Peledang
Peledang, paledang, atau pledang ialah sejenis perahu layar Indonesia yang digunakan untuk penangkapan ikan paus orang asli dari komuniti Lamalera dan Lamakera di pulau Lembata dan Solor, masing-masing. Ia digerakkan oleh layar yang diperbuat daripada anyaman daun pandan dan dengan dayung. Perahu tersebut dilengkapi dengan tempuling buluh, yang mata kailnya diikat pada perahu menggunakan “tali keramat” yang disebut leo, yang dibuat dari daun kelapa gebang (Corypha utan) dan serat dari kulit waru (Hibiscus tiliaceus). Awak perahu sekitar 6 hingga 10 orang juga memakai tali leo atau tali keramat yang diperbuat daripada kapas dan kulit turi (Sesbania grandiflora) untuk nasib. Orang yang ditugaskan dengan tempuling dipanggil Lamafa, kedudukan yang sangat penting. Di sampingnya adalah seorang pembantu yang mengendalikan leo, yang juga mempunyai status tinggi bersama-sama dengan orang yang mengawal perahu (dipanggil "tuan perahu"). Peledang dibuat oleh pembuat perahu tradisional yang dipanggil Ata Molan. Dia memutuskan bahagian mana ikan paus yang diburu pergi kepada ahli krew mana.[1][2][3]
Sehingga akhir 90-an, perahu ini digunakan secara eksklusif untuk memburu ikan paus, tetapi pada zaman moden, perahu bermotor yang dipanggil "Johnsons" juga digunakan.[1]
Galeri
sunting-
Di kampung Lamakera, Solor, 1899–1900.
-
Di pulau Lomblen (Lembata), 1915.
-
Di kampung Lamalera, Lomblen, 1929.
-
Melancarkan perahu.
-
Seekor lamafa (pelembing paus) melompat dari perahu peledang, melembing ikan paus.
-
Dengan layar tanja terbentang.
-
Penombak melompat dari cucur.
Lihat pula
suntingRujukan
sunting- ^ a b Sieber, Claudio. "The World's Last Whale Hunters". The Diplomat. Dicapai pada 19 July 2023.
- ^ Sieber, Claudio. "Spearing Whales For Survival: An Inside Look". Underwater360. Dicapai pada 19 July 2023.
- ^ "Whale Hunting Lamalera Larantuka". Komodo Dreamland Tour. Dicapai pada 19 July 2023.