Dalam mitologi dan legenda yang muncul dari berbagai belahan dunia, raksasa (Jawi: رقساس) atau gergasi (Jawi: ݢرݢاسي) difahamkan sebagai makhluk yang menyerupai manusia atau haiwan, namun berukuran lebih besar daripada ukuran normal manusia atau haiwan tersebut. Dongeng dan legenda menyatakan bahawa raksasa merupakan bangsa makhluk yang bodoh dan bengis, suka mengganggu dan memakan manusia, namun ada beberapa dongeng dan legenda yang menyatakan sebaliknya. Raksasa dianggap suatu ancaman kerana manusia tidak mampu menandingi ukuran serta tenaganya yang besar, namun tidak sedikit yang memberi gagasan tentang raksasa sebagai makhluk yang hidup berdampingan dengan manusia.

Jack dan Raksasa pembunuh, lukisan karya Arthur Rackham

Etimologi sunting

Kata berasal dari Bahasa Sanskrit Rakshasa रा॑क्षसः yang bermaksud kejam - ia juga kata warisan bersama perkataan "rakus". Rakshasa adalah suatu makhluk jahat yang tampil dalam mitologi Hindu lagi-lagi dalam sastera berkaitan yang ke dibawa Nusantara seperti Ramayana dan Mahābhārata dan kemudiannya diangkat dalam pertunjukan wayang.

Dalam kosakata bahasa Melayu kini, “raksasa” turut digunakan sebagai istilah yang digunakan untuk menyebutkan sesuatu yang berukuran lebih besar daripada ukuran normal.[1]

Kelaziman dalam mitologi dan legenda sunting

Raksasa sering muncul dalam kisah mitologi dan legenda sebagai makhluk yang berukuran besar dengan kekuatan yang menakjubkan. Dalam mitologi Yunani muncul karakter Gigantes dan Titan, yang merupakan golongan tua dari Dewa-Dewi Yunani. Mereka tinggal di bawah tanah dan menyebabkan fenomena gempa bumi dan gunung berapi. Mitologi Yunani juga memunculkan Cyclop, iaitu ras raksasa bermata satu. Kisahnya muncul dalam The Odyssey.

Dalam mitologi Hindu terdapat makhluk sejenis raksasa yang disebut Detya, Yaksa, Asura, dan Rakshasa. Mereka semua adalah makhluk supernatural berkekuatan kecil. Sebahagian besar daripada mereka bertentangan dengan para Dewa dan suka mengganggu manusia. Beberapa di antara mereka berwujud manusia dan disebut “Manusyha Rakshasa”. Sebagian dari mereka adalah pemuja Dewa tertentu, namun setelah mereka mendapatkan anugerah, mereka menjadi takabur dan berangsur-angsur menjadi jahat.

Mitologi Skandinavia memunculkan karakter Jotun, salah satu dari makhluk supernatural. Ukuran mereka besar. Mereka tinggal di Jötunheimr, salah satu cabang Yggdrasil. Sikap mereka bertentangan dengan para Æsir dan Vanir (Dewa-Dewi), namun kadang-kadang mereka menjalin hubungan dan menikah. Terdapat beberapa macam Raksasa (Jotun), seperti misalnya: Raksasa es (hrímþursar); Raksasa api (eldjötnar); dan Raksasa gunung (bergrisar).

Dalam kisah cereka sunting

Raksasa muncul secara individual maupun kelompok dalam beberapa kisah fiksyen sebagai tokoh utama maupun karakter pendukung. Kisah-kisah yang memunculkan karakter raksasa adalah: Jack dan pohon kacang; Perjalanan Gulliver; Harry Potter; The Chronicles of Narnia; Robinhood dan Pangeran Aragon; Young Ronald; dll.

Kisah Jack dan pohon kacang menawarkan gagasan bahwa raksasa merupakan bangsa makhluk yang bodoh, kejam, dan suka memakan daging manusia, terutama anak-anak. Kisah dengan tema seperti itu sudah populer dalam kisah-kisah fiksi fantasi.

Kisah perjalanan Gulliver menawarkan pemikiran lain tentang raksasa. Gulliver diceritakan sebagai seorang manusia biasa. Namun ia terdampar di negeri antah berantah dimana semua penghuninya berukuran kecil, yang disebut liliput. Cerita itu memberi gagasan bahwa ukuran raksasa itu relatif, manusia boleh menjadi seorang raksasa atau sebaliknya, menjadi liliput.

Dalam cerita rakyat di Eropah Barat dan Utara, terdapat makhluk yang disebut Troll dan Ogre (membandingkan Oni), sejenis monster yang berukuran besar dan wajahnya lebih buruk daripada manusia, namun ras mereka berbeda dengan raksasa.

Lihat juga sunting

Rujukan sunting

  1. ^ Atmosumarto, Sutanto (2004). A learner's comprehensive dictionary of Indonesian. Atma Stanton. m/s. 445. ISBN 9780954682804.

Pautan luar sunting