Yasunari Kawabata (Jepun: 川端 康成, Hepburn: Kawabata Yasunari, 11 Jun 1899 – 16 April 1972[1]) ialah seorang penulis novel dan penulis cerita pendek Jepun yang lirik, karya-karya prosa memenanginya Hadiah Nobel dalam Kesusasteraan pada tahun 1968, pengarang untuk menerima anugerah tersebut. Karya-karyanya telah menikmati rayuan antarabangsa yang luas dan masih banyak dibaca.

Yasunari Kawabata
Kawabata di kediamannya di Kamakura
Kawabata di kediamannya di Kamakura
Lahir(1899-06-11)11 Jun 1899
Osaka, Jepun
Meninggal dunia16 April 1972(1972-04-16) (umur 72)
Zushi, Kanagawa, Jepun
PekerjaanPenulis
WarganegaraJepun
Tempoh1924–1972
Genrenovel, cerpen
AnugerahHadiah Nobel dalam Kesusasteraan (1968)

Awal hidup sunting

 
Kawabata pada tahun 1917

Kawabata dilahirkan di Osaka dari keluarga dokter yang serba berkecukupan.[2] Setelah menjadi anak yatim sejak usia empat tahun, beliau tinggal dengan kakek-neneknya. Beliau mempunyai seorang kakak yang diasuh oleh seorang penjaga dan sejak itu hanya pernah dijumpainya sekali (pada bulan Julai 1909) ketika dia berusia 10 tahun; kakak tersebut itu kemudian meninggal dunia pada usia 11 tahun. Ketika Yasunari berusia 7 tahun (September 1906), neneknya meninggal dunia. Setelah itu ketika dia berusia 15 tahun, kakeknya meninggal dunia (Mei 1914).

Setelah kehilangan semua sanak keluarga dekatnya, beliau tinggal bersama keluarga ibunya (Keluarga Kuroda). Namun, pada Januari 1916, beliau pindah ke sebuah asrama dekat SMP (setara SMA sekarang) sehingga beliau tidak perlu lagi pergi bersekolah naik kereta api. Setelah lulus dari SMP pada Mei 1917, persis sebelum ulang tahunnya yang ke-18, beliau pindah ke Tokyo.

Beliau berharap dapat lulus ujian masuk Sekolah Menengah Atas Nombor Satu (Dai-ichi Koto-gakko) di bawah asuhan langsung Universiti Imperial Tokyo. Beliau berhasil lulus dalam ujian itu pada tahun yang sama dan kemudian masuk ke Fakulti Sastera Inggeris. Pada Julai 1920 Kawabata lulus dari Sekolah Menengah Atas dan memulai pendidikannya di Universitas Kekaisaran Tokyo pada bulan yang sama. Beliau lulus kuliah pada tahun 1924. Pada waktu itu, Kikuchi Kan beserta penulis dan redaktur ternama pada waktu itu sudah menaruh perhatian pada karya-karya Kawabata yang dikirim ke majalah sastera Bungei Shunju milik Kikuchi.

Kerjaya penulisan sunting

Sewaktu masih mahasiswa, Kawabata menghidupkan kembali majalah sastera Universitas Tokyo, Shin-shichō (Arus Pemikiran Baru) yang telah mati lebih dari empat tahun. Dalam majalah itu, beliau menerbitkan cerita pendeknya yang pertama pada tahun 1921, "Shokonsai Ikkei" ("Suasana pada Suatu Pemanggilan Arwah") -- sebuah karya yang hingga kini masih diakui nilai sastranya. Ketika kuliah, beliau pindah ke jurusan Sastera Jepun dan menulis skripsi berjudul "Sejarah Singkat Novel-Novel Jepun". Beliau lulus dari Universitas Tokyo pada bulan Maret 1924.

Pada Oktober 1924, Kawabata bersama Kataoka Teppei, Yokomitsu Riichi, dan sejumlah penulis muda lainnya menerbitkan sebuah jurnal sastera baru Bungei Jidai (Zaman Artistik). Jurnal ini adalah reaksi terhadap aliran sastera Jepun yang lama dan mapan, khususnya aliran Naturalisme. Sementara itu, Bungei Jidai juga pada saat yang sama bertentangan dengan gerakan sastera proletariat atau sastera kaum buruh dari paham sosialisme/komunisme. Gerakan seni yang dipimpin jurnal Bungei Jidai adalah "seni untuk seni" yang dipengaruhi oleh kubisme Eropah, ekspresionisme, dadaisme, dan gaya modernisme lainnya. Istilah Shinkankaku-ha yang dipakai Kawabata dan Yokomitsu untuk menjelaskan filosofi mereka sering kali keliru diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai "neo-impresionisme". Namun, Shinkankaku-ha tidak dimaksudkan sebagai versi baru atau pemulihan dari impresionisme; gerakan mereka dipusatkan pada upaya memberikan "impresi baru," atau, lebih tepatnya, "sensasi baru" dalam penulisan sastera.[3]

