Sebahagian daripada siri
Golongan Anglikan
Pertubuhan

Ketua Biskop Canterbury
(Rowan Williams)
Mesyuarat Ketua Paderi
Persidangan Lambeth
Majlis Perunding Anglikan
Biskop, Diosis, dan
Politi Episkopal

Latar belakang

Kristian  • Gereja Kristian
Anglikanisme  • Sejarah
Yesus  • Santo Paulus
Katolik dan Katolikisme
Penggantian Rasul
Ministry • Majlis ekumenikals
Augustine dari Canterbury  • Bede
Medieval Architecture
Henry VIII  • Reformation
Thomas Cranmer
Pembubaran Biara-biara
Gereja England
Edward VI  • Elizabeth I
Matthew Parker
Richard Hooker  • James I
Versi Diwibawakan • Charles I
William Laud  • Nonjuring schism
Ordination of women
Homoseksualiti • Laporan Windsor

Teologi

Tritunggal (Tuhan Bapa, Tuhan Anak, Roh Kudus)
Teologi  • Doktrin
Thirty-Nine Articles
Caroline Divines
Oxford Movement
Chicago-Lambeth Quadrilateral
Sacraments  • Mary  • Saints

Liturgi dan Penyembahan

Book of Common Prayer
Morning and Evening Prayer
Perjanuan  • Liturgical Year
Biblical Canon
Books of Homilies
High Church  • Low Church
Broad Church

Topik Anglikan

Ecumenism  • Monasticism
Prayer  • Music  • Art

Portal Anglikanisme

Anglikanisme (bahasa Inggeris: Anglicanism) merupakan satu tradisi kepercayaan agama Kristian di mana gereja-gereja beraliran ini sama ada mempunyai hubungan sejarah dengan Gereja England atau mempunyai kepercayaan, ibadat, dan struktur gereja yang mirip.[1]

Para penganut Anglikan mendasarkan iman Kristian mereka pada Alkitab, tradisi-tradisi Gereja apostolik, penggantian apostolik ("episkopat historis"), dan tulisan-tulisan dari para Bapa Gereja.[2] Anglikanisme membentuk salah satu cabang Kristian Barat; secara definitif menyatakan keterlepasannya dari Takhta Suci pada saat Penyelesaian Keagamaan Elizabethan.[3] Banyak formularium baru Anglikan dari pertengahan abad ke-16 yang berhubungan erat dengan formularium Protestanisme semasa. Reformasi dalam Gereja England ini didahami oleh salah seorang dari mereka yang paling bertanggung jawab atasnya, Thomas Cranmer sebagai Uskup Agung Canterbury pada saat itu, sebagai mengarahkan suatu jalan tengah antara dua tradisi Protestan yang timbul iaitu Lutheranisme dan Calvinisme.[4] Pada akhir abad tersebut, pengekalan doktrin dalam Anglikanisme atas banyak tatacara liturgi tradisional dan atas episkopatnya tidak dapat diterima oleh mereka yang mempromosikan prinsip-prinsip terbaru Protestan.

Pada separuh pertama abad ke-17, Gereja England dan Gereja Ireland yang terkait dengannya disajikan oleh beberapa rohaniwan Anglikan sebagai cakupan suatu tradisi Kristian yang berbeza, dengan berbagai teologi, struktur, dan tata ibadah yang merepresentasikan satu jenis jalan tengah atau via media yang berbeza antara Protestanisme dan Katolisisme Rom. Perspektif ini menjadi sangat berpengaruh dalam teori-teori pengenalan Anglikanisme selanjutnya dan diungkapkan dalam deskripsi Anglikanisme sebagai "Katolik dan Tereformasi" (Catholic and Reformed).[5] Tingkat perbezaan antara kecenderungan Protestan dan Katolik di dalam tradisi Anglikan merupakan bahan perdebatan rutin baik di dalam gereja-gereja Anglikan tertentu maupun di seluruh Komuni Anglikan. Kekhasan Anglikanisme adalah Buku Doa Umum, kumpulan tata ibadah yang digunakan dalam sebagian besar gereja Anglikan selama berabad-abad, dan dengan demikian diakui sebagai salah satu pertalian yang mengikat Komuni Anglikan bersama-sama.

