Marsekal Pertama TNI (HOR) (Purn.) Anakletus Tjilik Riwut (2 Februari 1918 - 17 Ogos 1987) adalah salah satu Pahlawan Nasional Indonesia dan Gubernur Kalimantan Tengah pertama.

Tjilik Riwut
Gubernur Kalimantan Tengah Ke-2
Dalam jawatan
30 Jun 1958 – Februari 1967
Didahului olehR.T.A. Milono
Digantikan olehReinout Sylvanus
Butiran peribadi
Lahir(1918-02-02)2 Februari 1918
Kasongan, Kalimantan Tengah
Meninggal dunia17 Ogos 1987(1987-08-17) (umur 69)
Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan
KerakyatanIndonesia
Parti politikIndependen
PasanganNy. Clementine Suparti
Anak-anak1. Emilia Enon Herjani
2. A.R. Hawun Meiarti
3. Theresia Nila A.T.
Kameloh Ida Lestari
4. Anakletus Tarung Tjandrautama Tjilik Riwut
Alma materAkademi Angkatan Udara (1945)
PekerjaanAskar
Perkhidmatan ketenteraan
Kesetiaan Indonesia
Perkhidmatan/
cawangan
TNI Angkatan Udara
Tahun perkhidmatan1945-1987
Pangkat Marsekal Pertama TNI
UnitKorps Pasukan Khas

Selain itu, beliau adalah pahlawan Nasional yang sungguh-sungguh mengamalkan 100% Katolik, 100% Indonesia. Oleh sebab itu, ia menjadi seorang Katolik yang taat sekaligus seorang tokoh yang nasionalis. Perjalanan dan perjuangannya kemudian melampaui batas-batas kesukuan untuk menjadi salah satu pejuang bangsa. Penetapannya sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI No. 108/TK/Tahun 1998 pada tanggal 6 November 1998 merupakan wujud penghargaan atas perjuangan pada masa kemerdekaan dan pengabdian membangun Kalimantan (Tengah).

Awal hidup sunting

Tjilik Riwut lahir di Kasongan, Kalimantan Tengah, pulau Borneo pada 2 Februari 1918. Beliau salah satu anak dalam keluarga suku Dayak Ngaju.

Tjilik selalu menyatakan diri bangga sebagai "orang hutan" karena lahir dan dibesarkan di belantara Kalimantan, adalah pencinta alam sejati juga sangat menjunjung tinggi budaya leluhurnya. Ketika masih belia, ia telah tiga kali mengelilingi pulau Kalimantan hanya dengan berjalan kaki, naik perahu dan rakit. Dia menamatkan pendidikan dasarnya di kota kelahirannya. Selanjutnya dia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Perawat di Purwakarta dan Bandung.

Kerjaya militer sunting

Setelah dari Pulau Jawa untuk menuntut ilmu, Tjilik Riwut diterjunkan ke Kalimantan oleh Pangeran Muhammad Noor, gubernur Borneo saat itu sebagai pelaksana misi Pemerintah Republik Indonesia yang baru saja terbentuk, namun dia tidak terjun. Nama-nama yang terjun merebut kalimantan adalah Harry Aryadi Sumantri, Iskandar, Sersan Mayor Kosasih, F. M. Suyoto, Bahrie, J. Bitak, C. Williem, Imanuel, Mika Amirudin, Ali Akbar, M. Dahlan, J. H. Darius, dan Marawi.

Rombongan-rombongan ekspedisi ke Kalimantan dari Jawa yang kemudian membentuk barisan perjuangan di daerah yang sangat luas ini. Mereka menghubungi berbagai suku Dayak pelusuk Kalimantan untuk menyatukan persepsi rakyat yang sudah bosan hidup di alam penjajahan sehingga bersama-sama dapat menggalang persatuan dan kesatuan.

Selain itu, Tjilik Riwut berjasa memimpin Operasi Penerjunan Pasukan Payung Pertama dalam sejarah Angkatan Bersenjata Republik Indonesia pada tanggal 17 Oktober 1947 oleh pasukan MN 1001, yang ditetapkan sebagai Hari Pasukan Khas TNI-AU yang diperingati setiap 17 Oktober. Waktu itu Pemerintah RI masih di Yogyakarta dan pangkat Tjilik Riwut adalah Mayor TNI. Pangkat Terakhir Tjilik Riwut adalah Marsekal Pertama Kehormatan Angkatan Udara Tentara Nasional Indonesia.

Kerjaya pemerintahan sunting

Tjilik Riwut adalah salah seorang yang cukup berjasa bagi masuknya pulau Kalimantan ke pangkuan Republik Indonesia. Sebagai seorang putera Dayak, ia telah mewakili 185.000 rakyat terdiri dari 142 suku Dayak, 145 kepala kampung, 12 kepala adat, 3 panglima, 10 patih, dan 2 tumenggung dari pedalaman Kalimantan yang bersumpah setia kepada Pemerintah RI secara adat dihadapan Presiden Sukarno di Gedung Agung Yogyakarta, 17 Disember 1946.[2]

Sebagai tentara, pengalaman perangnya meliputi sebagian besar pulau Kalimantan dan Jawa. Setelah perang usai, Tjilik Riwut aktif di pemerintahan. Dia pernah menjadi Gubernur Kalimantan Tengah setelah sebelumnya menjadi Wedana Sampit lalu Bupati Kotawaringin,[3] menjadi koordinator masyarakat suku-suku terasing untuk seluruh pedalaman Kalimantan, dan terakhir sebagai anggota DPR RI.

Keterampilan dalam menulis diasahnya semasa dia bergabung dengan Sanusi Pane di akhbar Harian Pembangunan. Tjilik Riwut telah menulis sejumlah buku mengenai Kalimantan.

Senja hidup sunting

Pada hari Isnin tanggal 17 Ogos 1987 bertepatan dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Tjilik meninggal setelah dirawat di Rumah Sakit Suaka Insan, Banjarmasin, Kalimantan Selatan menderita penyakit liver/hepatitis dalam usia 69 tahun. Beliau dimakamkan di makam Pahlawan Sanaman Lampang, Palangka Raya, Kalimantan Tengah.

Namanya kini diabadikan untuk salah satu bandar udara yaitu Bandar Udara Tjilik Riwut dan jalan utama di Palangka Raya.

Karya tulis sunting

Tjilik Riwut juga aktif menulis sejumlah buku mengenai Kalimantan, antara lain:

  • Makanan Dayak (1948)
  • Sejarah Kalimantan (1952)
  • Kalimantan Memanggil (1958)
  • Memperkenalkan Kalimantan Tengah dan Pembangunan Kota Palangka Raya (1962)
  • Manaser Panatau Tatu Hiang (1965)
  • Kalimantan Membangun (1979)

Rujukan sunting

Sumber utama

  • Riwut, Nila, 2007, Kalimantan Membangun Alam dan Kebudayaan, Yogyakarta: NR Publishing.
  • Riwut, Nila, 2003, Maneser Panatau Tatu Hiang, Pusaka Lima.
  • Bernadus Barat Daya dan Silvester Detianus Gea. 2017. Mengenal Tokoh Katolik Indonesia: Dari Pejuang Kemerdekaan, Pahlawan Nasional Hingga Pejabat Negara. Labuan Bajo: Yayasan Komodo Indonesia. hlm. 20. ISBN 978-602-60620-1-7.

Pautan luar sunting

Jawatan politik
Didahului oleh:
Milono
Gubernur Kalimantan Tengah
1958–1967
Digantikan oleh:
Reinout Sylvanus