Perdamaian Westfalen
Perdamaian Westfalen (Jerman: Westfälischer Friede ) merupakan satu siri perjanjian damai yang ditandatangani dari bulan Mei sehingga Oktober 1648 di bandar-bandar Osnabrück dan Münster, Westfalen (kini di Jerman) lalu mengakhiri perang-perang agama Eropah. Perjanjian ini menamatkan Perang Tiga Puluh Tahun (1618-1648) di Empayar Suci Rom antara pihak Kerabat Habsburg dan sekutu Katolik dengan kuasa-kuasa Protestan (Sweden, Denmark, Belanda dan kerajaan-kerajaan Suci Rom) dan sekutu anti-Habsburg mereka (Perancis) yang lain. Perjanjian ini juga menamatkan Perang Lapan Puluh Tahun (1568-1648) antara Sepanyol dan Republik Belanda di mana Sepanyol mengakui kemerdekaan Republik Belanda secara rasmi.
Perdamaian Westfalen | |
---|---|
Perjanjian-perjanjian Osnabrück dan Münster | |
Dirangka | 1646–1648 |
Ditandatangani | 15 Mei–24 Oktober 1648 di Osnabrück dan Münster, Westfalen, kini di Jerman |
Pihak | 109 |
sunting |
Perjanjian-perjnajian ini diwujudkan untuk menutup keadaan yang begitu huru-hara dalam sejarah Eropah yang menyaksikan kematian kira-kira lapan juta orang.[1] Rundingan damai ini melibatkan sejumlah 109 delegasi mewakili kuasa Eropah, termasuk Maharaja Suci Rom Ferdinand III, Felipe IV dari Sepanyol, Negara Beraja Perancis, Cristina dari Empayar Sweden, Republik Belanda, Putera-Putera Empayar Rom Suci, dan raja-raja bandar imperial bebas. Ribuan diplomat dan kakitangan sokongan menghadiri persidangan ini.[2] Keamanan Münster bersama-sama dengan Perjanjian Münster antara Maharaja Suci Rom, Perancis bersama sekutu-sekutu mereka menjadi sekutu dan Perjanjian Osnabrück yang melibatkan Empayar Rom Suci, Sweden dan sekutu mereka secara kolektif membentuk Perdamaian Westfalen.
Perdamaian ini mewujudkan suatu duluan yang ditetapkan oleh sidangan diplomatik,[3][4] serta suatu sistem perintah politik baru di Eropah Tengah yang kemudian dikembangkan menjadi kedaulatan Westfalen berdasarkan konsep keamanan bersama antara negara-negara berdaulat yang berjiranan. Antara negeri pencerobohan akan diadakan dalam daftar oleh keseimbangan kekuatan. Suatu norma telah diwujudkan mengenai pengendalian gangguan antara-negara. Prinsip-prinsip ini, terutamanya konsep negara berdaulat, turut dipakai sesetengah kuasa-kuasa Eropah ini sepanjang peluasan kuasa mereka melalui penjajahan serata dunia lalu menjadi asas kepada undang-undang antarabangsa serta perintah dunia semasa.[5]
Delegasi
suntingRundingan damai ini tidada permulaan dan akhir yang jelas kerena ke-109 delegasi yang ikut serta tidak pernah bertemu dalam sidang paripurna. Mereka datang antara tahun 1643 dan 1646 dan pulang antara 1647 dan 1649. Januari 1646 sampai Juli 1647 mungkin merupakan waktu di mana jumlah diplomat paling banyak yang hadir sedang banyak-banyaknya. Delegasi-delegasi ini diutus oleh 16 negara Eropah, 66 negara imperial yang mewakili kepentingan 140 negara imperial yang terlibat, dan 27 kumpulan berkepentingan yang mewakili 38 kumpulan yang terlibat.[6]
- Pasukan delegasi Perancis dipimpin oleh Henri II d'Orléans, duc de Longueville dan terdiri dari diplomat Claude d'Avaux dan Abel Servien.
- Duta besar luar biasa Sweden mengirimkan Johan Oxenstierna (anak canselor Axel Oxenstierna), dan Johan Adler Salvius.
- Pimpinan delegasi Empayar Rom Suci untuk kedua-dua kota adalah Count Maximilian von Trautmansdorff; delegasi Münster, diketuai Johann Ludwig von Nassau-Hadamar dan Isaak Volmar (peguam); delegasi Osnabrück pula diwakili Johann Maximilian von Lamberg dan Reichshofrat Johann Krane (peguam).
- Pasukan delegasi Sepanyol dipimpin oleh Gaspar de Bracamonte y Guzmán dan terdiri dari diplomat termasuk penulis Diego de Saavedra Fajardo dan Bernardino de Rebolledo.
- Papal nuntius di Köln, Fabio Chigi, dan wakil Venezia Alvise Contarini selaku perantara.
