Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (diringkaskan kepada Kemendikbud-Ristek atau Kemdikbud-Ristek) ialah kementerian dalam Kerajaan Indonesia yang mengurus pendidikan budak usia kecik, pendidikan asas, pendidikan menengah, dan pendidikan masyarakat, serta pengurusan kebudayaan luhur Nusantara. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berada di bawah dan bertanggungjawab terus kepada Presiden Indonesia.[1]
![]() | |
![]() | |
Gambaran keseluruhan | |
---|---|
Dibentuk | 19 Ogos 1945 |
Ibu pejabat | Jalan Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270 |
Moto | Tut Wuri Handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan) |
Menteri bertanggungjawab | |
Dokumen penting |
|
Laman sesawang | www |
Kementerian ini kini diketuai seorang Menteri iaitu Nadiem Makarim semenjak tarikh 23 Oktober 2019.
SejarahSunting
Awal Kemerdekaan (1945-1950)Sunting
Pada sebelum kemerdekaan, asas-asas pendidikan yang dilakukan penjajah Belanda tak berniat membijakan kaum bumiputera, tapi lebih bertumpu pada kepentingan kolonial penjajah. Pada bahagian ini, semangat ke-Indonesia-an yang menggelora sungguh tebal sebahagai bahagian dari membangun identity dalam kalangan penduduk sebahagai bangsa merdeka; maka ia sungguh dicerminkan dalam melalu usaha dan upaya arahan (instruksyen) menteri masa itu yang bermatlamat mempamkan semangat perjuangan melalu penunjukkan imaji kenegaraan, macam mewajibkan pengangkatan Bendera Indonesia dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.[2]
Organisasyen kementerian yang masa itu masih bernama Kementerian Pengajaran pun masih sederhana sangat. Tetapi, kesedaran untuk menyiapkan kurikulum sudah dilakukan. Menteri Pengajaran yang kesatu dalam sejarah Republik Indonesia adalah Ki Hadjar Dewantara. Pada kabinet Syahrir kesatu, Menteri Pengajaran dipercayakan kepada Mr. Mulia. Mr. Mulia melakukan pelbagai langkah macam meneruskan kebijakan menteri sebelumnya di padang kurikulum berpandangan kebangsaan, membaiki fasility dan infrastrukcer pendidikan, serta menambah banyak pengajar.[2]
Pada Kabinet Syahrir kedua, Menteri Pengajaran dijawat oleh Muhammad Sjafei sampai tarikh 2 Oktober 1946. Lalunya, Menteri Pengajaran dipercayakan kepada Soewandi sehingga 27 Jun 1947. Dalam kepemimpinan Soewandi inilah dibentuknya Jawatankuasa Penyelidik Pengajaran Republik Indonesia. Jawatankuasa yang diketua Ki Hadjar Dewantara ini bermatlamat meletakkan asas-asas dan susunan pengajaran baharu.[2]
Zaman Demokrasyen Liberal (1951-1959)Sunting
Dapat dikatakan pada masa ini stability politik menjadi sesuatu yang jarang, dengan itu halnya dengan program yang boleh dijadikan tonggak, tak boleh dideskripsyenkan dengan baik. Selama masa demokrasyen liberal, sekira sembilan tahun, telah terjadi tujuh kali perubahan kabinet. Kabinet Natsir yang terbentuk tarikh 6 September 1950, menunjuk Dr. Bahder Johan menjadi Menteri Pengajaran Pendidikan dan Kebudayaan (PP dan K). Mula bulan April 1951 Kabinet Natsir diubahkan Kabinet Sukiman yang melantik Wongsonegoro mengetua kementerian ini. Lalunya Dr. Bahder Johan menjawat Menteri PP dan K sekali lagi, sebelum diubahkan dengan Mohammad Yamin, RM. Soewandi, Ki Sarino Mangunpranoto, dan Prof. Dr. Prijono.[2]
Pada masa ini, asas pendidikan yang dilakukan ialah keterusan kebijakan menteri masa sebelumnya. Yang menimbul pada zaman ini ialah zahirnya payung hukum legal formal di padang pendidikan iaitu UU Pokok Pendidikan Nomor 4 Tahun 1950.[2]
Zaman Demokrasyen Terpimpin (1959-1966)Sunting
Dekri Presiden 5 Julai 1959 menyebabkan beralihnya pemerintahan dalam Indonesia daripada sesuatu sistem pemerintah berparlimen, kepada sesuatu sistem eksekutif.