Kawabata mulai mendapatkan pengakuan dengan sejumlah cerita pendek yang ditulisnya tak lama setelah beliau lulus. Beliau menjadi terkenal berkat cerpen "Gadis Penari dari Izu" pada 1926. Kisahnya mengenai seorang pelajar melankolis yang dalam perjalanannya ke Semenanjung Izu bertemu dengan seorang penari, dan menjadi penuh semangat setelah dirinya tiba kembali di Tokyo. "Gadis Penari dari Izu" yang mengeksplorasi erotisisme cinta anak muda disenangi pembaca kerana Kawabata memakai tokoh yang melankolis dan bahkan kepahitan untuk mengimbangi cerita yang kemungkinan akan terlalu manis. Kebanyakan karyanya di kemudian hari menjelajahi tema-tema serupa.

Pada tahun 1920-an, Kawabata tinggal di permukiman kelas bawah, distrik Asakusa, Tokyo. Semasa periode ini, Kawabata bereksperimen dengan berbagai gaya penulisan. Dalam Asakusa Kurenaidan (The Scarlet Gang of Asakusa) yang dimuat berseri dari 1929 hingga 1930, beliau mengeksplorasi kehidupan para demimonde dan masyarakat pinggiran, dalam gaya yang mengingatkan orang pada sastera periode Edo akhir. Di lain sisi, Suisho Genso (Crystalline Fantasy) ditulisnya dengan teknik aliran kesadaran (stream-of-consciousness) murni. Beliau bahkan melibatkan diri dalam penulisan naskah untuk film eksperimental A Page of Madness.[4] Kawabata pindah dari Asakusa ke Kamakura, Prefektur Kanagawa pada tahun 1934. Pada awalnya beliau menikmati kehidupan sosial yang aktif bersama para sastrawan dan penulis lainnya di Asakusa, Tokyo, semasa berlangsungnya Perang Dunia II dan beberapa lama sesudahnya. Namun pada tahun-tahun berikutnya, Kawabata menjadi sangat menutup diri.

Keterlibatan dalam redaksi serta kegiatan lain sunting

Selain menulis fiksi, beliau juga bekerja sebagai wartawan, terutama untuk Mainichi Shimbun di Osaka dan Tokyo. Meskipun beliau menolak ikut serta dalam semangat militer Jepun yang menyertai Perang Dunia Kedua, beliau juga tidak terkesan oleh pembaharuan politik yang dibawa dengan tertawan Jepun pascaperang. Perang Dunia ini diamati jelas merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh pada dirinya (ditambah dengan kematian seluruh anggota keluarganya ketika beliau masih muda; beliau mengatakan tak lama kemudian bahawa seusai Perang Dunia Kedua beliau hanya sanggup menulis elegi. Meskipun demikian, sebahaian pengulas hanya menemui sedikit perbezaan antara tulisan Kawabata praperang dan pascaperang.

Sebagai presiden P.E.N. Jepun selama bertahun-tahun setelah perang (1948–1965), Kawabata melibatkan diri secara giat dalam bidang penterjemahan sastera Jepun ke dalam bahasa Inggeris dan bahasa-bahasa Barat lainnya.

Pada tahun 1968, Kawabata menjadi orang Jepun pertama yang menerima Hadiah Nobel dalam Kesusasteraan[5] atas "kepiawaian narasinya, yang dengan kepekaan luar biasa mengungkapkan inti sari pemikiran Jepun"; pemilihan ini berdasarkan penilaian tiga karya utamanya: Yukiguni, Senbanzuru, dan Koto.[6]

Pembunuhan diri sunting

 
Batu peringatan di tempat kelahiran Kawabata.
 
Museum Yasunari Kawabata

Kawabata meninggal pada tahun 1972 di mana beliau didapati di katilnya seakan tidur dengan suatu paip panjang terhubung kepada suatu sambungan bekalan gas di depan rumahnya.[7] Siasatan yang dilakukan menyimpulkan beliau membunuh diri dengan menghidu gas beracun; namun sejumlah rakan dan kerabat dekat termasuk isterinya sangsi dan lebih menganggap kematiannya sebagai suatu kemalangan akibat percubaan memanaskan dirinya. Khabar kematian ini amat mengejutkan baik dalam Jepun mahupun di luar negara.[8]