- Sejumlah negara imperial Empayar Rom Suci juga mengirim perwakilan mereka.
- Brandenburg mengirim beberapa perwakilan, termasuk Vollmar.
- Republik Tujuh Gabungan Belanda mengirimkan enam delegasi (termasuk dua delegasi dari provinsi Holanda (Adriaan Pauw dan Willem Ripperda);[7] dua provinsi lain tidak diwakili).
- Johann Rudolf Wettstein, datuk bandar Basel, mewakili Konfederasi Switzerland Lama.
Isi
suntingIsi utama Perjanjian Westfalen adalah:
- Semua pihak mengakui Perdamaian Augsburg tahun 1555 di mana setiap putera berhak menentukan agama negaranya sendiri sama ada mazhab Katolikisme, Lutheranisme, dan sekarang Calvinisme (prinsip cuius regio, eius religio).[8][9]
- Umat Kristen di kepangeranan yang denominasinya bukan aliran rasmi diberi hak mempraktikkan keyakinannya secara terbuka pada waktu tertentu dan secara tertutup atas keinginan sendiri.[8]
- Pengakuan luas terhadap kedaulatan tanah, rakyat, dan ejen asing pihak masing-masing secara eksklusif, serta pengakuan terhadap setiap atau sebagian tanggungjawab serangan oleh warga negaranya mahupun agen-agennya. Larangan penerbitan surat marka dan pembalasan tanpa batas kepada tentera upahan.
Ada pula beberapa penyesuaian wilayah:
- Kemerdekaan Switzerland dari Empayar Rom Suci diakui secara rasmi; teritori tersebut sudah menikmati kemerdekaan secara de facto selama beberapa dasawarsa.
- Sebagian besar isi Perdamaian adalah hasil karya Kardinal Mazarin, pemimpin de facto Perancis waktu itu (raja Louis XIV masih kecil). Perancis keluar dari perang dalam keadaan yang lebih baik berbanding pihak lainnya. Perancis memenangkan kuasa ke atas Keuskupan Metz, Toul, dan Verdun dekat Lorraine, dan kota Décapole di Alsace (bukan Strasbourg, Keuskupan Strasbourg, atau Mülhausen).
- Sweden memperoleh ganti rugi sebesar lima juta taler yang dipakai untuk menggaji tenteranya.[10] Sweden juga mendapatkan Pomerania Barat (asal nama Pomerania Sweden), Wismar, dan Kerajaan Uskup Bremen dan Verden sebagai fief turunan. Sweden secara automatisnya memegang satu kerusi dan suara di Diet Kekaisaran Romawi Suci serta diet lingkaran (Kreistag) di Sachsen Hulu, Sachsen Hilir, dan Westfalen.[11] Meskipun begitu, peristilahan dalam perjanjian ini agak diragui:
- Status kota Bremen bersama Bremen-Verden Sweden masih diperdebatkan. Bremen menghadapi pengilhakkan Sweden langsung menuntut imediasi imperial yang kemudian diterima oleh maharaja sehingga memisahkan kota ini dari keuskupan sekitarnya dengan nama yang sama. Sweden paham bahwa Bremen pada akhirnya akan diserahkan ke Sweden dan memulai Peperangan Sweden-Bremen tahun 1653/54.[12]
- Perjanjian ini juga mewakilkan penetapan perbatasan Sweden-Brandenburg di Kadipaten Pomerania kepada kedua pihak ini. Di Osnabrück, Sweden mahupun Brandenburg mengklaim seluruh wilayah kadipaten yang berada di bawah kekuasaan Sweden sejak 1630 walaupun suksesi wangsa Brandenburg punya tuntutan rasmi. Meski kedua pihak menyepakati perbatasannya tahun 1653, konfliknya terus berlangsung.[13]
- Perjanjian ini mengatur bahwa Adipati Mecklenburg, mengingat kenaikannya kembali sebagai penguasa Sweden, menyerahkan Wismar dan tol pelabuhan Mecklenburg. Sweden menafsirkan penyerahan ini meliputi tol di seluruh pelabuhan Mecklenburg, sementara para adipati Mecklenburg dan maharaja menafsirkan penyerahan ini meliputi Wismar saja.[13]
- Wildeshausen, eksklaf kecil Bremen-Verden dan wilayah penting bagi kerusi Sweden dalam diet lingkaran Westfalen, juga diklaim oleh Keuskupan Münster.[13]
- Bayern memperoleh suara Pfalz di Dewan Elektor Kekaisaran (dipilih oleh Maharaja Rom Suci. Suara tersebut dihibahkan melalui larangan terhadap Elektor Pfalz Frederick V tahun 1623. putera Pfalz, putra Frederick, diberikan suara elektoral kedelapan yang baru.
