasuk di antaranya Kuil Tōdaiji, menghadiri upacara resmi, dan menjadi penengah dalam pertikaian. Pada tahun 1194, Yoritomo menjatuhkan hukuman mati bagi seorang Gokenin berpengaruh, Yasuda Yoshisada yang dituduh memberontak. Di bulan Maret 1195, Yoritomo melangsungkan ajang kompetisi Yabusame yang diikuti para Gokenin di kuil Sumiyoshi Taisha, Provinsi Settsu. Selanjutnya, Yoritomo bermaksud menikahkan anak perempuannya, Putri Ō dengan maharaja Go-Toba. Keinginan Yoritomo tidak terlaksana akibat ditentang banyak pihak.

Di akhir tahun 1198, Yoritomo jatuh sakit di tengah perjalanan pulang dari upacara di jembatan Sungai Sagami. Ada berita yang mengatakan Yoritomo terjatuh dari kuda, walaupun tidak bisa dipastikan kebenarannya. Di tahun berikutnya, 17 Februari 1199, Yoritomo ditahbiskan sebagai biksu dan meninggal dua hari kemudian, 19 Februari 1199 pada usia 53 tahun.

Pautan luar sunting

Didahului oleh
Tiada (Pengasas)
Keshogunan Kamakura
1192-1199
Diikuti oleh:
Minamoto no Yoriie