Dalam Kabinet Kerja I, 10 Julai 1959 – 18 Februari 1960, status kementerian diubah menjadi menteri muda. Kementerian yang mengurus pendidikan dibahagi menjadi tiga menteri muda. Menteri Muda Padang Sosial Kulturil dipegang Dr. Prijono, Menteri Muda PP dan K dipegang Sudibjo, dan Menteri Muda Urusan Pengerahan Tenaga Rakyat dipegang Sujono.[2]
Order Baharu (1966-1998)Sunting
Setelah Pembangkangan G30S/PKI berjaya dipadamkan, terjadilah peralihan dari demokrasyen terpimpin ke demokrasyen Pancasila. Era itu dikenal dengan nama Orde Baru dipimpinan Presiden Soeharto. Kebijakan di padang pendidikan di era Order Baharu enof banyak dan pelbagai mengingat pemerintahan ini memegang kuasa enof lama iaitu 32 tahun. Kebijakan-kebijakan itu antara lain kewajiban pentarafan P4 bahagi peserta ajar, normalisasyen kehidupan kampus, bina murid melalu OSIS, pengenalan Ejaan yang Disempurnakan, Kuliah Kerja Nyata (KKN) bahagi pelajar atas (Bahasa Indonesia:mahasiswa), perintisan sekolah pembangunan, dan sebagainya. Pada zaman ini sekhasnya tahun 1978 tahun ajaran baharu disyifkan ke bulan Jun. Pembangunan infrastrakcer pendidikan juga berbunga cepat pada era ini.[2]
Menteri pendidikan dan kebudayaan di era ini antara lain Dr. Daud Joesoef, Prof. Dr. Nugroho Notosusanto, Prof. Dr. Fuad Hassan, Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro, dan Prof. Dr. Wiranto Aris Munandar.[2]
Reformasyen (1998-sekarang)Sunting
Awal ReformasyenSunting
Setelah berjaya memenangkan enam kali Pemilu, Order Baharu pada akhirnya sampai pada akhir perjalanan. Pada tahun 1998 Indonesia dipukul krisis politik dan ekonomi. Demonstrasyen besar-besaran pada tahun itu berjaya memaksa Presiden Soeharto meletakkan jawatannya. Kabinet kesatu di era reformasyen ialah kabinet putusan Pemilu 1999 yang dipimpin Presiden Abdurrahman Wahid. Pada masa ini Departemen Pendidikan dan Kebudayaan diubah menjadi Departemen Pendidikan Nasional dengan menunjuk Dr. Yahya Muhaimin menjadi Menteri Pendidikan Nasional. Pada tahun 2001 MPR menurunkan Presiden Abdurrahman Wahid dalam sidang istimewa MPR dan mengangkat Megawati Soekarnoputri menjadi presiden. Di era pemerintahan Presiden Megawati, Mendiknas dijawat Prof. Drs. A. Malik Fadjar, M.Sc.[2]
Pemerintahan Susilo Bambang YudhoyonoSunting
Pada Pemilihan Umum 2004 dan 2009, rakyat Indonesia memilih presiden secara langsung. Pada dua pemilu itu, Susilo Bambang Yudhoyono berjaya terpilih menjadi presiden. Selama kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, jawatan Mendiknas secara berturut-turut dijawat oleh Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA. dan Prof. Dr. Ir. Mohamad Nuh. Pada tahun 2011 istiilah departemen diubah menjadi kementerian dan pada tahun 2012 padang pendidikan dan kebudayaan disatukan lagi menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.[2] Kebijakan pendidikan di zaman reformasyen antara lain perubahan IKIP menjadi universiti, reformasyen undang-undang pendidikan dengan zahirnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Ujian Nasional (UN), sertifikasyen guru dan pensyarah, Bantuan Operasional Sekolah (BOS), pendidikan karakter, dan lain-lain.[2]
Pemerintahan Joko WidodoSunting
