Windu adalah istilah untuk selang waktu selama 8 tahun. Bentuk terkininya dalam takwim atau penanggalan yang digunakan dalam masyarakat Jawa dirombak dan disempurnakan oleh Sultan Agung, raja yang menguasai Kesultanan Mataram. Satu windu terdiri daripada lapan tahun dengan nama berikut:

  1. Alip,
  2. Ehe,
  3. Jimawal,
  4. Je,
  5. Dal,
  6. Be,
  7. Wawu,
  8. Jimakir.

Ini dibandingkan dengan sistem penanggalan Cina dan Jepun menggunakan kitaran dua belas tahun dengan menggunakan lambang-lambang binatang untuk memberi ciri kehidupan yang mungkin terjadi pada tahun-tahun yang bersangkutan.

Windu juga memiliki satu kitaran utama, yang terdiri dari empat kitaran kecil masing-masing dinamakan Windu Adi, Kunthara, Sengara, dan Sancaya. Jadi, satu kitaran yang sempurna ini memakan masa 32 tahun.

Dalam perombakan takwim Jawa yang diadakan pada tahun 1633 Masihi (1555 tahun Saka) ini, Sultan Agung juga membahagi satu minggu (peken) menjadi lima hari: Pahing, Pon, Wage, Kliwon, dan Legi. Waktu selang satu tahun dibagi menjadi dua belas bulan, sama halnya dengan sistem penanggalan berdasarkan bulan pada umumnya (mirip seperti yang dipakai pada sistem tahun Tiongkok dan tahun Hijrah). Lamanya waktu 1 tahun pada kalender bulan ini lebih sedikit dari tahun tahun Masihi (yang menggunakan patokan matahari). Yaitu, secara umum, tiap satu tahun Saka (Jawa), kira-kira, akan 10 atau 11 hari lebih pendek daripada tahun Masihi.

Templat:Waktu-stub Templat:Sistem Kalender