Suku Bodi merupakan salah satu suku induk etnik Minangkabau di Sumatera Barat. Ia sekutu Suku Caniago dalam Lareh Bodi Caniago yang berpegang kepada Adat Perpatih. Menurut tambo Minangkabau, persekutuan ini didirikan oleh Datuk Perpatih Nan Sebatang.[1]

Etimologi sunting

Bodi berasal dari kata bahasa Sanskrit बोधि bodhi yang bererti yang telah mendapat petunjuk (seakar perkataan "budi").[2] Bodi dapat dirujuk kepada pohon Bodhi; sebuah pohon yang sangat penting bagi pertapa Buddhisme bahkan pernah dijadikan tempat pertapaan utama Siddartha Gautama Buddha, dan kononnya dahulu masyarakat suku ini adalah penganut Buddha yang taat, serta suku ini sudah menempati wilayah kawasan Minang jauh sebelum datangnya agama Islam.

Menurut tambo suku ini termasuk salah satu suku awal dalam tatanan masyarakat Minangkabau.

Penghulu adat sunting

Seperti dalam tradisi Minang lainnya, penghulu suku selalu diberi gelaran datuk, beberapa gelaran datuk pada suku Bodi antara lain Datuk Sinaro Nan Pandak, Datuk Marajo Nan Rambayan di nagari Aie Tabik.

Persebaran sunting

Masyarakat suku ini tersebar di wilayah darek (pedalaman Minangkabau) diantaranya pada kawasan kabupaten Tanah Datar, kabupaten Lima Puluh Kota dan kota Payakumbuh.

Pemekaran sunting

Dengan memperhatikan keterkaitan antar suku dalam masyarakat adat Minangkabau, suku Bodi tidak melakukan pemekaran, tetapi pada nagari tertentu suku ini bergabung dengan suku Caniago sehingga kemudian menjadi Suku Budi-Caniago atau Suku Bodi-Caniago, misalnya di kenagarian Lubuk Jambi, Kuantan Mudik, Riau.

Rujukan sunting

  1. ^ Batuah, A. Dt. (1959). Tambo Minangkabau dan Adatnya. Jakarta: Balai Pustaka. Unknown parameter |coauthors= ignored (|author= suggested) (bantuan)CS1 maint: extra punctuation (link)
  2. ^ Templat:Last1=Soekmono

Pranala luar sunting