Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat: Perbezaan antara semakan

Kandungan dihapus Kandungan ditambah
A60551104 (bincang | sumb.)
Tiada ringkasan suntingan
A60551104 (bincang | sumb.)
Baris 6:
 
 
==Garis masa pembentukan kesultanan==
==Pembentukan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat==
* [[1558]] - [[Ki Ageng Pemanahan]] dihadiahi wilayah [[Mataram]] yang masih kosong oleh [[Joko Tingkir|Sultan Pajang Adiwijaya]] atas jasanya mengalahkan [[Arya Penangsang]]. Ki Ageng Pemanahan adalah [[putera]] [[Ki Ageng Ngenis]] serta [[cucu]] [[Ki Ageng Selo]], tokoh [[ulama]] besar dari [[Selo]], kabupaten [[Grobogan]].
 
* [[1577]] - Ki Ageng Pemanahan membina [[istana]]nya di [[Pasargede]] atau [[Kotagede]]. Semasa menjadi penguasa [[Mataram II|Mataram]], beliau tetap setia kepada [[Joko Tingkir|Sultan Pajang]].
 
* [[1584]] - Ki Ageng Pemanahan meninggal duniamangkat dan dimakamkan di sebelah barat [[Masjid Kotagede]]. [[Joko Tingkir|Sultan Pajang]] kemudian melantik [[Sutawijaya]], putera Ki Ageng Pemanahan sebagai penguasa baru di [[Mataram II|Mataram]]. Sutawijaya juga digelar "Ngabehi Loring Pasar" kerana [[rumah]]nya di sebelah [[utara]] [[pasar]]. Berbeza dengan ayahnya, Sutawijaya tidak hendak menunduk kepada [[Joko Tingkir|Sultan Pajang]]. Beliau ingin memiliki daerah kekuasaan sendiri bahkan ingin menjadi [[raja]] di seluruh Pulau [[Jawa]].
 
* [[1587]] - Angkatan tentera [[Kesultanan Pajang]] yang akan menyerang [[Mataram II|Mataram]] dimusnahkan oleh letupan [[Gunung Merapi]]. [[Sutawijaya]] dan angkatan tenteranya terselamat.
Baris 19:
* [[1601]] - [[Panembahan Senopati]] mangkat dan digantikan oleh puteranya, [[Mas Jolang]], yang kemudian dikenali sebagai "Panembahan Seda ing Krapyak".
 
* [[1613]] - [[Mas Jolang]] mangkat dan digantikan kemudian oleh [[Adipati Martoputro|Pangeran Aryo Martoputro]]. Tetapi kerana sering sakit, baginda kemudian digantikan oleh kakaknya, [[Sultan Agung|Raden Mas Rangsang]], yang bergelar "Sultan Agung Senapati Ingalaga Abdurrahman" serta juga dengan gelaran "Prabu Pandita Hanyakrakusuma". Pada masatempoh pemerintahan [[Sultan Agung]], kerajaan [[Mataram II|Mataram]] mengalami perkembangan padayang kehidupanpesat dalam bidang [[politik]], [[militerketenteraan]], kesenian, kesusastraan[[kesusasteraan]], dan [[keagamaan]]. Ilmu pengetahuan seperti [[hukumundang-undang]], [[filsafatfalsafah]], dan [[astronomi]] juga dipelajari.
 
* [[1645]] - [[Sultan Agung]] wafatmangkat dan digantikan putranyaoleh puteranya, [[Amangkurat I]].
 
* [[1645]] - [[1677]] - SetelahSelepas wafatnyakemangkatan [[Sultan Agung]], kerajaan [[Mataram II|Mataram]] mengalami kemerosotan yang luar biasa. AkarKemerosotan dari kemerosotan ituini pada dasarnya terletakdiakibatkan padaoleh pertentanganpertikaian dan perpecahan dalam keluarga Kerajaan [[Mataram II|Mataram]] sendiri yang dimanfaatkan oleh [[VOCSyarikat Hindia Timur Belanda]].
 
* [[13 Februari]] [[1755]] - Puncak dari perpecahan terjadi, ditandaiditandakan dengan [[Perjanjian Giyanti]] yang membagimemecah belah Kerajaan [[Mataram II|Mataram]] menjadi dua, yaituiaitu [[Kasunanan Surakarta]] dan [[KasultananKesultanan Yogyakarta]]. Dalam [[Perjanjian Giyanti]] tersebut dinyatakanmenyatakan bahwabahawa [[Pangeran Mangkubumi]] menjadi [[Sultansultan]] atas [[KasultananKesultanan Yogyakarta]] dengan gelargelaran '''"Ingkang Sinuwun kanjeng Sultan Hamengku Buwono Senapati Ingalaga Abdul Rakhman Sayidin Panatagama Khalifatullah'''" atau lebih populerpopular dengan gelargelaran [[Pangeran Mangkubumi|Sri Hamengkubuwana I]].
 
==Lihat juga==