- Kepemilikan Pfalz dibagi antara Elektor Pfalz Charles Louis (putra dan pewaris Frederick V) dan Elektor-Adipati Maximilian dari Bayern, sekaligus antara umat Protestan dan Katolik. Charles Louis mendapatkan Pfalz Hilir di sepanjang Sungai Rhein, sedangkan Maximilian mendapatkan Pfalz Hulu di sebelah utara Bayern.
- Brandenburg-Prusia (kelak bernama Prussia) mendapatkan Pomerania Jauh, serta Keuskupan Magdeburg, Halberstadt, Kammin, dan Minden.
- Suksesi Kadipaten Serikat Jülich-Cleves-Berg, yang meninggal dunia tahun 1609, ditetapkan. Jülich, Berg, dan Ravenstein diserahkan kepada Count Pfalz dari Neuburg, sedangkan Cleves, Mark, dan Ravensberg diserahkan kepada Brandenburg.
- Terdapat kata sepakat bahawa pemerintahan Kerajaan Uskup Osnabrück akan bergiliran antara penguasa Protestan dan Katolik. Uskup Protestan dipilih dari kadet Wangsa Brunswick-Lüneburg.
- Kemerdekaan kota Bremen ditetapkan.
- Larangan berdagang dan berniaga yang dibuat semasa perang terhapus dan jaminan pelayaran bebas di Sungai Rhein diberikan.[14]
Rujukan
sunting- ^ Clodfelter, Micheal (2017). Warfare and Armed Conflicts: A Statistical Encyclopedia of Casualty and Other Figures, 1492–2015. McFarland. m/s. 40. ISBN 978-0786474707..
- ^ Cavendish, Richard. "The Treaty of Westphalia". historytoday.com.
- ^ "Principles of the State System". Faculty.unlv.edu. Diarkibkan daripada yang asal pada 2017-02-06. Dicapai pada 11 September 2012.
- ^ "Information from city of Münster". Muenster.de. Dicapai pada 11 September 2012.
- ^ Henry Kissinger (2014). "Introduction and Chpt 1". World Order: Reflections on the Character of Nations and the Course of History. Allen Lane. ISBN 0241004268.
- ^ Konrad Repgen, 'Negotiating the Peace of Westphalia: A Survey with an Examination of the Major Problems', In: 1648: War and Peace in Europe: 3 vols. (Catalogue of the 26th exhibition of the Council of Europe, on the Peace of Westphalia), Klaus Bußmann and Heinz Schilling (eds.) on behalf of the Veranstaltungsgesellschaft 350 Jahre Westfälischer Friede, Münster and Osnabrück: no publ., 1998, 'Essay Volume 1: Politics, Religion, Law and Society', pp. 355–372, here p. 356.
- ^ Sonnino, Paul (June 30, 2009). Mazarin's Quest: The Congress of Westphalia and the Coming of the Fronde. Harvard University Press.
- ^ a b Section 28
- ^ Ralat petik: Tag
<ref>
tidak sah; tiada teks disediakan bagi rujukan yang bernamaHarvard
- ^ Böhme, Klaus-R (2001). "Die sicherheitspolitische Lage Schwedens nach dem Westfälischen Frieden". Dalam Hacker, Hans-Joachim (penyunting). Der Westfälische Frieden von 1648: Wende in der Geschichte des Ostseeraums (dalam bahasa German). Kovač. m/s. 35. ISBN 3-8300-0500-8.CS1 maint: unrecognized language (link)
- ^ Böhme, Klaus-R (2001). "Die sicherheitspolitische Lage Schwedens nach dem Westfälischen Frieden". Dalam Hacker, Hans-Joachim (penyunting). Der Westfälische Frieden von 1648: Wende in der Geschichte des Ostseeraums (dalam bahasa German). Kovač. m/s. 36. ISBN 3-8300-0500-8.CS1 maint: unrecognized language (link)
- ^ Böhme, Klaus-R (2001). "Die sicherheitspolitische Lage Schwedens nach dem Westfälischen Frieden". Dalam Hacker, Hans-Joachim (penyunting). Der Westfälische Frieden von 1648: Wende in der Geschichte des Ostseeraums (dalam bahasa German). Kovač. m/s. 37. ISBN 3-8300-0500-8.CS1 maint: unrecognized language (link)
- ^ a b c Böhme, Klaus-R (2001). "Die sicherheitspolitische Lage Schwedens nach dem Westfälischen Frieden". Dalam Hacker, Hans-Joachim (penyunting). Der Westfälische Frieden von 1648: Wende in der Geschichte des Ostseeraums (dalam bahasa German). Kovač. m/s. 38. ISBN 3-8300-0500-8.CS1 maint: unrecognized language (link)
- ^ Gross, Leo (1948). "The Peace of Westphalia, 1648–1948". American Journal of International Law. 42 (1): 20–41 [p. 25]. doi:10.2307/2193560.