Setelah Revolusi Amerika, jemaah-jemaah Anglikan di bekas jajahan British benua ini (merangkumi negara-negara moden Amerika Syarikat dan Kanada) dibentuk kembali menjadi gereja-gereja berautonomi dengan struktur-struktur swakelola dan uskup-uskup tersendiri, iaitu Gereja-Gereja Episkopal Amerika Syarikat dan Anglikan Kanada. Dengan meluasnya kuasa penjajahan British yang turut menggalakkan penyebaran ajaran Kristian kepada masyarakat-masyarakat asli, model ini diadopsi sebagai model bagi banyak gereja yang baru terbentuk pada saat itu, khususnya di Afrika, Australasia, dan Asia Pasifik. Pada abad ke-19, istilah Anglikanisme diciptakan untuk mendeskripsikan tradisi agama bersama dari gereja-gereja tersebut; termasuk juga dari Gereja Episkopal Scotland, yang—meski bemula lebih awal di dalam Gereja Scotland—telah diakui sebagai berbagi identitas bersama ini.

Terminologi sunting

jmpl|Yesus yang tergambar dalam jendela kaca patri di Katedral Rochester, Kent.

Kata Anglikan berasal dari istilah bahasa Latin ecclesia anglicana yang berasal dari Zaman Pertengahan setidaknya tahun 1246 yang bererti "Gereja England" (bahasa Inggeris: English Church),[6] kata Anglicanism pula muncul pada abad ke-19[7] awalnya hanya merujuk kepada ajaran dan ritus dari kalangan umat Kristian di seluruh dunia yang berada dalam persekutuan dengan Takhta Canterbury, namun terkadang diperluas hingga mencakup gereja apa saja yang mengikuti tradisi mereka tanpa keanggotaan aktual dalam Komuni Anglikan antarabangsa moden.[7][8] Sebagai kata sifat, "Anglikan" digunakan untuk menggelarkan mana-mana orang, institusi dan gereja yang teranggota dalam mazhab ini serta tradisi liturgi mahupun konsep teologi yang dikembangkan oleh Gereja England.[7]

Pengistilahan ini hanya baru menjadi umum pada separuh akhir abad ke-19 dengan termaktubnya undang-undang parlimen Britain yang merujuk kepada Gereja Negara England yang difahamkan menyatakan Anglikan adalah Gereja England, kendati kata "Protestan" digunakan dalam banyak akta yang menetapkan pengambilalihan monarki dan pelayakan jawatan. Ketika Akta Persatuan dengan Ireland menciptakan Gereja Bersatu England dan Ireland, ditetapkan bahwasanya akan menjadi satu "Gereja Episkopal Protestan", sehingga membezakan tata kelola gerejanya dari sistem Presbiterian yang berlaku di Gereja Scotland.[9]

Kata Episkopal lebih disukai dalam penamaan Gereja Episkopal (provinsi dari Komuni Anglikan yang mencakupi Amerika Syarikat) dan Gereja Episkopal Scotland, kendata nama lengkap dari yang pertama disebut adalah Gereja Episkopal Protestan dari Amerika Syarikat. Namun, di tempat lain, istilah "Gereja Anglikan" lebih disukai kerana membezakan gereja-gereja tersebut dari yang lainnya yang mempertahankan sistem episkopal.

Ordinariat dalam Gereja Katolik sunting

Pada tanggal 4 November 2009, Paus Benediktus XVI mengeluarkan suatu konstitusi apostolik, Anglicanorum Coetibus, yang memungkinkan kelompok-kelompok mantan penganut Anglikan untuk masuk ke dalam persekutuan penuh dengan Gereja Katolik sebagai anggota dari ordinariat personal.[10] Pernyataan bersama yang dibuat bersama Uskup Agung Canterbury dan Uskup Agung Westminster pada tanggal 20 Oktober 2009 mengenai pernyataan yang akan dikeluarkan itu menyebutkan:

Pengumuman Konstitusi Apostolik hari ini merupakan tanggapan dari Paus Benedictus XVI atas sejumlah permintaan selama beberapa tahun terakhir kepada Takhta Suci dari kelompok-kelompok Anglikan yang ingin masuk ke dalam persekutuan penuh yang terlihat dengan Gereja Katolik Roma, dan bersedia untuk menyatakan bahwa mereka memiliki iman Katolik yang sama dan menerima pelayanan Petrus sebagaimana dikehendaki oleh Kristus bagi Gereja-Nya.

Paus Benediktus XVI telah menyetujui, di dalam Konstitusi Apostolik ini, suatu struktur kanonik sebagai persiapan untuk Ordinariat-Ordinariat Personal, yang akan memungkinan para mantan umat Anglikan untuk memasuki persekutuan penuh dengan Gereja Katolik sembari tetap melestarikan unsur-unsur warisan rohani Anglikan yang khas.