Pada masa kabinet pemerintahan pimpinan Presiden Joko Widodo, dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (Kabinet Kerja) kementerian ini dirombak dengan meletak lain, dan memasukkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi ke Kementerian Riset dan Teknologi yang berubah namanya menjadi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, dan Direktorat Jenderal lainnya (Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, Dirjen Pendidikan Dasar, Dirjen Pendidikan Menengah, dan Dirjen Kebudayaan) masih pada strukcer, dan nomenklatur Kementerian Pendidikan, dan Kebudayaan.[3]
Nama kementerianSunting
- Departemen Pengajaran (1945-1948)
- Departemen Pendidikan, dan Kebudayaan (1948-1955, 1956-1999)
- Departemen Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan (1955-1956)
- Departemen Pendidikan Nasional (1999-2009)
- Kementerian Pendidikan Nasional (2009-2011)
- Kementerian Pendidikan, dan Kebudayaan (2011-2021)
- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (2021-sekarang)
Tesk dan fungsyenSunting
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini mempunyai tesk menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pelajaran budak-budak tahap usia kecil, asas, menengah serta dalam lingkungan masyarakat, serta pengurusan kebudayaan untuk membantu Presiden Indonesia dalam menyelenggarakan pemerintahan Indonesia. Dalam melakukan tesk ini, Kementerian ini menyelenggarakan fungsyen:
- perumusan dan penetapan kebijakan di bidang pelajaran budak usia kecik, pelajaran asas, pelajaran menengah, dan pelajaran masyarakat, serta pengurusan kebudayaan;
- pelakukan fasilitesyen atau pemudahan penyelenggaraan pelajaran budak-budak tahap usia kecik, asas, menengah serta dalam lingkungan masyarakat, serta pengurusan kebudayaan;
- pelakukan kebijakan di bidang pengtahapan naik kuality dan kesejahteraan guru dan pengajar lainnya, serta orang kepelajaran;
- koordinesyen pelakukan tesk, pembinaan, dan pemberian sokongan administresyen kepada seluruh unsur organisesyen di lingkungan Kementerian Pelajaran dan Kebudayaan;
- pengurusan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggungjawab Kementerian;
- pengawasan atas pelakukan tesk di lingkungan Kementerian;
- pelakukan bimbingan teknikal dan supervisyen atas pelakukan urusan Kementerian Pelajaran dan Kebudayaan di daerah dan provins Indonesia;
- pelakukan pembungaan, pembinaan, dan penjagaan bahasa dan sastera;
- pelakukan pengkajian dan pembungaan di bidang pelajaran budak usia kecik, pelajaran asas, pelajaran menengah, dan pelajaran masyarakat, serta kebudayaan; dan
- pelakukan sokongan substantif kepada semua unsur organisesyen dalam lingkungan Kementerian.[1]
Strakjer organisesyenSunting
Saat ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terdiri dari:
- Sekretariat Jenderal;
- Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan;
- Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat;
- Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah;
- Direktorat Jenderal Kebudayaan;
- Inspektorat Jenderal;
- Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa;
- Badan Penelitian dan Pengembangan;
- Staf Ahli Bidang Inovasi dan Daya Saing;
- Staf Ahli Bidang Hubungan Pusat dan Daerah;
- Staf Ahli Bidang Pembangunan Karakter; dan
- Staf Ahli Bidang Regulasi Pendidikan dan Kebudayaan.[1]
Tengok pulaSunting
RujukanSunting
- ^ a b c Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
- ^ a b c d e f g h i j k "Sejarah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan". Diarkibkan daripada yang asal pada 2015-03-28. Dicapai pada 2019-03-06.
- ^ "Nomenklatur Kemendikbud Tak Berubah". Diarkibkan daripada yang asal pada 2014-11-09. Dicapai pada 2019-03-06.