Kabupaten Aceh Barat Daya
Kabupaten Aceh Barat Daya dirasmikan sebagai kabupaten autonomi yang terpisah dari kabupaten asalnya, Aceh Selatan melalui Undang-Undang Republik Indonesia No.4 padan tahun 2002 [1]. Kabupaten ini bersempadan dengan Gayo Lues di utara dan timur, Aceh Selatan dan Lautan Hindi di selatan dan Nagan Raya di barat. Wilayah ini termasuk dalam kawasan pergunungan Bukit Barisan.
Kabupaten Aceh Barat Daya | |
---|---|
Kawasan tahap II | |
Cogan kata: Sapeu Kheun Sahoe Langkah | |
Koordinat: 3°47′28″N 95°55′00″E / 3.7911°N 95.9167°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Aceh |
Tanggal berdiri | 10 April 2002 |
Ibu kota | Blangpidie |
Jumlah satuan pemerintahan | Senarai
|
Pentadbiran | |
• Bupati | Akmal Ibrahim, S.H. |
Keluasan | |
• Jumlah | 2,334.01 km² km2 ( | Formatting error: invalid input when rounding batu persegi)
Penduduk | |
• Jumlah | 125.354 |
• Kepadatan | 50/km2 (100/batu persegi) |
Demografi | |
Zon waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode telepon | 0659 |
APBD | |
DAU | |
Laman sesawang | http://www.abdya.go.id/ |
Aceh Barat Daya mempunyai sektor pertanian dan perdagangan untuk menyokong ekonominya. Hal ini ditambah dengan kedudukannya yang strategik di jalur dagang kawasan barat Aceh, khususnya kota Blangpidie yang sejak dulu menjadi pusat perdagangan di pantai barat Aceh. Apabila keadaan semakin aman, terdapat banyak potensi yang dapat dikembangkan di kawasan ini. Seperti pariwisata, karena posisinya yang merupakan gabungan antara pantai Lautan Hindia dan Bukit Barisan yang hijau, selain itu dapat dikembangkan sebagai kawasan agroindustri, agroperdagangan dan peternakan bersepadu serta sektor lain yang akan berkembang.
Aceh Barat Daya merangkumi wilayah kecamatan sebagai berikut:
- Kuala Batee
- Tangan-tangan
- Susoh
- Blangpidie
- Manggeng
- Babahrot
Rujukan
sunting- ^ "Undang-undang Republik Indonesia Nombor 4 Tahun 2002" (pdf). 10 April 2002.