Surat Paulus kepada Jemaat di Efesus

Surat Paulus kepada Efesus adalah salah satu buku dalam bagian Perjanjian Baru Alkitab Kristen yang ditulis dan dikirim oleh Paulus dari Tarsus ke gereja Kristian di Efesus. [1]

Latar belakang sunting

Surat Efesus ini, yang ditulis oleh Paulus sewaktu ia berada di penjara. Sewaktu Paulus menulis surat itu kepada orang Efesus, tentu saja ia memiliki tujuan dan ada sesuatu yang memotivasinya untuk menulis surat itu.  Tujuan Paulus dalam menulis surat kepada Efesus, yang disokong oleh keadaan Efesus pada masa itu. Keadaan Efesus pada masa itu adalah bahawa ia masih menyembah tuhan-tuhan Yunani. Dewa yang mereka sembah pada masa itu adalah mereka dipanggil dewi Artemis. Mereka faham dengan mempercayai bahawa dewi Artemis ini adalah Tuhan kesuburan. Di samping itu, mereka menyembah dan tunduk kepada Maharaja. Melihat situasi ini, Paulus pindah untuk mengirimkan suratnya kepada orang Efesus. Surat ini memuat nasihat, perintah, dan nasihat untuk hidup dalam Kristus. Dalam surat ini penulis menekankan Rancangan Tuhan untuk "Semua alam, baik di syurga dan di bumi, untuk menjadi satu dengan Kristus sebagai kepala" (1:10). Surat ini juga merupakan seruan kepada umat Tuhan bahawa mereka hidup selaras dengan makna rancangan besar Tuhan untuk menyatukan semua manusia melalui Yesus Kristus.[2]

Di bahagian pertama ephesians dinyatakan bagaimana kesatuan itu berlaku. Untuk menjelaskan hal ini, ia menjelaskan bagaimana Allah telah memilih umat - Nya, bagaimana Allah melalui Yesus Kristus, Putra - Nya, mengampuni dan membebaskan umat - Nya dari dosa, dan bagaimana janji Allah dijamin oleh Roh Kudus. Di bahagian kedua, ia ditujukan kepada pembaca bahawa mereka hidup dalam harmoni dalam perpaduan mereka sebagai orang yang percaya kepada Kristus boleh dijalankan.

Untuk memperlihatkan bahwa umat Allah telah menjadi satu karena mereka dipersatukan dengan Kristus, sang penulis menggunakan beberapa kiasan. Gereja seperti tubuh dengan Kristus sebagai kepalanya, atau seperti bangunan yang batu sendinya adalah Kristus, atau seperti istri dengan Kristus sebagai suaminya. Penulis sangat terharu apabila dia mengingati belas kasihan Tuhan melalui Kristus, jadi frasa yang dia gunakan dalam suratnya menunjukkan bahawa hatinya melimpah dengan perasaan syukur dan pujian kepada Tuhan. Segala sesuatu dilihat dari segi kasih sayang Kristus, dari segi pengorbanan-Nya, pengampunan-Nya, kebaikan-Nya dan kesucian-Nya.

Rujukan sunting

  1. ^ William Barclay.1983, Pembacaan Alkitab Setiap Hari. Jakarta: BPK Gunung Mulia. P.91.
  2. ^ J.L. Abineno.1997, Tafsiran Alkitab Surat Efesus, Jakarta: BPK Gunung Mulia. Pp.1-3.