Salah satu teori seperti dikemukakan oleh Donald Richie mengatakan dia tidak sengaja mencabut keran gas sewaktu menyiapkan air untuk mandi. Alasan Kawabata bunuh diri telah menjadi bahan spekulasi, termasuk keshatan yang buruk (beliau menderita penyakit Parkinson), kemungkinan hubungan cinta gelap, atau keterkejutan disebabkan peristiwa sahabatnya Yukio Mishima membunuh diri dalam suatu percubaan rampasan kuasa yang gagal pada tahun 1970.[9] Tidak seperti halnya Mishima, Kawabata tidak meninggalkan catatan apapun. Beliau juga tidak melakukan hal-hal yang sebelumnya dilakukan Mishima, termasuk tidak membahas topik bunuh diri dalam tulisan-tulisannya. Motif bunuh diri yang dilakukan Kawabata tetap tidak jelas. Penulis biografi Kawabata, Takeo Okuno, ada menghujah yang menghubung-hubungkan kematiannya dengan kehadiran Mishima dalam mimpi-mimpi buruk yang dialami Kawabata selama dua ratus hingga tiga ratus malam berturut-turut, dan beliau merasa terus menerus dihantui oleh Yukio Mishima. Dalam keadaan tertekan, Kawabata sering bercerita kepada teman-temannya pada tahun-tahun terakhir kehidupannya. Beliau berharap pesawat terbang yang ditumpanginya jatuh ketika dalam perjalanan.

Gaya penulisan sunting

Kawabata sering mengakhiri cerita-ceritanya seperti belum selesai. Kadang-kadang kebiasaannya ini mengganggu pembaca dan kritikus. Namun caranya itu sejalan dengan estetikanya bahawa "seni untuk seni", dan menanggalkan semua sentimentalisme atau moralitas pada akhir buku. Kawabata melakukannya dengan sengaja, kerana beliau merasa bahawa rangkaian sketsa atau peristiwa yang terjadi jauh lebih penting dari kesimpulan. Beliau menyejajarkan bentuk tulisannya dengan haiku.

Senarai karya terpilih sunting

  • Izu no Odoriko (伊豆の踊り子 "Gadis Penari dari Izu". 1926)
  • Yukiguni (雪国 "Negeri Salju", 1935-1937, 1947)
  • Meijin (名人 "Empu Go", 1951-4; terjemahan Inggris 1972)
  • Senbazuru (千羽鶴 "Seribu Burung Bangau", 1949-52)
  • Suara Gunung (山の音 "Suara Gunung", 1949-54)
  • Mizuumi (湖(みづうみ) "Danau", 1954)
  • Nemureru Bijo (眠れる美女, Rumah Gadis-gadis Penidur, 1961)
  • Koto (古都 "Ibu Kota Lama", 1962; terj. Inggris 1987, 2006)
  • Tenohira no Shōsetsu (掌の小説, "Cerita-cerita dari Telapak Tangan", 1988, 2006)
  • Utsukushisa to Kanashimi to (美しさと哀しみと "Kecantikan dan Kesedihan", 1964)

Bacaan lanjut sunting

  • Keene, Donald (1984). Dawn to the West: Japanese Literature of the Modern Era; Vol. 1: Fiction, "Kawabata Yasunari" pp. 786–845
  • Starrs, Roy (1998) Soundings in Time: The Fictive Art of Kawabata Yasunari, University of Hawai'i Press/RoutledgeCurzon

Rujukan sunting

  1. ^ "Yasunari Kawabata - Facts". Dicapai pada June 11, 2014.
  2. ^ Kawamoto Saburō, Kawabata Yasunari: Explorer of Death and Beauty, Japan Book News, No. 63, Spring 2010, p. 13
  3. ^ Okubo Takaki (2004), Kawabata Yasunari—Utsukushi Nihon no Watashi. Minerva Shobo
  4. ^ Gerow, Aaron (2008). A Page of Madness: Cinema and Modernity in 1920s Japan. Center for Japanese Studies, University of Michigan. ISBN 978-1-929280-51-3.
  5. ^ "Japanese Writer Wins Nobel Prize". The Owosso Argus-Press. Associated Press. 16 October 1968. Dicapai pada 25 November 2013.
  6. ^ "Nobelprize.org". www.nobelprize.org. Dicapai pada 2018-01-28.
  7. ^ Morimoto, Torii (森本穫) (2014). 魔界の住人 川端康成――その生涯と文学 下巻. m/s. 579–582. ISBN 978-4585290766.
  8. ^ 第三部第八章 末期. 進藤. 1976. m/s. 500–517.
  9. ^ Donald Keene (June 2005). Five Modern Japanese Novelists. Columbia University Press. m/s. 26. ISBN 978-0-231-12611-3. Dicapai pada 22 September 2010.

Pautan luar sunting