Sidratulmuntaha (Arab: سدرة المنتهى, rumi: Sidrat al-Muntahā) ialah sebuah pokok bidara (sidr) yang menandai akhir langit/syurga ketujuh, yang menandai batas tempat makhluk yang tidak dapat melewatinya menurut tradisi Islam. Dalam kepercayaan ajaran lain, ada pula semacam kisah yang mirip dengan sidratulmuntahā, yang disebut sebagai "Pohon Kehidupan".

Dalam peristiwa Israk dan Mikraj, hanya Nabi Muhammad yang berkebolehan memasuki Sidratulmuntaha, dan dalam perjalanan tersebut, Muhammad didampingi malaikat Jibril, dan Allah memberikan perintah kepada umat Islam untuk mendirikan salat 5 waktu.[1]

Dalam agama Baháʼí Sidrat al-Muntahā biasa disebut dengan "Sadratu'l-Muntahá" ialah sebuah kiasan untuk penjelmaan Tuhan.

Rujukan sunting

  1. ^ El-Sayed El-Aswad. Religion and Folk Cosmology: Scenarios of the Visible and Invisible in Rural Egypt. Praeger/Greenwood. United States: 2002. p. 84. ISBN 0-89789-924-5

Pautan luar sunting