NOSTALGIA PERBINCANGAN DUA KADER HMI


Seorang mahasiswa bertanya padaku.

Apa perbedaan HMI lama dengan HMI saat ini?

Pertanyaan itu muncul dalam aksi yang kami lakukan pada 2022 lalu.

Aku bertanya lagi padanya.

Mengapa Anda menanyakan hal ini?

dia menjawab. Terlihat bahwa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dahulu dan HMI sekarang sangatlah berbeda.

saya bertanya lebih lanjut. Apa bedanya?

Ia juga menjawab bahwa HMI dulunya sangat kritis dan berani, dan tidak sedikit orang yang dijebloskan ke penjara karena menyuarakan pendapatnya demi melindungi kepentingan masyarakat secara keseluruhan.

Hal yang sama juga berlaku pada HMI saat ini.

Banyak anak-anak HMI yang turun ke jalan untuk menyampaikan pendapat, melindungi masyarakat, mengontrol arah demokrasi, dan mengontrol ketertiban umum.

“Kalau begitu berarti HMI tetaplah HMI yang menyampaikan kebenaran dan mewakili kepentingan rakyat,” ujarnya.

Saya menjawab dengan ulasan yang sangat panjang.

Jawaban saya adalah: pertama HMI lahir dari rahim para akademisi yang bersemangat mengakui kesenjangan dan ketidakadilan.

Kedua, HMI  ingin menjaga Islam dan ajarannya serta tetap berada di jalan yang diridhoi Allah SWT.

Ketiga, HMI didirikan oleh anak-anak Indonesia yang ingin menjaga kedaulatan negaranya dari segala bentuk penjajahan.

Dan saya memberinya lebih banyak jawaban.

Apapun yang dialami organisasi HMI, tujuan mereka tidak berubah sedikit pun.

Sampai langit runtuh, HMI akan terus menjadi organisasi yang berdiri di atas kebenaran dan  bersuara menentang pihak-pihak yang menyalahgunakan keadilan dan melakukan tindakan biadab terhadap negara ini.

Sebagai organisasi yang terus melahirkan talenta akademis, abdi, dan kreator.

HMI tidak untuk berebut kekuasaan untuk sementara dan tidak berniat menghancurkan cita-cita luhurnya.

Laflan Pane mengajarkan sikap ini dengan kecerdasan, ketangkasan, dan keberaniannya.

Beliau tidak hanya pemberani tetapi juga berilmu dan memiliki pengetahuan yang luas tentang Islam dan agama Indonesia.

Anda mungkin menanyakan pertanyaan ini karena Anda pernah mendengar bahwa HMI mengkonsumsi banyak daya.

Saya melihat banyak mantan aktivis HMI yang menjadi PNS di negeri ini.

HMI  tidak bangga memiliki banyak pengurus kalua cita-cita luhur HMI tidak bisa dilaksanakan dan dijalankan dengan baik..

Jika  ada salah satu pengurus yang berperilaku acuh dan atau melukai perasaan masyarakat, maka ini merupakan kesalahan yang akan dinilai oleh HMI. Karena sejatinya ujung tombak HMI adalah pengabdian.

Tidak ada perbedaan antara HMI dahulu dan HMI sekarang.

Orangnya bisa berbeda, namun semangat dan cita-cita HMI tidak akan pernah pudar.

Mungkin tidak ada bedanya dengan organisasi kemahasiswaan lainnya.

Sebab, orang-orang HMI bukan sekadar orang-orang yang memilih  menjadi politisi.

Namun ada juga seorang akademisi, pengusaha, guru pesantren, pedagang, petani,  bahkan tukang ojek.

Hal itu karena HMI mengembangkan para kadernya untuk mandiri dan berkomitmen, tanpa harus khawatir untuk menentukan pilihan dalam pekerjaannya.

Apapun pekerjaan itu penting, dapat memberikan kontribusi bagi suatu agama, bangsa, atau bangsa.

“Kalau begitu,  saya tidak salah masuk HMI,” tanyanya lagi.

Tidak ada yang salah dengan pilihan itu.

Salah jika kita tidak memilih dan tidak mengambil tindakan.

Tetap berorganisasi lah di mana pun Anda berada.

Organisasi adalah sebuah proses, bukan tujuan.