Pengumuman Konstitusi Apostolik ini mengakhiri masa ketidakpastian bagi kelompok-kelompok tersebut, yang telah memupuk harapan akan cara baru untuk merangkul persatuan dengan Gereja Katolik. Sekarang akan diserahkan kepada mereka yang telah mengajukan permohonan kepada Takhta Suci untuk menanggapi Konstitusi Apostolik ini.
—Uskup Agung Westminster dan Uskup Agung Canterbury[11]

Untuk odinariat personal sendiri, ordinaris dapat merupakan seorang mantan uskup ataupun paderi Anglikan. Diharapkan bahawa akan dibuat ketentuan demi memungkinkan pengekalan aspek-aspek dari liturgi Anglikan (lih. Penggunaan Anglikan).[12]

Lihat juga sunting

Rujukan sunting

  1. ^ "What it means to be an Anglican". Dicapai pada 2009-03-16. Text "Church of England" ignored (bantuan)
  2. ^ Ralat petik: Tag <ref> tidak sah; teks bagi rujukan cofe2 tidak disediakan
  3. ^ (Inggeris) Green, Jonathon (1996). "Chapter 2: The Middle Ages". Chasing the Sun: Dictionary Makers and the Dictionaries They Made (ed. 1st USA). New York City: Henry Holt. m/s. 58–59. ISBN 0-8050-3466-8.
  4. ^ (Inggeris) Diarmaid MacCulloch, Thomas Cranmer: A Life, Yale University Press (1996), p. 617.
  5. ^ (Inggeris) "The History of the Church of England"; http://www.cofe.anglican.org/about/history, Official Church of England website
  6. ^ (Inggeris) "Anglicanism". Catholic Encyclopedia.
  7. ^ a b c (Inggeris) The Oxford Dictionary of the Christian Church by F. L. Cross (Editor), E. A. Livingstone (Editor) Oxford University Press, USA; 3 edition p.65 (13 March 1997)
  8. ^ "The Anglican Communion Official Website - Home Page". Dicapai pada 2009-03-16.
  9. ^ (Inggeris) Union with Ireland Act 1800, Article V: That it be the Fifth Article of Union, That the Churches of England and Ireland, as now by Law established, be united into one Protestant Episcopal Church, to be called, The United Church of England and Ireland; and that the Doctrine, Worship, Discipline, and Government of the said United Church shall be, and shall remain in full force for ever, as the same are now by Law established for the Church of England
  10. ^ (Inggeris) Miller, Duane Alexander (September 2011). "Anglicanorum Coetibus and the Church of Our Lady of the Atonement". Anglican and Episcopal History. 80 (3): 296–305. Dicapai pada 2 January 2013.
  11. ^ (Inggeris) "Joint Statement by The Archbishop of Westminster and The Archbishop of Canterbury", Anglican Communion News Network, 20 October 2009. Retrieved on 20 October 2009.
  12. ^ (Inggeris) Butt, Riazat; Hooper, John (20 October 2009). "Roman Catholic church to receive Anglicans". The Guardian. London. Diarkibkan daripada yang asal pada 22 October 2009. Dicapai pada 20 October 2009. Unknown parameter |deadurl= ignored (bantuan)

Bacaan lanjut sunting

  • Anson, Peter F. (1955). The Call to the Cloister: Religious Communities and kindred bodies in the Anglican Communion. SPCK.
  • Hein, David, ed. (1991). Readings in Anglican Spirituality. Cincinnati: Forward Movement.
  • Hein, David, and Gardiner H. Shattuck Jr. (2005). The Episcopalians. New York: Church Publishing.CS1 maint: multiple names: authors list (link)
  • Hein, David. (2009). "Thoughtful Holiness: The Rudiments of Anglican Identity." Sewanee Theological Review.
  • Jasper, R. C. D. (1989). The development of the Anglican Liturgy, 1662–1980. London: SPCK.
  • More and Cross. Anglicanism.
  • Mould, Alan (2007). The English Chorister: A History. London: Hambledon Continuum.
  • Neill, Stephen. Anglicanism.
  • Nichols, Aidan (1993). The Panther and the Hind: A Theological History of Anglicanism. T&T Clark.
  • Norman, Edward (2004). Anglican Difficulties: A New Syllabus of Errors. Morehouse.
  • Sachs, William L. (1993). The Transformation of Anglicanism: From State Church to Global Community. Cambridge University Press.
  • Sykes, Stephen, John Booty, and Jonathan Knight, (eds.). The Study of Anglicanism. Minneapolis: Fortress Press.CS1 maint: multiple names: authors list (link) CS1 maint: extra text: authors list (link)
  • Temple, William. Doctrine in the Church of England.
  • Griffith Thomas, William Henry (1930). The Principles of Theology: An Introduction to the Thirty-Nine Articles. London: Longmans, Green & Co.

Pautan luar sunting

Templat:Anglican Churches