Propolis
Propolis [pro-po-lis] ialah campuran melekit seakan resin yang dihasilkan lebah madu daripada rembesan terkumpul dari tunas atau getah pokok serta sumber botani yang lain. Ia sering digunakan sebagai bahan menutup ruang terbuka semasa membina sarang-sarang lebah berkeluasan tertentu (anggaran 6 milimeter atau kurang), sementara ruang yang lebih besar dipenuhi dengan lilin lebah.
Warna rembesan propolis berbeza bergantung kepada sumber botani diperolehi lebah penghasil - warna perang gelap yang biasa kelihatan. Propolis melekit apabila melebihi 20 °C, ia mengeras sehingga mudah rapuh apabila ia didedahkan dalam suhu rendah.
Manfaat
suntingSelama puluhan tahun, penternak lebah menyangka propolis yang mengeras ini digunakan untuk melindungi koloni dari gangguan kecil seperti hujan atau serangan udara dingin. Hanya sejak abad ke 20 sahaja telah diteliti bahawa lebah bukan hanya bertahan, bahkan malah semakin berkembang dengan adanya pengudaraan selama musim dingin berlaku.
Kerana itu, kini dipercayai bahawa manfaat propolis lebih kepada:[1]
- Memperkuat kestabilan atau keutuhan struktur sarang
- Mengurangkan kesan getaran luar yang boleh menjejaskan dalam sarang
- Memperkuat pertahanan sarang dengan menutup ruang masuk alternatif
- Mencegah penyakit dan parasit memasuki sarang, serta menghalangi pertumbuhan bakteria
- Memelihara bangkai binatang yang mati terperangkap sehingga tidak terlalu berbau atau mendatangkan jangkitan berbahaya.
Komposisi kimiawi
suntingPada dasarnya, komposisi kimiawi propolis bisa membeza bergantung kepada bahan mentah dikumpulkan oleh lebah sepanjang kegiatan pendebungaannya.
Terdapat kajian terhadap propolis rembesan lebah yang mengumpulkan madu dari poplar (Populus spp., section Aigeiros) yang menyimpulkan bahawa unsur-unsur yang terkandung dalam propolis rembesan ini ada kemiripan bahan tertentu antaranya termasuk pinocembrin, pinobanksin dan asetat 3-O-ia, chrysin, galangin serta ester prenil asid-asid kaffeik dan ferulik[2], namun pohon yang berbeda akan menghasilkan komposisi berbeda pula.
Penggunaan
suntingDalam perubatan
suntingPara pendeta zaman Mesir kuno menggunakan propolis sebagai salah satu bahan mengawetkan mumia. Bangsa Assyria mempercayai propolis sebagai bahan yang mampu mengubati barah dan ketumbuhan, sementara masyarakat Yunani purba menggunakannya untuk mengubati bisul.[3]
Masyarakat Georgia tidak sahaja menggunakan ia sebagai bahan asas mengobati beberapa penyakit, tetapi juga sebagai bahan penenang bayi yang baru lahir merawat kutil, gangguan pernafasan, luka bakar serta juga angina. Manfaat propolis bisa ditelusuri dari sifat antimikrobanya.[4]
Begitu banyak klaim pengobatan tradisional yang menggunakan propolis, namun khasiatnya pada zaman moden belum bisa sepenuhnya dibuktikan.[3]
Sebagai bahan penggilap
suntingPropolis digunakan dalam pembuatan alat muzik bertali tertentu sebagai varnis dan bahah penguat kekudanya, serta juga untuk melindungi lubang-lubang panpipe.
Bahan ini turut digunakan sebagai penindak balas menukarkan minyak dan lemak mentah menjadi lilin yang sesuai digunakan untuk menggilap kenderaan automobil.[5][6][7][8]
Manfaat kesihatan
suntingPropolis baik untuk kesihatan daripada kemampuannya menekan pertumbuhan bakteria, virus dan fungi, serta kemampuannya meredakan inflamasi (radang).[3] Beberapa ujian percubaan terhadap tikus memperlihatkan bahawa propolis mampu memperbaiki pemulihan luka bakar.[9][10], luka kecil, infeksi, peradangan, sakit gigi, dan herpes kelamin. Namun hasil penelitian ini masih mentah karena beberapa penelitian masih dalam skala kecil atau tidak didesain dengan baik.[11]
Perpustakaan Perubatan Kebangsaan Anerika Syarikat ada menyatakan pengunaan propolis mungkin bisa efektif pada herpes di mulut dan alat kelamin serta mempercepat penyembuhan serta mengurangi radang dan rasa sakit setelah operasi mulut. Manfaat lain yang didakwa merawat pelbagai keadaan dan penyakit seperti sariawan, TBC, infeksi, barah mulut dan tekak; memperbaiki keimunnan, borok, penyakit perut dan pencernaan; common cold, luka, radang dan kondisi lainnya masih diragui kerana terlalu sedikit bukti yang dapat diperolehi[3]
Risiko alergi
suntingPropolis mungkin akan menimbulkan alergi terutamnyaa kepada pengguna yang alah kepada lebah atau produk-produk dihasilkanny; tablet hisap yang mengandung propolis bisa menyebabkan kerengsaan dan bisul di mulut. Para penghidap asma juga disarankan menghindari propolis. Untuk ibu hamil dan menyusui, belum pernah dilakukan penelitian, namun sebaiknya dihindari karena tidak jelasnya efek samping.[3]
Pendedajan terlalu lama kepada propolis boleh menyebabkan pengguna mengalami maslaah pembengkakan, penumpukan cairan, sensasi terbakar, ekzema, dan demam [11]
Rujukan
sunting- ^ Simone-Finstrom, Michael; Spivak, Marla (May–June 2010). "Propolis and bee health: The natural history and significance of resin use by honey bees". Apidologie. 41 (3): 295–311. doi:10.1051/apido/2010016.
- ^ Chemical Composition of European Propolis: Expected and Unexpected Results, diakses dari situs znaturforsch
- ^ a b c d e Propolis, diakses dari situs nlm.nih.gov
- ^ "Propolis: An Overview, diakses dari situs apinetla.com.ar" (PDF). Diarkibkan daripada yang asal (PDF) pada 2012-06-17. Dicapai pada 2019-10-15.
- ^ "Landau Carriage of 1743". Dicapai pada 2011-03-08.
- ^ "Pete's 53' contains Propolis". Dicapai pada 2011-03-08.
- ^ "GuruWax blend of propolis". Dicapai pada 2011-03-08.
- ^ "Propolis when heated cause the wax to set-up". Diarkibkan daripada yang asal pada 2011-04-05. Dicapai pada 2011-03-08.
- ^ Effects of Turkish Propolis and Silver Sulfadiazine on Burn Wound Healing in Rats, diakses dari situs revmedvet
- ^ The Influence of Egyptian Propolis on Induced Burn Wound Healing in Diabetic Rats; Antibacterial Mechanism, diakses dari situs sjpub.org
- ^ a b "What Are The Benefits of Bee Propolis, diakses dari situs drweil". Diarkibkan daripada yang asal pada 2013-05-12. Dicapai pada 2019-10-15.