Senarai Wakil Presiden Indonesia

rencana senarai Wikimedia


Wakil Presiden Republik Indonesia adalah orang yang paling berpengaruh dan jawatan kedua terbesar memegang kekuasaan ke atas Negara Kesatuan Republik Indonesia setelah Presiden. Wakil Presiden merupakan garis pertama dalam pewarisan kekuasaan Presiden. Pembentukan Wakil Presiden ditetapkan pada 1945 dengan dasar Undang-Undang Dasar 1945 yang dirumuskan sebelumnya oleh Badan Persiapan Usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Wakil Presiden pertama Indonesia adalah Mohammad Hatta yang ditetapkan bersama dengan pelantikan Soekarno sebagai Presiden pertama Indonesia pada 18 Ogos 1945, sehari setelah kemerdekaan Indonesia.

Jabatan wakil presiden di Indonesia pernah mengalami kekosongan yaitu sejak tahun 1949 sampai dengan 1967 semasa pemerintahan Soekarno. Setelah itu, kala Soeharto diangkat sebagai penjawat kerusi presiden, tahun 1967 sampai dengan 1968, termasuk ketika secara definitif menjabat sebagai presiden (1973), jabatan ini juga kosong. Jabatan wakil presiden baru terisi kembali pada waktu Hamengkubuwana IX mendampingi Soeharto pada tahun, mulai 24 Maret 1973. Tercatat, selama Soeharto memimpin Indonesia, ada enam wakil presiden yang mendampingi. Kekosongan pasca-Soeharto pernah terjadi ketika Bacharuddin Jusuf Habibie menggantikannya pada tahun 1998. Habibie dan Megawati Soekarnoputri merupakan dua wakil presiden yang akhirnya menjabat sebagai presiden. Sedangkan Muhammad Jusuf Kalla, satu-satunya wakil presiden yang mendampingi dua presiden iaitu Susilo Bambang Yudhoyono pada 2004 hingga 2009 dan Joko Widodo pada 2014 hingga 2019.

Jawatan ini kini dipegang oleh Ma'ruf Amin.

Senarai sunting

  Non-partisan
  Golkar
Gambar Nama
(Birth–Death)
Masa jawatan Parti politik Presiden
1   Dr. Mohammad Hatta
(12 Ogos 190214 Maret 1980)
18 Ogos 1945[1] 13 Julai 1949 Bebas Soekarno
Kosong 19 Disember 1948 13 Julai 1949 - Syafruddin Prawiranegara
(Ketua PDRI)
Dr. Mohammad Hatta
1902–1980
13 Julai 1949 27 Disember 1949 Bebas Soekarno
Kosong 27 Disember 1949 15 Ogos 1950 - Soekarno
(Presiden RIS)
Assaat
(Pemangku sementara jawatan Presiden RI)
Dr. Mohammad Hatta
1902–1980
15 Ogos 1950 1 Disember 1956[A] Bebas Soekarno
- Kosong[a][B] 1 Disember 1956 22 Februari 1967 -
22 Februari 1967 27 Mac 1968 Soeharto
(Pejawat Presiden RI)
27 Mac 1968 24 Mac 1973 Soeharto
2   Sri Sultan Hamengkubuwono IX
(1912–1988)
22 Mac 1973[2] 23 Mac 1978[C] Bebas
3   Adam Malik
(1917–1984)
23 Mac 1978 12 Mac 1983[3] Partai Golongan Karya
4   Umar Wirahadikusumah
(1924–2003)
12 Mac 1983 11 Mac 1988[3] Partai Golongan Karya
5   Soedharmono
(1927–2006)
11 Mac 1988 17 Mac 1993[4] Partai Golongan Karya
6   Try Sutrisno
(1935– )
17 Mac 1993 14 Mac 1998 Partai Golongan Karya
7   Bacharuddin Jusuf Habibie
(1936–2019)
14 Mac 1998 21 Mei 1998[D] Partai Golongan Karya
- Kosong[b] 21 Mei 1998 21 Oktober 1999 - B. J. Habibie
8   Megawati Soekarnoputri
(1947– )
26 Oktober 1999[3] 23 Julai 2001[E] Parati Demokrasi Indonesia Perjuangan Abdurrahman Wahid
9   Hamzah Haz
(1940– )
26 Julai 2001[5] 20 Oktober 2004 Partai Persatuan Pembangunan Megawati Soekarnoputri
10   Jusuf Kalla[c]
(1942– )
20 Oktober 2004[F] 20 Oktober 2009 Partai Golongan Karya Susilo Bambang Yudhoyono
11   Boediono
(1943– )
20 Oktober 2009 20 Oktober 2014 Bebas
12
(10)
  Jusuf Kalla[d]
(1942– )
20 Oktober 2014 20 Oktober 2019 Partai Golongan Karya Joko Widodo
13
  Ma'ruf Amin
(1943– )
20 Oktober 2019 Kini Bebas

Catatan sunting

  1. ^ Jawatan Wakil Presiden Indonesia kosong pada 1956 setelah Hatta mengundurkan diri kerana perselisihan pendapat dengan Soekarno. Pada masa itu jawatan tertinggi kedua ialah Perdana Menteri, dan setelah diturunkannya Perdana Menteri Djuanda serta peralihan Indonesia ke sistem kabinet presidensial pada 1959, jawatan yang ada hanyalah wakil perdana menteri (timbalan perdana menteri).
  2. ^ Jawatan kosong pada tahun 1998 ketika Presiden Soeharto digantikan oleh Wakil Presiden B. J. Habibie. Kerana Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (sebelum dipinda) tidak mengatur kekosongan jawatan wakil presiden, maka jawatan tetap dikosongkan.
  3. ^ Masa jawatan pertama.
  4. ^ Masa jawatan kedua.

Rujukan sunting

  1. ^ Cribb & Kahin 2004, halaman 171
  2. ^ Abdulgani-Knapp 2007, halaman 91
  3. ^ a b c Cribb & Kahin 2004, halaman 479
  4. ^ Abdulgani-Knapp 2007, halaman 162
  5. ^ Cribb & Kahin 2004, halaman 269

Sumber sunting

  • Abdulgani-Knapp, Retnowati (2007), Soeharto: The Life and Legacy of Indonesia's Second President, Singapore: Marshall Cavendish, ISBN 981-261-340-4, OCLC 155758606.
  • Cribb, Robert; Kahin, Audrey (2004), Historical Dictionary of Indonesia (ed. 2nd), Lanham, Maryland: Scarecrow Press, ISBN 0-8108-4935-6, OCLC 53793487.
  • Hughes, John (2002), The End of Sukarno: A Coup That Misfired: A Purge That Ran Wild (ed. 3rd), Singapore: Archipelago Press, ISBN 981-4068-65-9, OCLC 52567484.
  • McIntyre, Angus (2005), The Indonesian Presidency: The Shift from Personal Toward Constitutional Rule (ed. 3rd), Lanham, Maryland: Rowman & Littlefield, ISBN 0-7425-3827-3, OCLC 59137499.
  • Suryadinata, Leo (2005), "Indonesia: The Year of a Democratic Election", Southeast Asian Affairs, Singapore: Institute of Southeast Asian Studies, 2005: 133–149, doi:10.1355/SEAA-05H, ISSN 0377-5437.
  • Vickers, Adrian (2005), A History of Modern Indonesia: An Enduring Rivalry, Cambridge: Cambridge University Press, ISBN 0-521-83493-7, OCLC 60794234.

Lihat juga sunting